Sumber :
VIVAlife - Meski sudah memasuki minggu kedua Ramadan, kisah menyambutannya tetap menjadi cerita hangat. Berbagai ritual pun sudah dilakukan masyarakat di berbagai daerah. Seperti halnya di Pekanbaru.
Kota bertuah ini memiliki petang megang, ritual penyambutan Ramadan yang diadaptasi dari budaya Melayu. Kegiatan petang megang dipusatkan di pinggiran Sungai Siak yang membelah kota.
Baca Juga :
Brutalnya Israel, Mayat Warga Palestina Ditemukan di RS Nasser dengan Kondisi Telanjang & Diborgol
Soal antusiasme warga, jangan ditanya. Beberapa jam sebelum acara dimulai saja, orang-orang sudah bersiap di sekitar Jembatan Siak. Menenteng rebana, lengkap dengan pakaian teluk belanga yang menambah kesakralan acara.
Petang megang sendiri awalnya merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Melayu. Berupa mandi dengan wangi-wangian, semisal air limau. Karena itu tradisi ini juga kerap disebut dengan petang balimau. Maknanya: membersihkan diri dari segala macam kotoran, baik yang menempel dalam raga maupun jiwa.
Konsep pembersihan diri ini sebenarnya juga kerap ditemui di jawa Tengah. Di Klaten misalnya. Masyarakat menyebutnya sebagai padusan. Diambil dari kata adus yang berarti mandi.
Padusan versi Pekanbaru ini digelar dengan cukup semarak. Sebelum acara inti, warga melakukan ziarah makam pendiri Pekanbaru di Senapelan. Rangkaian acara dilanjutkan dengan hiburan seperti persembahan tari-tarian dan lagu-lagu melayu hingga lomba menangkap itik.
Gelaran petang megang yang dilaksanakan setiap tahun ini sekaligus sebagai upaya pelestarian tradisi temurun masyarakat Melayu.
Oleh: dansapar
Artikel ini diikut sertakan dalam Lomba Tulis Ramadan Unik kanal U-Report berhadiah gadget. Kirimkan juga tulisan tentang tradisi Ramadan di daerah Anda melalui
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Konsep pembersihan diri ini sebenarnya juga kerap ditemui di jawa Tengah. Di Klaten misalnya. Masyarakat menyebutnya sebagai padusan. Diambil dari kata adus yang berarti mandi.