- Bimo Aria/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2016 phase ke-2 resmi dibuka. Peresmian GATF 2016 fase ke-2 ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, Direktur Utama Garuda lndonesia M. Arif Wibowo dan Direktur Konsumer Banking BNI Anggoro Eko Cahya di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat, 7 Oktober 2016.
Pada GATF 2016 fase ke-2 ini dilaksanakan serentak di 18 kota mulai 7-9 Oktober 2016 dengan target total penjualan senilai Rp386 miliar. Dikutip dari keterangan yang diperoleh VIVA.co.id, ke-18 kota tersebut, yakni Jakarta, Bandung, Medan, Lampung, Palembang, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok, Kupang, Balikpapan, Makassar, Manado, Ambon, Timika dan Jayapura.
GATF 2016 merupakan kegiatan one stop shopping bagi para pelanggan setia Garuda Indonesia. Selain menjual tiket penerbangan dengan harga terbaik dan paket wisata menarik, juga ada penawaran hotel, paket tur hingga barang-barang perlengkapan liburan lainnya.
Di samping itu, untuk memberikan penawaran yang menarik bagi para pengunjung, selama GATF 2016 fase ke-2 ini, Garuda lndonesia menawarkan berbagai program dan kegiatan menarik, seperti program Happy Hour, program di mana para pengunjung dapat membeli tiket penerbangan dengan diskon sampai dengan 80 persen pada periode pukul 10.00-13.00 WIB, dan pukul 16.00-18.00 WIB, yang dilaksanakan serentak di 18 kota setiap harinya.
Selain itu, juga ada program Best Deal, program di mana para pengunjung akan mendapatkan berbagai penawaran menarik untuk tiket domestik dan internasional. Untuk domestik mendapat diskon hingga 13 persen dan diskon tiket internasional hingga 20 persen untuk seluruh kelas yang tersedia.
Selama tiga hari pelaksanan, pengunjung bisa berburu tiket murah dan promo wisata lainnya dengan tiket seharga Rp25 ribu pada Jumat, dan Rp30 ribu pada Sabtu dan Minggu.
Intip Syarat Dapat Tarif PCR Rp195 Ribu dari Lion Air
Layanan tarif PCR Rp195 ribu hanya berlaku bagi penumpang Lion Air keberangkatan dari Bandara Soetta dan Halim Perdanakusuma.
