Masjid Hajjah Fatimah: Perpaduan Budaya Cina, Melayu, dan Eropa

Hajjah Fatimah Mosque
Sumber :

VIVA.co.id – Saat berjalan di Kampong Glam, dan Anda diharuskan untuk menunaikan salat, coba kunjungi masjid ini! Mendengar dari nama masjid ini, pasti Anda bertanya-tanya karena dinamai dengan nama wanita. Sangat jarang bukan? Didirikan tahun 1846, Hajjah Fatimah Mosque adalah sebuah masjid yang terletak di sepanjang Beach Road di distrik Kampong Glam.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Masjid indah ini memiliki perpaduan dari budaya timur dan barat yang sangat menarik. Arsitektur masjid ini memiliki pengaruh Eropa, Melayu dan Cina. Masjid ini dirancang oleh arsitek Inggris yang tak dikenal.

Nama Hajjah Fatimah Mosque di ambil dari nama seorang wanita pengusaha kaya yang menyumbang tanah masjid ini pada abad ke-19. Sebelumnya, Hajjah Fatimah Mosque adalah rumah pribadi beliau. Namun beberapa saat terjadi perampokan dan kebakaran, sehingga Hajjah Fatimah memutuskan pindah dan membangun masjid di tanah itu.

Berasa di Curug, Emak-emak Indonesia Gelar Tikar dan Makan Lesehan di Bandara Changi

Masjid dengan dominan berwarna cokelat-krem ini tidak terlalu luas namun sangat indah dengan paduan kubah berbentuk bawang. Area wudhunya juga terlihat seperti rumah Melayu dengan ukiran kayu tradisional Melayu-Muslim di dalamnya. Di depan masjid ini juga ada taman kecil atau alun-alun yang tenang

Anda akan melihat ubin porselen mengkilap khas Cina di sisi kisi-kisi jendela, bagian-bagian lain yang terbuat dari kayu, dan dinding bagian atas tembok pembatas atap. Elemen Eropa juga terdapat di dalamnya termasuk pintu berbentuk lanset, lekukan dan jendela. Namun, yang akan menarik perhatian Anda adalah menara masjid ini.

10 Negara Paling Bahagia di Asia, Indonesia Peringkat Berapa?

Menara masjid ini menyerupai menara gereja jika Anda lebih memperhatikannya. Menara ini terdiri dari tiga tingkat, dengan dua menara oktagonal dan piramida memanjang. Sering kali dibandingkan dengan bangunan Gereja St Andrew yang pertama.

Karena pondasinya berpasir selama bertahun-tahun lamanya, menara mulai miring ke arah kubah sekitar enam derajat. Pekerjaan pelestarian telah menghentikan kemiringan lebih lanjut tetapi kemiringannya masih terlihat. Kebanyakan para pengunjung menjulukinya sebagai ‘menara miring’-nya Singapura (The Leaning Tower of Singapore). Masjid ini juga ditunjuk sebagai National Monument of Singapore pada 28 Juni tahun 1973.

4001 Beach Road

Mau cari tempat belanja murah lainnya? Coba jelajahi Singapura dengan buku petunjuk wisata yang sudah dilengkapi dengan stasiun-stasiun MRT dan moda transportasi umum lainnya. Unduh di sini dan dapatkan juga jalur-jalur lain yang bisa diakses bis kota.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya