Polisi Jaga Ketat Perayaan Natal

Misa Natal di Gereja Katedral,Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews -- Jumat siang, 24 Desember 2010, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat dihebohkan penemuan empat kardus mencurigakan yang tergeletak di pinggir jalan.

Keempatnya dialamatkan ke Polresta Bima dan Brimob Bima. Mukhsin, tukang ojek yang menemukan kardus-kardus itu melaporkan temuannya ke Polsek Cakra yang langsung ditindaklanjuti oleh Polres Mataram dan Brimob Polda NTB.

Tim Gegana diturunkan, lokasi disterilisasi dengan garis polisi, aparat bersenjata lengkap diturunkan. Hampir dua jam petugas menangani, dan akhirnya terkuak, paket itu bukan berisi bom tapi minuman ringan.

Kapolres Mataram Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) I Nyoman Sukena menduga, aksi yang bisa digolongkan teror ini bertujuan menyebar rasa tidak aman bagi masyarakat terutama jelang perayaan Natal.  Apalagi, alamat pengirimnya fiktif. "Kami segera menyelidiki kasus ini," kata Sukena.

Apa yang dilakukan polisi NTT tak berlebihan. Teror menjelang Natal sudah ditebar jauh hari di sejumlah wilayah di Indonesia, adalah fakta.

Di Gereja Katolik Raja Kristus, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Selasa 7 Desember 2010 sebuah bom rakitan meledak. Untung tak ada korban jiwa dalam insiden itu, meski pot-pot bunga yang menghias gereja pecah, hancur.  Rangkaian bom juga ditemukan di Pos Polisi Jalan Solo, Klaten dan Gereja Sendang Sriningsih, Gayamharjo, Prambanan, Yogyakarta.

Apalagi intelijen telah memperingatkan, teror masih mengancam saat Natal maupun Tahun Baru.  Polisi pun segera bertindak, ribuan aparat diturunkan untuk mengantisipasi kemungkinan serangan kelompok teroris pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru.

Di Jakarta, 300 aparat kepolisian mengamankan Gereja Katedral. Ribuan aparat lainnya disebar ke seluruh gereja di ibu kota.

"Warga Jakarta, khususnya umat Kristiani tidak perlu merasa ragu dan khawatir manjalankan perayaan Natal. Karena kami siap mengamankan Ibu Kota," ujar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat berkeliling  ke lima gereja di DKI Jakarta, Jumat malam, 24 Desember 2010.

Sementara, di Cilacap, Jawa Tengah, Front Pembela Islam (FPI) ikut membantu kepolisian mengamankan malam Natal.

Ketua Majelis Tanfizi FPI DPW Cilacap, Haryanto, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk toleransi. "FPI dengan umat Nasrani tidak ada masalah, kalau ada gesekan itu berkaitan dengan prosedural tempat ibadah, soal keyakinan kami menghormati mereka," tutur Haryanto.

FPI bahkan siap membantu jika ada yang merugikan umat Nasrani. "Kami berkoordinasi dengan aparat dan elemen lain," tambah Haryanto.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Tak hanya Indonesia yang dibayang-bayangi teror bom. Meski tak menyasar gereja, Kota Roma, Italia dipaksa untuk bersiaga penuh di perayaan Natal pasca meledaknya bingkisan berisi bom yang membuat dua staf Kedutaan Chile dan Swiss luka parah.


Seperti dimuat Sydney Morning Herald, Jumat 24 Desember 2010, Sejumlah lokasi strategis seperti gedung kementerian, kedutaan besar, kantor pos, dan gedung parlemen dijaga ketat.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam

Sebuah organisasi yang mengatasnamakan diri sebagai Federasi Anarki (FAI) mengaku bertanggungjawab.

Pengakuan itu tertera dalam tulisan yang ditemukan di lokasi ledakan di Kedubes Chile.

Catherine Wilson Tuntut Nafkah Rp100 Juta Per Bulan, Idham Masse Ungkap Hal Mengejutkan

Tulisan itu berbunyi: Kami memutuskan untuk membuat suara kami didengar, dengan kata juga pernuatan. Mari hancrukan sistem dominasi..Hidup anarkhi."

Kunci kerukunan: dialog

Meski Natal adalah hari raya umat Kristiani, sudah sepatutnya semua umat beragama menghormatinya. "Sehingga dapat berjalan lancar, aman, dan damai," kata cendekiawan muslin, Azyumardi Azra kepada VIVAnews, Jumat 24 Desember 2010. 

Dia menambahkan, sebagai sesama warga bangsa yang plural, umat-umat agama lain, termasuk Islam, dan khususnya para pemimpin, hendaknya bisa dengan tulus mengucapkan 'Selamat Hari Natal' pada umat Kristiani.

"Sehingga toleransi, harmoni, solidaritas sebangsa dapat kian kuat. Meski tentunya umat lain tak perlu ikut ritual Natal," kata Ketua Presidum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu. 

Azyumardi berpesan, gangguan terkait umat beragama sebaiknya dapat diatasi dengan dialog yang jujur, berani dan terus terang. "Juga perlu peningkatan sensitifitas masing-masing umat satu sama lain dalam pencapaian misinya."

Dia menambahkan, "Semoga dengan Natal, umat Kristiani dapat terlahir kembali untuk meningkatkan kualitas rohani dan pengabdian guna kemajuan umat, bangsa dan negara."

Reskrim Polres Metro Jakarta Barat meringkus sipir taksi online bernama Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Reskrim Polres Jakarta Barat, meringkus sopir taksi online, Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya. Dia sedang istirahat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024