Menegah Mandek di Jalur Mudik

Tol Cipali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

VIVA.co.id – Helikopter P-3103 itu take off  dari Pangkalan Udara Utama TNI Angkatan Darat (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 7 Juni 2017, pukul 10.30 WIB. Bergerak menuju Brebes Timur, ‘capung besi’ terbang membawa Kapolri Jenderal Tito Karnavian.  Orang nomor satu di Kepolisian RI itu hendak meninjau persiapan mudik di ruas tol Brebes Timur hingga Gringsing, Batang, Jawa Tengah.

One Way Arus Balik Tol Kalikangkung Arah Cipali KM 72 Mulai Diberlakukan

Tito tak sendiri. Dia didampingi sejumlah pejabat terkait, di antaranya Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto, Direktur Pertamina Elia Massa Manik, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna serta Kapolda Jawa Tengah  Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono.

Jawa Tengah menjadi fokus utama Polri pada arus mudik dan balik Lebaran 2017. Mengingat jumlah pemudik dari Jakarta ke provinsi itu selalu terbanyak dibandingkan daerah lain. "Meskipun juga yang arah Barat yakni Sumatera sudah kami siapkan langkah-langkahnya. Utamanya di Bakauheni dan di Jatim menuju Jawa Tengah," kata Tito.

Bus Terguling di KM 98 Tol Cipali Saat Lebaran, Korban Jiwa Nihil

Tito yakin, akses lalu lintas pemudik selama Lebaran 2017 di jalur ke luar Tol Brebes Timur atau dikenal dengan sebutan Brexit, tidak akan menjadi masalah. Artinya, tidak akan terjadi lagi macet parah seperti arus mudik pada 2016.

Tahun lalu, kemacetan parah terjadi di Tol Kanci-Pejagan hingga ke Brebes Timur. Ketika itu, berdasarkan pantauan VIVA.co.id, kemacetan terjadi lebih dari 12 jam. Kendaraan tak bisa bergerak. Lantaran itu, para pengendara mematikan mesin mobil untuk menghemat bahan bakar. Kendaraan VIVA.co.id yang masuk ruas tol tersebut dari pintu tol Ciperna, sekitar pukul 14.00 WIB, baru bisa ke luar di pintu tol Pejagan esok harinya, sekira jam 03.30 WIB.

One Way di Tol Cipali Dilanjutkan, Kakorlantas Polri: Ada Peningkatan Arus Tapi Stagnan

Keyakinan Tito bahwa Brexit tak akan bermasalah lantaran persiapan yang telah dilakukan sejumlah pihak. Tak hanya itu, kemajuan sejumlah infrastruktur pendukung juga menambah keyakinan itu. Dengan adanya ruas tol fungsional dari Brebes Timur ke Gringsing, Batang sepanjang 110 kilometer, misalnya. Jalan tol itu mulai bisa digunakan untuk arus mudik dan balik tahun ini.

Namun, dengan adanya tol Brebes Timur-Gringsing itu bukan berarti kepadatan kendaraan hilang sama sekali. Mantan Kapolda Metro Jaya itu memperkirakan, kepadatan kendaraan akan bergeser ke tol Kaligangsa, Pejagan dan Gringsing.

Prediksi senada dikemukakan anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah, Hadi Santoso. Menurut dia, titik kemacetan yang tahun lalu berada di exit tol Brebes Timur akan beralih ke wilayah jalur Pantura Barat, khususnya Pantura Tegal dan Pantura Pekalongan hingga wilayah Batang. 

Atas prediksi tersebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Salah satunya dengan menyiapkan sejumlah exit tol sementara di beberapa titik. Exit tol yang ada di tiap kabupaten di Pantura tersebut bisa dimanfaatkan untuk rekayasa lalu lintas jika kemacetan terjadi.

"Skenarionya, jika ada kemacetan kendaraan di exit Tol Weleri maka kendaraan berikutnya disetop di exit tol sebelumnya misalnya Pemalang. Itu salah satu antisipasinya," kata Hadi, Minggu, 4 Juni 2017.

Untuk mengantisipasi kemacetan, kepolisian pun telah membuat rancangan pengalihan kendaraan. Jika terjadi kepadatan, kendaraan dari Tol Cikopo akan dialihkan ke Tol Cipularang  agar pemudik menggunakan jalur Selatan Tasikmalaya dan lainnya.

Namun jika kendaraan tidak padat, pemudik bisa langsung terus menuju Pejagan dan ke luar menuju  daerah selatan seperti Banyumas, Slawi dan Cilacap. "Dulu memang terhambat akibat banyak lintasan kereta api. Tapi sekarang sudah ada empat fly over dibangun di sana," ujar Tito.

Empat jalan layang tersebut, yaitu jalan layang Dermoleng, jalan layang Klonengan, jalan layang Kesambi dan jalan layang Kretek. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengebut pengerjaan empat proyek itu.

Khusus antisipasi kemacetan di arah ke luar pintu tol Kaligangsa, pemudik akan diarahkan ke wilayah Pantura Brebes dan Slawi. Sementara kendaraan ke arah Pemalang langsung bisa menggunakan jalur fungsional tol Brebes-Batang. Namun, lantaran jalan tol tersebut masih sementara maka hanya kendaraan kecil yang bisa melintasinya.

Pasukan Motor

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyiagakan pasukan khusus motor trail di ruas Tol Brebes-Batang. Pasukan trail itu disiapkan  khusus untuk membantu para pemudik dalam keadaan darurat. "Tim motor trail ini untuk menembus kemacetan. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Perhubungan juga,” ujar Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana.

Tugas lain dari pasukan khusus motor trail ini untuk membagikan makanan kecil dan air mineral di tengah kemacetan pemudik. BPBD juga akan membuka MCK, baik portable maupun mobile di areal terbuka.

Antisipasi kemacetan tak hanya dilakukan di ruas tol tersebut. Ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) juga menjadi perhatian. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat memprioritaskan penanganan arus lalu lintas mudik di tol Cipali itu. Tahun lalu, tol Cipali juga mengalami kemacetan parah.

Berkaca pada arus mudik tahun sebelumnya, menurut Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Polisi Tomex Kurniawan, semua kendaraan  mengarah ke tol Cipali. Untuk memangkas kepadatan, pihaknya akan mengurai kendaraan menuju jalur Pantura dan selatan. 

Ketika kendaraan di jalur utama sulit terurai, petugas pun mengoptimalkan jalur arteri dan alternatif. "Berapa tarikan yang menuju Jawa Barat dari Cikalong Utama, berapa persen yang kami lewatkan ke Tol Cipali, Pantura maupun selatan," ujar Tomex, Rabu, 30 Mei 2017.

Dalam penanganan arus mudik itu, Polda Jawa Barat juga berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah. Ketika arus kendaraan stuck di Jawa Tengah, nantinya di jalur yang ada di wilayah Jawa Barat akan dialihkan. “Atau kami terapkan sistem contra flow. Sistem buka tutup, atau pengalihan akan dikendalikan oleh Korlantas Mabes Polri,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus.

Hal senada dikemukakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.  Jika terjadi kepadatan kendaraan, sistem buka tutup akan diterapkan di tol Cipali. Dia mengimbau para pemudik yang hendak menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur, tidak hanya terfokus dengan akses tol Cipali. Ada tiga jalur yang bisa dilalui para pemudik, yaitu jalur Pantura, Cipali, dan jalur Selatan. 

Puncak Arus Mudik

Tahun ini,  puncak arus mudik lebaran diperkirakan terjadi pada 23 Juni 2017. Karena itu, Budi telah meminta jajarannya agar mempersiapkan sebaik mungkin sebelum tanggal itu. "Ada yang lebih lugas saya pesankan untuk mudik nanti tolong persiapkan dengan baik. Upayakan agar lebih dini dari tanggal 23. Karena tanggal 23 kan itu puncaknya," kata Budi, Kamis, 1 Juni 2017.

Kementerian Perhubungan memprediksi akan ada 19,04 juta penumpang yang akan mudik menggunakan transportasi umum saat Lebaran 2017. Angka tersebut, menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Pudji Hartanto, meningkat 4,85 persen dari tahun 2016.

Dari angka itu, peningkatan terbesar terjadi di angkutan udara. Jika pada 2016 jumlah penumpang yang menggunakan pesawat mencapai 4,92 juta, pada arus mudik 2017 nanti diprediksi naik 9,80 persen atau 5,40 juta penumpang.

Kemudian pemudik yang menggunakan kereta api diprediksi mengalami peningkatan sebesar 7,16 persen, atau dari 4,08 juta penumpang menjadi 4,37 juta penumpang. Sedangkan untuk angkutan kapal laut hanya mengalami kenaikan 3 persen. "Hanya penumpang bus yang diprediksi menurun dari 4,92 juta penumpang di tahun 2016 menjadi 4,32 juta penumpang," kata Pudji, Jumat 2 Juni 2017.

Para pemudik diharapkan waspada terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan. Polisi telah mendeteksi sejumlah lokasi rawan kecelakaan di jalur selatan dan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Titik rawan jalur mudik Lebaran di antaranya, jalur tol Cikopo-Palimanan, tol Cipularang KM 90-100, jalur pantura Subang-Purwakarata, jalur Puncak Bogor, dan jalur selatan Nagrek.

Untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan, polisi akan berjaga di jalur tersebut. "Kami tempatkan semua titik rawan kecelakaan, rawan kemacetan, kami siagakan personel Polri dan dibantu dari instansi lain,” ujar Kepala Bidang Manajemen Operasional dan Rekayasa Lalu Lintas (Jemenopsrek) Korps Lalu Lintas Polri, Komisaris Besar Polisi Darto Juhartono, Rabu 31 Mei 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya