Meraup Untung di Tengah Demam K-Pop di Indonesia

Restoran Siap Saji Lotteria
Sumber :
  • Skyscrapercity

VIVAnews - Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa merupakan potensi pasar yang sangat besar. Tingkat konsumsi masyarakat yang cukup tinggi mendorong ekonomi tetap tumbuh, termasuk di saat krisis.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, perekonomian Indonesia pada triwulan I-2013 tumbuh 6,02 persen. Nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku selama periode itu mencapai Rp2.146 triliun.

Sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar adalah industri pengolahan sebesar Rp506,3 triliun. Disusul pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan Rp322,8 triliun, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran Rp302,9 triliun.

Pertumbuhan di sejumlah sektor itu yang kini menjadi incaran investor dan pebisnis mancanegara. Tak terkecuali untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang menjadi industri penyumbang PDB terbesar ketiga.

Salah satu negara yang gencar mengincar pasar Indonesia itu adalah Korea Selatan. Pelaku bisnis "Negeri Ginseng" itu, salah satunya akan masuk di industri restoran.

Adalah pengelola makanan cepat saji asal Korea, PT Lotteria Indonesia, yang melihat peluang usaha itu.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Presiden Direktur Lotteria Indonesia, Lee Hae Kwan, saat diwawancarai VIVAnews, Selasa 2 Juli 2013, menyebutkan, dengan jumlah penduduk yang cukup besar, Indonesia baru memiliki sekitar 1.000 gerai restoran cepat saji.

"Gerai restoran fast food di Indonesia dibandingkan di Korea, berdasarkan jumlah penduduk, masih kalah jauh," kata Lee.

Dia mencontohkan, di Korea Selatan terdapat 2.000 restoran cepat saji, sedangkan jumlah penduduknya hanya 50 juta jiwa. "Jadi, peluang Lotteria masih cukup besar di Indonesia," kata pria asli Seoul itu.

Perusahaan ini berencana untuk memperbanyak jumlah gerainya di Tanah Air. Untuk tahun ini, mereka hendak membuka 35-40 gerai di Jabodetabek.
Sementara itu, untuk 2015, mereka menargetkan 100 cabang di beberapa kota besar di Indonesia.

"Untuk 2015, kami berencana memiliki gerai di kota-kota besar seperti Surabaya dan Denpasar, Bali. Investasi per gerai sekitar US$200 ribu," kata dia.

Lotteria adalah salah satu perusahaan dalam kelompok Lotte Group yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 2011. Kini, Lotteria sudah memiliki 21 gerai se-Jabodetabek. Di negeri asalnya, restoran ini sudah berdiri sejak 1979 dan memiliki 1.100 cabang.

Dalam mengembangkan restoran cepat saji itu, perusahaan menerapkan sistem kemitraan. Perusahaan ini juga menawarkan imbal hasil ratusan juta rupiah dalam waktu beberapa tahun.

Wakil Direktur Utama, Lotteria Indonesia, Goenardjodi Goenawan, mengatakan, perusahaan menjamin pola kemitraan tersebut akan memberi imbal hasil hingga Rp600 juta dalam kurun waktu tiga tahun.

Lotteria, dia melanjutkan, juga menawarkan sistem bagi hasil selama 10 tahun dari pola kemitraan yang dikembangkan tersebut. Berdasarkan kalkulasi, sistem bagi hasil itu memberi penawaran imbal hasil sekitar 15-18 persen per tahun.

Dia memproyeksikan pendapatan yang dapat diperoleh investor berkisar Rp240 juta hingga Rp1,2 miliar per tahun. "Dengan asumsi pendapatan antara Rp100-500 juta dalam satu bulan," tuturnya.

Demam K-Pop

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Maraknya bisnis asal Korea yang merambah Indonesia, di antaranya karena sebagian masyarakat Indonesia tengah gandrung dengan budaya Korea, seperti sajian drama maupun musik Korean Pop (K-Pop).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, mengatakan, Korea adalah salah satu negara yang dia kagumi. Negara itu kaya K-Pop, yang mampu mengangkat negara itu hingga bisa mendunia. "Itu fenomena pop culture, tapi dia berhasil tidak western. Itu Korea banget, Asia banget," ujar Mari.

Di negeri asalnya, dia menjelaskan, proses untuk membuat K-Pop mendunia membutuhkan waktu 6-8 tahun. Intinya, jika produk dan ekonomi kreatif berkembang, pariwisata juga akan masuk.

"Jadi, misalnya soal K-Pop itu. Orang berbondong-bondong ke Korea karena K-Pop, nonton konsernya," kata dia.

Mari menuturkan, perkembangan ekonomi kreatif akan membuat daya tarik wisata. Selanjutnya, keberadaan pariwisata juga sangat menghidupkan ekonomi kreatif.

Karena, dia menambahkan, hampir semua kegiatan pariwisata itu isinya ekonomi kreatif. "Hotel perlu arsitek, aneka kuliner. Dan arsitek itu bagian dari ekonomi kreatif juga," ujarnya.
 
Melihat demam K-Pop yang kini juga menjalar ke Tanah Air itu, memberikan optimisme serupa pada produk ritel Korea. Peluang pasar yang masih besar itu menjadi keyakinan sejumlah pebisnis untuk meraup kesuksesan di Indonesia.

Supermarket Korea

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Banyaknya warga negara Korea Selatan yang tinggal di Jakarta dan masyarakat Indonesia yang gemar mencari produk-produk makanan Korea, membuat bisnis ritel asal negara itu makin berkembang.
 
Sejumlah supermarket yang menyediakan produk-produk Korea Selatan pun didirikan. Peritel itu menyediakan produk makanan hingga aksesori.

Berdasarkan data Korea Tourism Organization Indonesia, sejumlah supermarket asal Korea Selatan banyak berdiri di Jakarta. Salah satu yang terbesar adalah Lotte Mart.

Perusahaan ritel itu didirikan pada 1998. Bahkan, Lotte Mart, juga meminati sekitar 52 jenis produk Indonesia. Produk-produk itu awalnya dipamerkan di Korea, kemudian dijual di toko-toko Lotte Mart di seluruh dunia.

Saat ini, Lotte Mart di seluruh dunia memiliki 244 gerai, yang tersebar di negara-negara seperti Korea, China, Indonesia, dan Vietnam. Berdasarkan situs Lotte Mart Indonesia, gerai di dalam negeri sekitar 20 unit.
 
Supermarket lainnya di sektor ini, yang juga menyediakan produk makanan hingga groceries Korea adalah Mu Gung Hwa. Barang yang dijajakan di supermarket ini terbilang cukup lengkap dan menyediakan produk-produk dari Korea Selatan.

Walaupun merupakan supermarket terlengkap dalam penyediaan produk Korea Selatan, jumlah gerainya masih cukup jarang di Jakarta. Tercatat sekitar dua supermarket Mu Gung Hwa yang ada di Jakarta dan dua lainnya di sekitar ibu kota.

Masih berlokasi di Jakarta, Hanil Mart juga merupakan supermarket untuk berbelanja kebutuhan perlengkapan khas Korea. Selanjutnya, ada Wijaya Mart yang menjual kebutuhan bahan makanan dan lainnya yang berciri Korea.

Untuk lingkup perdagangan skala nasional, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia dan Korea Selatan selama lima tahun terakhir (2008-2012) cenderung meningkat 20,5 persen.

Namun, pada Januari-April 2013, nilai perdagangan turun 15,6 persen dari US$9,8 miliar pada periode sama 2012 menjadi US$8,3 miliar.

Neraca perdagangan masih surplus 6,95 persen bagi Indonesia selama lima tahun terakhir. Meskipun pada Januari-April tahun ini, neraca perdagangan defisit cukup besar, yakni mencapai 107 persen. (eh)

Sandra Dewi dan Suaminya, Harvey Moeis

Wawancara Lawasnya Jadi Sorotan, Sandra Dewi Ogah Disebut Hidup Bak di Negeri Dongeng

Kehidupan pribadi Sandra Dewi mendadak jadi sorotan pasca penetapan status tersangka suaminya, Harvey Moeis oleh Kejaksaan Agung.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024