Romantisme Pulau Kemaro yang Melegenda

Pagoda di Pulau Kemaro
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diza Liane Sahputri

VIVA.co.id – Kecantikan Pulau Kemaro di sisi sungai Musi, Palembang, menawarkan kisah romantis nan menyedihkan. Cerita sepasang kekasih dari dua negara berbeda, membuat pulau tersebut semakin melegenda.

Kisah Cinta yang Melegenda di Pulau Kemaro

Nama Pulau Kemaro diambil dari kata kemarau atau musim kering. Karena, setiap musim hujan tiba dan air sungai melimpah ruah, pulau ini tetap tidak kena banjir dan tetap kering.

Untuk mencapai Pulau Kemaro, wisatawan diharuskan menggunakan getek khas Palembang melalui sungai Musi. Sebelum tiba di Pulau Kemaro, Anda akan disuguhkan pemandangan khas Palembang yakni aktivitas masyarakat di pinggir sungai Musi.

Wisata di Palembang yang Bisa Dilakukan dalam Satu Hari

Mulai dari mandi hingga membasuh pakaian. Serta rumah adat khas Palembang yang mengapung di atas sungai dengan ciri khas warna dan bentuknya. Usai menikmati asyiknya suguhan sisiran sungai Musi, tibalah Anda di Pulau Kemaro.

Klenteng Seriwijaya Palembang

Tarik Minat Wisatawan, Walikota Hadirkan Delman di Palembang

Kisah cinta

Keunikan Pulau Kemaro terdapat pada kisah cinta romantis yang melegenda di masyarakat. Kisah bermula dari seorang saudagar asal China, bernama Tan Bun An saat mengunjungi Palembang. Tanpa disangka, sang saudagar bertemu dengan Putri Kerajaan Palembang, Siti Fatimah. Keduanya jatuh hati.

Bukan tanpa kendala, cinta dua sejoli itu tetap mendapat ujian. Untuk meminang sang putri, Tan Bun An harus menyiapkan sembilan guci berisi emas. Keluarga sang saudagar mengirimkannya dari China, namun dengan ditutupi sayur mayur.

Saat sampai di Palembang, Tan Bun An marah bukan main melihat guci hanya berisi sayur dan bukan emas. Dibuanglah guci tersebut ke laut. Namun, tanpa sengaja, guci terakhir terpecah dan menampakkan emas di dalamnya.

Tanpa pikir panjang, sang saudagar melompat ke laut untuk mengambilnya. Melihat hal tersebut, Siti Fatimah menyusul sang calon suaminya. Namun, keduanya tak kunjung kembali.

Singkat cerita, di Pulau Kemaro menyisakan dua gundukan yang dipercaya adalah kuburan dari dua sejoli tersebut. Kuburan mereka kini dapat dilihat di dalam klenteng yang ada di Pulau Kemaro.

Gundukan Siti Fatimah dan saudagar China, Tan Bun An

Tidak habis sampai di situ, Pulau Kemaro juga memiliki Pagoda setinggi 50 meter berwarna merah mencolok. Di dekatnya, terdapat sebuah pohon beringin yang dinamakan sebagai pohon cinta, yang diberikan pagar sebagai pembatas.

Di pohon dan pagar tersebut, banyak tertulis nama pasangan kekasih. Mitosnya, mereka yang menuliskan namanya dengan pasangannya, kisah cinta mereka akan terjalin hingga akhir hayat.

Nah, bagaimana? Tertarik untuk mengunjungi Pulau Kemaro dengan legenda cintanya?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya