Festival Jenang Solo Pecahkan Rekor Muri

Festival Jenang di Solo
Sumber :
  • Festival Jenang

VIVA.co.id - Jenang atau bubur adalah salah satu kudapan tradisi yang dimiliki masing-masing daerah di wilayah Nusantara. Sayang, kudapan tradisi ini kian lama terpinggirkan dengan desakan kuliner asing atau sejenis fusion. 

Indonesia Berambisi Bangun Bandara Antariksa
Bermaksud untuk mengangkat kembali ragam kuliner itu, Solo membuat Festival Jenang. Acara dengan tema Kreasi Jenang Bahari digelar di koridor Ngarsopuro, dari Sabtu hingga Selasa, 15 sampai 17 Februari 2015.

Polisi Korban Bom Solo Naik Pangkat
Puluhan ribu porsi jenang disebar kepada warga. Tak ayal, aksi ini pun diganjar rekor MURI dengan predikat pembagian jenang terbanyak. 

Dua Mahasiswi UNS Diduga Ikut Gafatar, Hilang Sejak Desember
Aksi yang digelar selama tiga hari ini tak pernah sepi dengan pengunjung. Puluhan stand Pokdarwis dari berbagai kelurahan di Solo ini menyediakan berbagai jenang atau bubur. Mulai dari jenang grendul, jenang sumsum, jenang delima, bubur lemu yang dipadukan dengan bahan utama ikan laut. 

Tak hanya menyajikan bubur atau jenang yang sering dijual di pasar tradisional, festival ini juga menyajikan kreasi jenang yang nyeleneh. Seperti jenang cinta, jenang antiosteoporosis, jenang bahari semangat tinggi, jenang tiga warni atau jenang warni papat, dan jenang lima warna atau jenang koloh. Dua jenang terakhir merupakan jenang peninggalan keraton. 

Slamet Rahardjo, Ketua Dewan Pembina Yayasan Jenang Indonesia menjelaskan, Festival Jenang kali ini sudah digelar empat kali. Panitia sengaja mengangkat tema Jenang Bahari. Tak lain adalah karena ingin mengangkat kembali kekayaan bahari yang dimiliki Indonesia. Ragam ikan di laut merupakan salah satu contoh dari kekayaan bahari Nusantara.  

"Festival Jenang ini diharapkan mampu mengajak dan mengampanyekan gemar mengonsumsi ikan laut. Di sisi lain mengangkat spirit kejayaan bahari Indonesia," kata Slamet. 

Dengan merujuk tema itu, tak ayal jenang dan bubur yang disediakan panitia menggunakan bahan utama ikan laut. Seperti jenang bahari semangat tinggi yang berbahan dari bubur beras dan dipadukan kaldu ikan kakap serta diberi topping udang dan cakwe. 

Ada juga bubur antiosteoporosis yang berbahan dasar bubur beras. Lantas bubur itu diberi udang, ikan teri, dan buah labu. Bubur ini mengandung kalsium yang tinggi, sehingga bubur ini diyakini memiliki khasiat untuk memperkuat tulang. 

Lantas, ada juga bubur bahari balado. Bubur yang terbuat dari bubur beras kemudian diberi kuah sayur tumpang (tempe yang dimasak dengan bawang, lombok, bumbu dapur, dan santan). Lalu, bubur kreasi itu ditaburi teri balado. 

Senior Manager Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Paulus Pangka mengatakan, event Festival Jenang Solo ini berhasil memecahkan rekor Muri dengan kategori pembagian jenang terbanyak. 

"Event ini membagikan 33.720 porsi jenang dan bubur. Rekor tercatat di nomor 6.389. Sebelumnya, rekor itu dipegang oleh Riau yang membagikan 30.000 porsi jenang," ujarnya dalam sambutan Festival Jenang, Ngarsopuro, Solo, Selasa, 17 Februari 2015. 

Sementara itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menjelaskan, kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya tradisi, khususnya kuliner jenang. Menurut dia, dalam masyarakat Jawa, jenang memiliki nilai dan falsafah. 

"Jenang dalam budaya Jawa itu memiliki nilai filosofi. Jenang selalu mengiringi proses hidup manusia dari lahir, khitan, menikah, hamil, dan meninggal," ujar dia.

Setiap jenis jenang memiliki arti. Seperti jenang lemu yang selalu dihadirkan saat syukuran kehamilan. "Jenang lemu itu dimaksudkan agar anak yang dikandung lemu. Lemu dalam arti gemuk sehat, gemuk sejahtera," kata Rudy. (art)

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya