Bayi Prematur Lebih Pintar Saat di Bangku Sekolah?

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kelahiran prematur, seringkali dianggap dapat memicu gangguan pada kemampuan kognitif si kecil. Tetapi, penelitian terbaru menemukan, kebanyakan bayi prematur, akan memiliki performa yang lebih baik saat di sekolah.

RSUD Bayu Asih Purwakarta Klarifikasi Sangkaan Penolakan Penanganan Bayi Prematur

Dikutip dari laman Medical Daily, Selasa 13 Juni 2017, para peneliti dari Northwestern University and Northwestern Medicine, menemukan bayi yang lahir di usia kehamilan 23 atau 24 minggu, akan mampu memulai bangku taman kanak-kanaknya dengan tepat waktu.

"Studi ini menganalisa kemampuan bayi prematur di kemudian hari, saat sudah mulai bersekolah," ujar salah satu peneliti, dr. Craig Garfield.

Memilukan, 5 Bayi Prematur di Gaza Ditemukan Membusuk di RS Al Nasr

Dalam studi yang dipublikasikan dalam JAMA Pediatrics, peneliti menganalisa data pada lebih dari 1,3 juta bayi yang lahir di usia kehamilan 23 hingga 41 minggu yang terdaftar di sistem sekolah Florida. Rekaman vital statistiknya disamakan dengan rekaman kemampuan sekolah, untuk melihat dampak kelahiran dini pada bayi dengan kemampuannya di sekolah.

Hasilnya, bayi yang lahir dengan sangat dini, tidak mampu mengerjakan tes standar yang diberikan. Tetapi, bayi yang lahir di usia 25 minggu, atau selebihnya, memiliki kemampuan yang hampir sama baiknya dengan yang lahir tepat pada minggu kehamilannya. Bahkan, dua persen dari anak yang lahir prematur, menerima penghargaan dari sekolah karena menunjukkan performa yang sangat baik di kelasnya.

Biadab! Israel Tinggalkan Bayi-Bayi Prematur Palestina Hingga Membusuk di RS Anak Gaza

"Mungkin, banyak orang yang khawatir dengan performa bayi yang lahir prematur. Tetapi, hasil yang kami dapat, hampir semua bayi yang lahir di usia 23 minggu, masih menunjukkan performa tinggi pada fungsi kognitif saat akan memulai memasuki bangku taman kanak-kanak," tambah peneliti lain, David Figlio.

Meski demikian, para peneliti melihat hasil ini dengan hanya mengacu pada usia kelahiran bayi. Sedangkan faktor lain di luar itu, seperti dukungan lebih dari keluarga atau guru, tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

"Penelitian selanjutnya, kami ingin fokus dengan dukungan pada keluarga bayi prematur untuk melihat potensi penuh diri anak," lanjutnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya