Angkutan Udara Masih Jadi Pilihan Pemudik

Calon penumpang melihat gambar papan pemberitahuan pemberangkatan di Terminal I Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (10/5/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Umarul Faruq

VIVA.co.id – Kementerian Perhubungan memprediksi ada kenaikan jumlah penumpang moda transportasi udara sekitar 7,62 persen selama mudik Idul Fitri. Artinya, armada angkutan udara pun kembali menjadi pilihan para pemudik pada Lebaran 2016. 

Anggaran Terbatas, Kemenhub Lepas Pengelolaan Bandara

Sejumlah persiapan telah dilakukan operator penerbangan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat yang akan melakukan mudik Lebaran. Sejak jauh hari maskapai penerbangan telah mengajukan permohonan penambahan jadwal penerbangan menjelang mudik Lebaran tahun ini. Upaya ini untuk memenuhi lonjakan permintaan penumpang transportasi udara.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Hemi Pamurahardjo, mengungkapkan, maskapai yang meminta penambahan jadwal penerbangan adalah PT Air Asia Indonesia, PT Air Asia Indonesia Extra, PT Garuda Indonesia Tbk, dan PT Batik Air.

Menhub Minta Taksi Konvensional Pindah ke Online

"Penambahan jadwal penerbangan, biasanya dua minggu sebelum Lebaran," kata Hemi kepada viva.co.id di Jakarta, Selasa 31 Mei 2016.

Ia menyebutkan, total ada penambahan 52 jadwal penerbangan selama periode 24 Juni hingga 18 Juli 2016. Air Asia Indonesia mengajukan permohonan dua tambahan penerbangan untuk rute Cengkareng (Jakarta)-Denpasar (Bali), dan sebaliknya untuk 4-6 Juli 2016 dan 10-17 Juli 2016.

Kemenhub Tawarkan Tiga Rute Pelayaran Logistik ke Swasta

Air Asia Indonesia mengajukan empat penerbangan tambahan untuk rute Cengkareng-Denpasar dan sebaliknya pada 5-6 Juli 2016 dan 9-10 Juli 2016. Kemudian, Surabaya-Denpasar dan sebaliknya pada 4-6 Juli 2016 dan 10-17 Juli 2016.

Sementara  itu, Garuda Indonesia mengajukan 14 penerbangan tambahan, yakni empat penerbangan tambahan untuk rute Cengkareng-Padang dan sebaliknya, empat penerbangan rute Cengkareng-Yogyakarta dan sebaliknya, empat penerbangan rute Cengkareng-Semarang dan sebaliknya, serta dua penerbangan rute Bandung-Denpasar dan sebaliknya. Jadwal penerbangan pada 30 Juni sampai dengan 10 Juli 2016.

Selanjutnya, Batik Air, mengajukan permohonan 32 tambahan penerbangan untuk rute penerbangan dari Cengkareng, dan Halim Perdanakusuma ke Surabaya, Solo, Semarang, Malang, Pekanbaru, dan Balikpapan. Jadwal penerbangan pada 24 Juni hingga 18 Juli 2016.

Presiden Direktur PT Lion Air Group, Edward Sirait, mengatakan, seperti tahun sebelumnya, menjelang arus mudik Lebaran akan terjadi peningkatan penumpang. "Dan kami sudah ada data rute-rute mana saja yang akan terjadi peningkatan luar biasa. Tapi, setiap tahun kelihatannya angkutan Lebaran itu berubah," ujarnya kepada viva.co.id, beberapa waktu lalu. 

Adapun persiapan yang dilakukan grup dari tiga maskapai penerbangan Batik Air, Lion Air, dan Wings Air ini adalah memaksimalkan kapasitas yang ada saat ini.

"Artinya, dua minggu sebelum Lebaran dan dua minggu setelah Lebaran, kurang lebih 30 hari. Hanya saja, menurut pengalaman, biasanya lonjakan penumpang akan terjadi 10 hari sebelum dan setelah Lebaran. Kami yakin dengan ketersediaan armada dan kru yang profesional, kami akan bisa mengatasi lonjakan penumpang Lebaran tahun ini," tutur Edward. 

Sementara itu, hal yang sama juga dilakukan maskapai penerbangan Sriwijaya Air yang telah menyiapkan penerbangan ekstra ke berbagai penjuru kota tujuan di Indonesia. Kursi yang disediakan dalam layanan ini, yakni 191 ribu kursi dan akan mulai dilayani mulai 24 Juni hingga 17 juli 2016.

“Penyediaan extra flight tahun ini meningkat sangat tajam, sehubungan dengan penyediaan pesawat yang semakin bagus dan lebih banyak jumlahnya di satu sisi, serta karena permintaan pasar yang sangat signifikan,” kata Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Group, Agus Soedjono dalam keterangan tertulisnya, Rabu 22 Juni 2016.

Menurut dia, jika dibandingkan tahun lalu, penerbangan tambahan tahun ini dua kali lebih banyak. Upaya ini, karena adanya tren bahwa masa Lebaran pun dapat digunakan sebagai liburan oleh pelanggan yang tidak merayakan Idul Fitri. Tahun ini, penerbangan tambahan Sriwijaya Air Group dilakukan di 18 rute penerbangan.

Sriwijaya Air Group akan melayani penerbangan tambahan ini dengan menggunakan armada terbaru dengan jenis Boeing 737 800NG dan Boeing 737 900ER. Namun, untuk beberapa rute yang memiliki kapasitas bandar udara lebih kecil akan dilayani dengan menggunakan Boeing 737 500.

Penyesuaian Tarif 

Sementara itu, untuk tarif batas atas dan batas bawah, sejumlah maskapai penerbangan menyatakan tidak akan menaikkan tarif karena sudah ada ketentuan dari pemerintah. 

Kemenhub memutuskan untuk menurunkan tarif batas atas dan tarif batas bawah penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara berjadwal dalam negeri sebesar lima persen.

Penataan tarif ini dilakukan merespons fluktuasi harga avtur dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.  Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Adapun penurunan tarif mulai berlaku 30 hari sejak Permenhub 14 dikeluarkan pada 28 Januari 2016.

Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara, Maryati Karma, Kamis 11 Februari 2016, mengatakan, penurunan ini dilakukan dengan tetap tanpa mengurangi aspek keselamatan bagi penumpang. 

"Intinya memang dalam perhitungan fluktuasi avtur dan dolar, kurang lebih dalam jangka waktu pendek. Minyak yang kita beli di pasar dan Pertamina turunnya kan tidak terlalu drastis, sehingga bisa lah lima persen diturunkan," ujar Maryati dalam konferensi pers di Jakarta. 

Ia menyampaikan, dalam Permenhub 14 tersebut, tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara berjadwal dalam negeri dihitung dengan memperhatikan empat komponen, yaitu tarif jarak, pajak pertambahan nilai (PPN), iuran wajib asuransi, dan passenger service charge, serta biaya tambahan (surcharge) bila ada. 

Rinciannya, bagi maskapai yang memberikan pelayanan full service, atau pelayanan dengan standar maksimum dapat menerapkan tarif 100 persen dari tarif maksimum. Sementara itu, untuk medium service, atau standar menengah dapat menerapkan tarif setinggi-tingginya 90 persen dari tarif maksimum. 

Sementara itu, untuk no frills, atau yang memberikan pelayanan dengan standar minimum dapat menerapkan tarif setinggi-tingginya 85 persen dari tarif maksimum. "Meskipun begitu, keselamatan tetap menjadi yang utama," kata Maryati.

Ia juga menjelaskan, penerapan tarif batas bawah penumpang pelayanan kelas ekonomi serendah-rendahnya 30 persen dari tarif batas atas sesuai kelompok pelayanan yang diberikan.

"Penetapan batas tarif bawah ini menjamin terpenuhinya aspek keselamatan dan menjaga agar Badan Usaha Angkutan Udara tetap sehat dan dapat meningkatkan pelayanan kepada 
pengguna jasa," katanya.

Public Relation Manager PT Lion Air Group, Andy M. Saladin mengatakan, untuk tarif, maskapai akan mengikuti ketentuan dari pemerintah. "Kami mengikuti yang sudah ditetapkan pemerintah, intinya adalah jangan sampai melebihi tarif batas atas," kata Andy saat dihubungi viva.co.id, Kamis 23 Juni 2016. 

Pernyataan senada diungkapkan Agus Soedjono. "Kami akan mengikuti apa yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah melalui kementerian. Dan kami tidak akan melanggar apa yang sudah dikeluarkan pemerintah," kata Agus.  

Ia mengatakan, maskapai sudah memperhitungkan dengan cukup matang dengan adanya ketentuan tarif batas atas dan batas bawah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya