Menguak Kehebatan Rompi Perang Ratusan Tahun Asal Sulbar

Rompi perang atau baju Zirah asal Sulawesi Barat dipajang di Museum Ronggowarsi
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dwi Royanto/ Semarang

VIVA.co.id – Sejumlah barang kuno dan antik dari berbagai penjuru museum nusantara dipajang dalam perhelatan Museum Mart 2016 di museum Ronggowarsito, Semarang, Jawa Tengah. Salah satu yang menarik perhatian adalah pameran berbagai koleksi museum asal Sulawesi Barat.

Haikal Hassan: Holocaust Itu Hoax Terbesar!

Dari berbagai koleksi museum yang sengaja didatangkan dari Sulawesi Barat itu, keberadaan rompi perang berusia ratusan tahun menjadi benda yang memiliki daya tarik tersendiri. Namanya baju zirah atau Babu Zara' dalam bahasa Sulawesi.

Dari namanya, Zirah artinya kuat sehingga baju zirah tersebut cocok dipakai warga pedalaman Sulawesi tatkala berperang melawan musuh-musuhnya sejak ratusan tahun silam sampai sekarang.

Ada Museum Holokos di Minahasa, Apa Tujuannya?

"Baju zirah ini memang banyak yang penasaran. Jika dilihat lebih dekat, rompi perang ini memang terbuat dari bahan-bahan yang kuat dari serangan musuh," kata Etha Farida, pemandu wisata Museum Mart Semarang, Selasa, 17 Mei 2016.

Uniknya, dalam baju zirah yang berbentuk rompi itu terdapat juga manik-manik khusus yang berupa kalung terbuat dari batu. Terdapat pula kulit kerang berukuruan besar yang diikat memutar di bagian depannya. Konon, kulit kerang ini dipercaya sebagai tameng tatkala dalam situasi perang melawan musuh.

MUI Sebut Museum Holocaust di Minahasa Langgar Konstitusi

Tentu saja, pameran baju zirah berbentuk rompi ini begitu memikat perhatian. Anto (45), salah satu penyuka barang antik begitu seksama melihat lebih dekat pameran asal museum Sulawesi Barat itu. Dari hasil pengamatannya selama ini, Sulawesi Barat memang banyak memamerkan koleksi yang banyak menggunakan bahan-bahan dari tulang ataupun gading binatang, baik senjata, kalung, rompi maupun manik-manik lain.

"Keren juga sih. Jika dilihat lebih dekat kayak rompi dalam film pahlawan super. Apalagi koleksi dari daerah ini cukup banyak, " ujar Anto.

Diketahui, pelaksanaan ajang pameran koleksi museum (Museum Mart 2016) digelar  di Museum Ronggowarsito Jalan Abdurahman Saleh, Semarang selama enam hari mulai 12-17 Mei 2016. Event yang juga meramaikan HUT ke-469 Kota Semarang itu diikuti oleh 24 museum besar.

Tak hanya peserta museum dari bumi nusantara, aneka ragam barang langka dari dalam maupun luar negeri diperlihatkan kepada pengunjung museum. Dua di antaranya bahkan berasal dari 'Negeri Jiran' Malaysia dan Brunei Darussalam.

Baca Juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya