Penculikan WNI di Nigeria dan Pengangguran

Seorang polisi Nigeria berjaga di Kota Lagos
Sumber :
  • REUTERS/Akintunde Akinleye

VIVAnews - Kabar tak mengenakkan kembali muncul dari Afrika. Setelah  beberapa waktu lalu terjadi serangkaian penyanderaan warga Indonesia oleh gerombolan perompak di perairan Somalia, penculikan kini melanda seorang WNI di Nigeria.

Seorang karyawan perusahaan farmasi Indonesia berinisial M (43) diculik kawanan bersenjata di Nigeria pada 23 Oktober 2011. Gerombolan ini menuntut uang tebusan dalam jumlah besar, US$500.000.

Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, Tatang Boedi Utama Razak, mengungkapkan ini kasus yang pertama dialami WNI di Nigeria. "Ini kali pertamanya WNI diculik, biasanya kan orang asing. Makanya perlu waspada," kata dia kepada VIVAnews, Kamis 3 November 2011.

Tatang menambahkan, melihat kondisi keamanan di Nigeria, Kemenlu mengimbau WNI di sana berhati-hati. "Di sana ada sekitar 350 WNI sebagai ekspatriat di perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Nigeria," kata Tatang.

Israel Berlakukan Keadaan Siaga di Perbatasan Lebanon, Ada Apa?

“Penculikan itu kami ketahui pada 24 Oktober 2011. Sudah dilaporkan pada pimpinan Kemlu maupun Presiden, dan mereka sudah memberikan arahan,” lanjut Tatang.

Kabar itu menjadi gambaran terbaru bahwa Nigeria masih bermasalah dengan penculikan. Setelah sempat mereda, dalam beberapa pekan terakhir penculikan kembali marak. Sasaran para penculik tidak saja pekerja atau pebisnis asing, namun juga pengusaha lokal.

Seorang mantan korban penculikan meminta pemerintah Nigeria serius mengatasi tingginya pengangguran karena masalah ini bisa memicu warga yang sudah frustrasi untuk berbuat kriminal. Dalam beberapa kasus, penculikan di Nigeria dilakukan kelompok orang bersenjata yang tak segan-segan menghabisi nyawa orang lain.

Sebelum peristiwa yang menimpa WNI itu, muncul pula kabar penculikan sejumlah pekerja perusahaan asing. Menurut stasiun berita FOX News, dua pekerja perusahaan minyak Exxon Mobil Corp. sempat diculik di lepas Pantai Selatan Nigeria.

Juru bicara Exxon Mobil, Nigel Cookey-Gam, mengungkapkan bahwa dua pekerja itu masing-masing diculik pada 30 September dan 17 Oktober 2011. Mereka telah dibebaskan oleh penculik pada 27 Oktober 2011. Cookey-Gam menolak mengungkapkan bagaimana kedua staf Exxon itu bisa dibebaskan, apakah dengan membayar uang tebusan atau dengan cara lain.

Selain itu, seorang pebisnis asal Arab Saudi juga menjadi korban penculikan pada awal Oktober 2011. Menurut Arab News, pengusaha bernama Hamdan bin Tawalah itu diculik di Ibukota Abuja tak lama setelah tiba di bandar udara.

Menurut Duta Besar Saudi untuk Nigeria, Khaled Abdul Rabboo, penculik menuntut uang tebusan sebesar US$150 juta untuk pembebasan Tawalah. Tujuh hari kemudian, 8 Oktober 2011, Tawalah dibebaskan dengan bantuan pihak keamanan Nigeria.

Gara-gara insiden itu, Arab Saudi mengeluarkan peringatan bagi warganya agar berhati-hati bila menyambut tawaran bisnis di Nigeria. Bila ingin mengunjungi Nigeria, warga yang bersangkutan harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Kedutaan Besar Saudi di Abuja.   

Masalah Pengangguran

Perusahaan-perusahaan asing, terutama yang bergerak di bidang energi, selalu menjadi target bagi kaum militan dan gerombolan kriminal Nigeria. Mereka beroperasi di Delta Niger, yaitu kawasan yang terdiri dari rawa-rawa dan hutan bakau. Menurut Fox News, wilayahnya seluas negara bagian South Carolina, AS, dan kaya dengan kandungan minyak bumi.

Itulah sebabnya kawasan itu mengundang daya tarik para perusahaan asing bidang energi. Mereka telah beroperasi di Delta Niger selama lebih dari 50 tahun. Konsekuensinya, para perusahaan itu telah menyerap banyak tenaga kerja, baik lokal maupun mancanegara.

Exxon Mobil sudah menikmati eksplorasi minyak di Nigeria. Menurut laporan resmi, perusahaan itu, yang berbasis di Texas, AS, rutin memompa lebih dari 165 juta barel minyak per tahun. Exxon bekerjasama dengan perusahaan pemerintah, Nigerian National Petroleum Corp., untuk mengolah minyak di Delta Niger.

Kendati sudah miliaran dolar dikucurkan ke pemerintah Nigeria, penduduk lokal yang menghuni kawasan delta itu masih tergolong sangat miskin. Mereka harus hidup di wilayah yang airnya sudah tercemar polusi, tanpa punya akses ke layanan medis, pendidikan, dan pekerjaan yang memadai.

Itulah sebabnya para pekerja asing turut menjadi sasaran saat kaum militan rutin menyerang fasilitas perusahaan-perusahaan minyak di Delta Niger yang dikuasai Nigeria. Caranya dengan mengebom jaringan pipa dan menculik para pekerja serta tak segan adu tembak dengan pasukan keamanan setempat.

Kekerasan secara sporadis itu mereda pada 2009 setelah program amnesti yang didukung pemerintah menjanjikan tunjangan bulanan dan pelatihan kerja bagi anggota-anggota milisi yang bersedia menanggalkan senjata mereka. Namun, belum banyak warga setempat yang merasakan janji-janji pemerintah itu sehingga menimbulkan gejolak baru.

Itulah sebabnya kalangan masyarakat di Nigeria sendiri menilai bahwa maraknya penculikan dan serangan bersenjata itu karena pemerintah belum memperhatikan kesejahteraan rakyat. Negeri mereka kaya minyak dan pemerintahnya mendapat dana melimpah, namun banyak warga di ladang minyak yang masih melarat sehingga mau berbuat nekad.

"Pemerintah perlu memberi kesempatan kerja bagi semua warga. Saya telah pergi ke banyak negara dan menurut saya Nigeria adalah satu dari negara-negara yang tingkat penganggurannya sangat sangat tinggi," kata seorang pengusaha dan politisi lokal bernama Elder Tes Sorae, seperti yang dikutip Nigerian Tribune, 28 Oktober 2011.

Sorae punya pengalaman tragis dengan penculikan. Pada 28 Agustus 2011, Sorae jadi korban penculikan saat dia dan istrinya pulang dari gereja di Kota Benin, negara bagian Edo. Gerombolan bersenjata saat itu memuntahkan rentetan peluru ke arah mereka.

Sorae diculik, namun istri dan sopirnya beserta seorang polisi tewas ditembak. Seminggu kemudian Sorae bebas, namun dia tetap berduka karena kehilangan istrinya.  

Sorae percaya bahwa para penculik itu sebenarnya korban kemiskinan yang merasa tidak ada jalan selain berbuat kejahatan untuk mencari nafkah. Maka, dia meminta pemerintah dan semua kaum kaya di Nigeria untuk bersama-sama mengatasi masalah pengangguran karena ini menjadi cara yang efektif untuk memerangi kriminalitas di negaranya. "Saya berdoa agar pemerintah bisa menyediakan banyak lapangan kerja sehingga ketidakamanan bisa teratasi," kata Sorae.  

Selain itu, korupsi pun harus diberantas tuntas. "Tuhan telah memberkati kita dalam berbagai cara, namun masalah yang juga mendera negara ini adalah korupsi, sehingga begitu bisa teratasi kita bisa melangkah maju," kata Sorae. (eh)

Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2024
Ade Rai di Vindes

10 Makanan Wajib Dihindari Jika Ingin Awet Muda Seperti Ade Rai, Nomor 2 Paling Sulit

Ade Rai yang merupakan seorang binaragawan terkenal, mengungkapkan beberapa jenis makanan yang harus dihindari agar tetap menjaga kebugaran dan kesegaran kulitnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024