Bila Wabah Flu Maut Mengancam AS

Anjuran imunisasi flu di Amerika Serikat
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Amerika Serikat kini tengah waspada akan ancaman wabah flu. Penyakit ini sebenarnya muncul setiap tahun. Namun kali ini wabah flu itu disinyalir bisa lebih parah dari biasanya. Sejak awal tahun ini sudah ada warga Amerika yang meregang nyawa setelah mengidap flu berat.

Itulah sebabnya pemerintah di sejumlah wilayah di AS, mulai dari walikota hingga gubernur, sudah menerapkan siaga atas wabah flu di wilayah masing-masing.

Pemerintah negara bagian New York, misalnya, sudah mengeluarkan status darurat influenza menyusul epidemi flu yang telah menjangkiti lebih dari 19.000 orang. Pemerintah juga menyerukan seluruh warga untuk segera melakukan imunisasi flu.

Menurut stasiun berita CNN, sudah ada sedikitnya 20 orang yang meninggal dunia tahun ini sejak mewabahnya kasus flu. Mereka semua berusia di bawah 18 tahun. Kini, menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), di seluruh AS tercatat sedikitnya 28.747 kasus flu.

Itulah sebabnya Gubernur New York, Andrew Cuomo, membekukan larangan bagi tim medis untuk menyuntikkan vaksin flu hanya pada mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Hal ini akan diterapkan selama 30 hari ke depan, karena kebanyakan penderita flu adalah anak-anak.

"Kami tengah mengalami musim flu terparah sejak 2009, dan aktivitas influenza di New York berkembang sangat cepat, dengan kasus di 57 wilayah," kata Cuomo, seperti dikutip The Telegraph akhir pekan lalu. Di negara bagian New York, kasus flu tercatat berjumlah 19.128 kasus. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding musim flu 2011-12 yang mencapai 4.404 kasus.

Saat ini, pemerintah New York tengah gencar berkampanye mengenai perlunya imunisasi flu, melalui TV dan media sosial. Cuomo mendesak warga New York untuk melakukan suntikan anti flu secara rutin. "Belum terlambat mendapat vaksinasi," kata dia.

Tak hanya New York, Massachusetts juga termasuk salah satu dari 41 negara bagian di AS yang kini melaporkan luasnya kasus influenza. Kota terbesar di Massachusetts, Boston, juga bermasalah dengan sakit menular ini.

"Saya menyatakan status darurat kesehatan masyarakat di Kota Boston. Laporan terakhir menunjukkan musim flu berat yang meningkat," kata Wali Kota Boston, Tom Menino pada Kamis pekan lalu, seperti dikutip Voice of America.

Di tempat-tempat lain juga tak kalah siaga. Suatu rumah sakit di negara bagian Pennsylvania harus mendirikan tenda khusus di luar ruang Unit Gawat Darurat (UGD) untuk menghadapi gelombangan kedatangan para pasien flu.

Di Kota Chicago, beberapa rumah sakit terpaksa menolak pasien-pasien baru. Mereka sudah kewalahan menampung para penderita flu berat.

Wabah ini pun sudah membuat kisah pilu. Seorang bocah perempuan yang masih berumur enam tahun di Kota Dallas meninggal dunia. Padahal, baru beberapa jam sebelumnya dia dibawa ke ruang UGD di suatu rumah sakit oleh kakek dan neneknya. Dia sudah diperiksa serta diperbolehkan pulang.

"Mereka [petugas medis] memeriksa tenggorokan, telinga, dan bagian-bagian vital lain. Semuanya tampak baik. Mereka bilang dia mengidap flu dan berkata kepada saya apa-apa yang harus dilakukan untuk membuat kondisi dia menjadi lebih baik," ujar Veleta Johnson, nenek korban. 

Namun, setiba di rumah, kondisi si kecil justru bertambah gawat. Nyawanya tidak bisa tertolong. Para dokter memang sudah mewanti-wanti bahwa anak-anak dan juga warga lanjut usia merupakan pihak yang paling rentan menderita flu, termasuk mengalami dampak yang fatal.

Menurut para pakar medis, penderita flu harus segera menemui dokter bila sudah mengalami gejala-gejala yang parah - seperti sulit bernafas. Untuk saat ini, vaksinasi merupakan cara terbaik untuk berlindung dari flu.

Masa Puncak

Para dokter menilai bahwa musim flu di AS kali ini datang lebih awal dari biasanya, dan bahkan bisa lebih parah. Mereka belum bisa memastikan apakah wabah flu ini sudah melewati masa puncak, atau justru akan meluas.

Dalam perkembangan mingguan yang dilaporkan pada Jumat pekan lalu, seperti yang dikutip kantor berita Reuters, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengungkapkan bahwa 24 dari 50 negara bagian - termasuk Kota New York - sudah mengalami "aktivitas tinggi" penyakit flu dan sejenisnya sejak pekan lalu. Di 16 negara bagian, aktivitas berada di tingkat sedang, sedangkan sepuluh wilayah lain berada di katagori rendah atau minimal.

Muncul harapan bahwa wabah ini sudah melewati puncaknya setelah hanya 24 negara bagian yang melaporkan "aktivitas tinggi," lebih sedikit dari laporan pekan sebelumnya, yaitu 29 wilayah. Biasanya, musim flu di AS dimulai setiap Desember, lalu masuk ke masa puncak pada Januari atau Februari, sebelum akhirnya mereda di akhir Maret atau awal April.
  
Dr. Marc Siegel, pakar medis dari Rumah Sakit George Washington University menilai bahwa musim flu sebenarnya merupakan fenomena internasional. Biasanya muncul di masa-masa yang sangat dingin selama musim dingin akhir tahun.

Dia menjelaskan bahwa pola musim flu ini bergerak dari satu wilayah ke wilayah lain. "Biasanya bergerak melalui Eropa Timur, kemudian ke Eropa Barat dan lalu menyebar ke arah barat hingga Amerika Serikat. Apalagi dengan perjalanan internasional, kami melihat penyebarannya bisa lebih cepat," kata Siegel seperti dikutip Voice of America.

Dia lalu menjabarkan gejala-gejala khas penderita flu. "Kita biasanya mengalami pegal-pegal, sakit kepala, dan demam tinggi. Bisa juga terkait dengan radang tenggorokan, hidung berlendir, batu-batuk. Namun ada virus-virus lain yang bisa memberi gejala serupa namun dampaknya tidak parah," lanjut Siegel.

Namun kalangan pakar medis minta pihak berwenang jangan anggap enteng wabah flu. Jika lambat ditangani, maka bisa berdampak fatal bagi keselamatan penderita.

Sejarah mencatat bahwa dunia pernah mengalami wabah flu yang merenggut nyawa banyak korban jiwa selama kurun waktu tertentu. Di abad ke-20 saja terdapat tiga wabah besar, yang membunuh banyak penderita di AS dan negara-negara lain. 

Pada 1918, wabah "Flu Spanyol" membunuh lebih dari 500.000 orang di AS dan antara 20 juta hingga 50 juta penderita di penjuru dunia. Lalu pada 1957, muncul istilah "Flu Asia," yang menewaskan sekitar 70.000 orang di AS. Pada 1968, "Flu Hong Kong" membunuh sekitar 34.000 orang di AS dan satu juta orang di mancanegara.

Kalangan pakar menilai bahwa virus flu yang dominan melayang-layang di udara tahun ini adalah tipe H3N2. "Virus ini selalu dikaitkan dengan tingginya jumlah penderita yang dirawat di rumah sakit dan yang meninggal," kata Lyn Finelli, pejabat CDC bidang wabah influenza kepada harian The Huffington Post.

Menurut dia, virus tipe ini jarang beredar dalam beberapa tahun terakhir, jadi banyak orang yang rentan bila mengidapnya. "Virus ini berpeluang membuat banyak orang jatuh sakit," lanjut Finelli.
 
Selain pencegahan, seperti rajin mencuci tangan memakai sabun, pemberian vaksin lewat jarum suntik masih dipandang langkah paling efektif dalam memerangi flu. Menurut kalangan pakar, vaksin anti flu merupakan langkah sangat penting bagi warga berusia 65 tahun ke atas, anak-anak berumur di atas enam bulan, maupun orang dewasa yang mengalami sistem kekebalan yang lemah. (eh)


Pilkada Serentak 2024 Diusulkan Ditunda, Ini Sejumlah Pertimbangannya
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi

Instruksi Irjen Karyoto ke Jajarannya Pastikan Rangkaian Perayaan Paskah Kondusif

Polda Metro Jaya menegaskan bakal memberikan pengamanan pada seluruh gereja yang ada di wilayah Jadetabek saat Tri Hari Suci Paskah yang dimulai hari ini.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024