Mengunjungi Kampung Peneleh, Tempat Lahir Para Pejuang

Bangunan Belanda rancangan Der Van Klarje
Sumber :
  • Viva.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Kampung Peneleh dikenal sebagai kampung yang cukup tua di Surabaya Jawa Timur. Tidak banyak pelancong yang tahu tentang kampung ini, padahal di kampung ini jejak tokoh-tokoh pergerakan nasionalisme tumbuh salah satunya bapak pendiri pendiri Sarekat Islam, Tjokroaminoto, dan presiden pertama RI Soekarno. 

Isi Libur Lebaran, Yuk Jelajahi Sejarah Islam dengan Cara Seru dan Edukatif

Kampung Peneleh berada di sisi timur Jalan Bubutan. Keduanya terpisah sungai Kalimas yang menjulur dari Pelabuhan Tanjung Perak dan membelah kota. Konon, sebagaimana titik lain di sepanjang bantaran Kalimas, Peneleh dahulunya sibuk dengan aktivitas perdagangan.

"Pada masa Belanda, di sini kebanyakan ditinggali masyarakat Bali yang merantau ke Surabaya. Di sini dulu tempat dagang buah," kata aktivis Surabaya Heritage, Kuncarsono Prasetyo, ditemui VIVA.co.id di Jalan Peneleh 46 Surabaya, Jawa Timur.

Rekomendasi Wisata Anti-Mainstream di 5 Tempat Kelahiran Pahlawan Nasional

Predikat kampung sejarah pada Peneleh tidak berlebihan. VIVA.co.id coba menyusuri kampung yang berada di sepanjang bantaran Kalimas itu. Banyak gedung-gedung masa kolonial berdiri kokoh. Ada yang masih terawat, tetapi tidak sedikit yang terlihat kusam.

Salah satu bangunan kuno yang masih apik ialah rumah yang kini dimiliki Kuncar dan disulap jadi kedai kopi di Jalan Makam Peneleh 46. Rumah itu dibangun oleh seorang Belanda, Der Van Klarje, pada 20 Februari 1907. Sepuluh tahun kemudian dibeli saudagar Arab dan pada 1938 dibeli peranakan Tionghoa, Lioe Djin Tjhong.

7 Tujuan Wisata untuk Mengenang Sejarah Indonesia, Wajib Dikunjungi

Dari anak Tjhong, Lingga Loemanto, rumah itu dibeli Kuncar. Rumah berarsitektur Indisch itu pernah terkena mortir saat perang 10 November 1945 pecah. Kata Kuncar, mortir nyasar itu tidak sampai merobohkan bangunan. Hanya menciptakan Lubang besar di dinding. "Ketika saya beli tahun 2014, bekas lubangnya sudah tertutup," ujarnya.

Rute wisata kampung sejarah Peneleh dibeberkan Kuncar. Yakni dari rumah Presiden RI pertama lahir, Soekarno atau Bung Karno. Lalu di Jalan Pandean Gang IV; Rumah pendiri Sarekat Islam, Tjokroaminoto, kemudian di Jalan Peneleh Gang VII; Masjid Jamik Peneleh di Jalan Peneleh Gang V; dan berakhir di kompleks makam Belanda di Jalan Peneleh 35.

Kuncar mengatakan, Kampung Peneleh belum maksimal digarap Pemerintah Kota Surabaya sebagai destinasi wisata sejarah. Selama ini baru dikenalkan oleh komunitas-komunitas pecinta sejarah. "Kami pernah tawarkan konsep agar digarap serius, tapi belum ada respons," ujarnya.

Kendalanya sepertinya rumit. Berdasarkan pengamatan, Kampung Peneleh merupakan kampung padat hunian. Rumah-rumah kuno kebanyakan masih dikuasai oleh swasta. Pemkot bisa jadi kesulitan mengintervensi. Butuh anggaran besar untuk mengambil alih. "Saya dapat rumah kuno ini miliaran," kata Kuncar.

Selain Kampung Peneleh, kampung bersejarah lainnya ialah di Jalan Bubutan, yang berada di seberang Kalimas. Kampung Bubutan juga padat dengan bangunan kuno. Salah satunya gedung sekolah yang didirikan KH Wahab Chasbullah, Nahdlatul Wathan atau Kebangkitan Bangsa pada 1916.

Kampung Peneleh Surabaya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya