10 Tren Perilaku Konsumen Memilih Produk Pangan

Ilustrasi lemari es atau kulkas
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Setiap tahun, survei mengenai 10 tren teratas dalam perkembangan selera konsumen terhadap aneka jenis produk pangan di seluruh dunia di publikasikan. Rilis tersebut membantu produsen membaca selera konsumen terhadap produk-produk yang diciptakan.

Parkir Liar Kian Menjamur di Minimarket, Seperti Apa Aturannya?

Dalam seminar yang diadakan dalam gelaran Food Ingredients Asia di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 22 September 2016, Annie Liu, selaku Account Manager dari Innova Market Insights membeberkan 10 tren prilaku konsumen dalam membeli produk pangan yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan pelaku industri makanan dalam menciptakan produk pangan.

1. Clear label

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Zulhas: Pengusaha Curang Membunuh Usahanya Sendiri

Jika sebelumnya perusahaan dituntut untuk terbuka terhadap bahan yang digunakan dalam pengolahan makanan. Saat ini masyarakat lebih sadar akan kandungan makanan yang akan dikonsumsi. Umumnya mereka melihat zat buatan apa yang ada di dalam makanan yang akan dikonsumsi.

"Konsumen saat ini bukan mencari produk organik, melainkan produk yang sehat," jelas Liu.

Presiden Direktur P&G Indonesia Sebut Prospek Masa Depan Indonesia Cerah 

2. Makanan free-from

Saat ini beberapa produk diluncurkan dengan mencantumkan label 'bebas dari...', Gluten free, egg free, sugar free dan lain-lain. Makanan dengan label ini dicari-cari oleh konsumen.

3. Flextarian

Banyak konsumen yang mulai mengurangi konsumsi daging, namun belum sepenuhnya menjadi vegetarian. Biasanya mereka lebih kritis ketimbang vegetarian dalam memilih makanan yang mengandung daging atau rasanya mendekati daging.

4. Proses alami

Makanan yang diproses secara alami juga menjadi sesuatu yang dicari konsumen, pasteurisasi dan fermentasi dianggap sebagai sebuah proses alami yang mudah dimengerti oleh konsumen ketimbang pengolahan modern. Jika makanan diproses secara modern, tugas perusahaan untuk menjelaskan bagaimana makanan tersebut diproses.

5. Sayur-sayuran

Rendahnya konsumsi sayur di kalangan konsumen bisa menjadi celah bagi produsen makanan. Para konsumen sadar bahwa sayur penting untuk kesehatan, memasukkan elemen sayur dalam makanan bisa menjadi alternatif.

6. Hubungan nyata (creating a 'real' link)

Konsumen yang didominasi generasi milenial ingin tahu apakah produk yang dihasilkan merupakan produk lokal atau tidak, apakah bahannya diolah berkelanjutan dan dibuat dengan benar dan bahkan apakah para pekerja diperlakukan dengan baik atau tidak.

7. Pemain kecil dengan ide besar

Perusahaan besar biasanya memiliki beberapa kompetitor besar pula, namun sekarang kompetitor mereka juga berasal dari perusahaan-perusahaan kecil. Perusahaan kecil ini biasanya melakukan hal kecil namun dijalankan dengan sempurna. Karena lingkupnya yang kecil biasanya ide yang muncul lebih cepat teralisasikan. Tidak sedikit perusahaan kecil yang menginspirasi perusahaan besar dalam berbisnis atau bahkan membeli perusahaan kecil tersebut.

8. Makanan suplemen olahraga (beyond the athlete)

Semakin banyak konsumen yang mulai sadar pentingnya berolahraga dan pentingnya mendapatkan asupan gizi yang sesuai dengan aktivitas yang mereka jalani. Kini mulai banyak perusahaan atau pelaku industri makanan mengembangkan aneka pangan yang ditujukan bagi para pecinta olahraga.

9. Kegemaran

Beberapa makanan seperti coklat dan makanan pencuci mulut lain memang tidak bisa dikategorikan sepenuhnya dikategorikan sebagai makanan sehat. Mereka menginginkan makanan yang dapat memenuhi hasrat mereka, tanpa merasa khawatir akan kesehatan mereka (guilty free).

10. Mencoba hal baru

Setiap konsumen pasti senang mencoba hal-hal baru termasuk makanan. Ketika mengunjungi suatu daerah, kuliner menjadi incaran. Biasanya mereka mencari makanan dengan rasa, bentuk dan tekstur yang unik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya