Kala Program Bayi Tabung Berbuntut Hukum

Ilustrasi pembuahan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kasus dugaan wanprestasi jenis kelamin program bayi tabung di Surabaya, Jawa Timur, melebar. Gara-gara kasus ini, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek ikut digugat oleh Tommi Han, suami dari Evelin Saputra, perempuan yang ikut program bayi tabung di Surabaya, Jawa Timur, pada 2015.

Tommi Han-Evelin adalah pasutri yang pernah ikut program bayi tabung di RSIA Ferina yang dikelola Dokter Aucky Hinting di Surabaya, Jawa Timur, pada 2015. Kata pihak pasutri itu, Dokter Aucky menjanjikan janin laki-laki sebagaimana diharapkan, tetapi saat lahir ternyata berjenis kelamin perempuan.

Dokter Aucky pun digugat ke PN Surabaya dengan tudingan wanprestasi, juga Ikatan Dokter Indonesia cabang Surabaya yang memutus Dokter Aucky tidak menyalahi etik. Dokter Aucky membantah menjanjikan jenis kelamin pada bayi Tommi-Evelin.

“Saya tidak pernah menjanjikan jenis kelamin bayinya kepada pasien tersebut, saya hanya menyampaikan pilihan. Pasien memilih janin laki-laki,” kata Dokter Aukcy.

Dokter Aucky mengaku telah melakukan program kehamilan pada Evelin sesuai prosedur. Kala itu, berdasarkan pemeriksaan kromosom pada embrio janin dan hasil tes laboratorium, ditemukan kromosom X dan Y, yakni potensi bayi laki-laki pada kandungan Evelin.

“Tapi kami sampaikan, hasilnya ketepatannya tidak seratus persen, masih ada kemungkinan meleset,” katanya.

Tommi tetap tak terima. Gugatan yang dilayangkan untuk dokter Aucky juga tak cukup untuknya. Dia pun menggugat Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, selain Dokter Aucky, RSIA Ferina, IDI Jatim, Kementerian Kesehatan wilayah Jatim, dan beberapa tergugat lain. Menkes digugat karena dinilai Tommi lalai mengawasi pihak yang berhubungan dengan program bayi tabung istrinya.

Salah satu kuasa hukum penggugat, Eduard Rudi, mengatakan bahwa menkes turut digugat karena pejabat yang mengeluarkan izin praktik pada Dokter Aucky.

"Gugatan ini kami layangkan sebagai upaya ajakan ke seluruh pihak untuk evaluasi bersama demi perbaikan sistem pelayanan kesehatan di negara kita," ujarnya.

Mengenai hal ini, pihak Kementerian Kesehatan belum bisa berkomentar. Pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun belum bisa menanggapi. Pihaknya, masih perlu melakukan klarifikasi terkait hal ini.

"Saya kurang tahu persis kasusnya. Terus mengapa juga IDI Surabaya digugat saya juga kurang paham," kata Ketua Purna IDI, Dr. Zaenal Abidin.

Pertama Dalam Sejarah! Badak Putih Utara Berhasil Hamil dengan Bayi Tabung

Selanjutnya, Tren Bayi Tabung

Tren Bayi Tabung

Terlepas dari kasus dugaan wanprestasi janji jenis kelamin program bayi tabung di Surabaya, menjalani proses kehamilan lewat jalan instan ini memang tengah menjadi tren.

Faktor kesibukan kaum urban dengan segudang aktivitas menjadikan program bayi tabung di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Dan berdasarkan data peneliti Universitas Indonesia, permintaan program bayi tabung bahkan banyak ditemukan di wilayah ibu kota, Jakarta.

Peneliti UI, dokter Budi Wiweko mengungkapkan, selain kesibukan, pemicu utama pemilihan program bayi tabung pada pasangan metropolis ialah masalah sperma.

“Faktor pemicunya banyak, bisa disebabkan faktor sperma, penyumbatan saluran telur atau bisa juga karena penundaan usia perkawinan, terlambat menikah,” ujarnya saat ditemui di Depok Jawa Barat.

Budi menyebutkan, program bayi tabung ini paling banyak ditemukan di Jakarta dengan beragam profesi. “Saat ini sudah ada sekitar 30 klinik bayi tabung, delapan di Jakarta. Alasan utama karena masalah pada sperma,” dia menambahkan.

Menurut catatannya, angka pasangan menikah yang memilih program medis itu terus meningkat tiap tahunnya. Budi pun menegaskan, program bayi tabung aman dan tidak perlu dikhawatirkan. “Tahun ini saja sudah ada delapan ribu. Bayi tabung amanlah,” katanya.

Meski demikian, Budi menyarankan, mereka yang ikut program ini adalah pasangan muda. “Anjurannya, tentu semakin muda ikut semakin banyak peluangnya, khususnya wanita. Enggak ada perawatan khusus dan hasilnya enggak ada perbedaan dengan bayi yang lahir normal,” dia menjelaskan.

Budi juga mengatakan, program bayi tabung tidak selalu mengeluarkan kocek mahal. “Istilah bayi mahal itu hanya mitos, jadi enggak juga. Ya, semua bayi kan mahal lah. Untuk bayi tabung biaya kurang lebih Rp40 jutaan,” tuturnya.

3 Tahun, Klinik BlastulaIVF RS Siloam Sriwijaya Hasilkan Lebih dari 450 Kehamilan

Selanjutnya, Syarat Bayi Tabung


 

Mild Stimulation, Tingkatkan Angka Keberhasilan Program Hamil dengan Risiko Rendah

Syarat Bayi Tabung

Menyoal bayi tabung, meski permintaan untuk menjalani kehamilan lewat program ini semakin menjadi tren, tapi bukan berarti prosesnya bisa dijalani sembarangan.

Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Morula IVF Jakarta, dr. Ivan Sini menyatakan, program bayi tabung bisa dilaksanakan asalkan ada indikasi. Ini menjadi syarat utama, seseorang menjalani program bayi tabung.

Indikasi yang pertama dijelaskannya, calon pasien harus punya riwayat kesulitan punya keturunan. "Biasanya kami lakukan interview dengan referensi satu tahun pasangan berhubungan teratur tanpa kontrasepsi, sudah dilihat ada indikasi dikasih maju untuk bayi tabung," tuturnya saat berbincang dengan VIVA.co.id.

Tak hanya itu, ada lagi prasyarat lain yang jadi indikasi harus menjalani program bayi tabung. Misalnya, dia menyebut, pasien tidak memiliki sperma dengan kualitas bagus.

"Pasien yang tubanya sudah diangkat, saluran telur diangkat, atau tuba non paten atau sudah tidak berfungsi, itu harus bayi tabung. Kalau yang lain-lain kesempatan bisa dicoba dengan cara relatif bertahan mulai dari obat ke inseminasi apa pun sebelum masuk ke bayi tabung," kata dia.

Berhasil atau tidaknya program bayi tabung juga bisa dicek. Saat dipastikan positif hamil, akan terlihat ada janin pada saat periksa enam pekan. Saat menjalani program ini, hasilnya pun tidak akan jauh berbeda dengan proses kehamilan melalui proses alami.

"Kalau sudah hamil, artinya hamil seperti biasa. Tapi memang kami memberikan extra care karena kehamilan lewat proses ini sulit. Perlu banyak perhatian menjaga kehamilan ini," kata dokter Ivan.

Bahkan yang perlu diketahui, tidak sepenuhnya program bayi tabung berhasil 100 persen dengan janin yang sehat. Apa pun kemungkinan bisa terjadi, termasuk juga melahirkan bayi yang tak sehat.

"Tapi secara umum seperti biasa, yang cacat juga ada, yang anaknya super pintar juga banyak. Jadi bukan karena bayi tabung terus anaknya jadi berbeda dengan anak yang hamil lewat pembuahan alami," katanya.

Apakah benar bisa meminta jenis kelamin atau ciri fisik tertentu?

Diakui dokter Ivan, memang banyak pasien yang bertanya apakah bisa melahirkan bayi laki-laki ataukah perempuan? Menurutnya, perlu diingat kembali, menjalani program bayi tabung sebenarnya hanya untuk menolong pasien agar berhasil mengalami kehamilan.

"Kalau bayi tabung itu terutama untuk membantu pasangan kesulitan punya keturunan," ujarnya.

Jadi, lanjutnya, orangtua tidak bisa meminta jenis kelamin atau lainnya. "Saat ini teknologi dan ilmu kita belum sampai, walaupun sebenarnya ilmu itu sudah mengarah ada identifikasi ke arah sana. Tapi belum secara aplikasi klinis, masih jauh," kata dia.

Dia pun menjelaskan, keberhasilan bayi tabung sangat dipengaruhi oleh usia wanita. Usia wanita yang lebih muda memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil.

"Idealnya di bawah 35. Kalau di atas 35 bukannya tidak mungkin tapi memang kemungkinannya sudah berkurang. Biasanya memang kita tidak rekomendasi kalau di atas 42," dia menjelaskan.

Terkait kasus bayi tabung di Surabaya, apakah benar dokter bisa menjanjikan jenis kelamin? "Saya tidak bisa kasih komentar soal janji atau tidak. Tapi namanya dalam tindakan medis itu enggak bisa dokter memberikan janji. Tapi dalam hal ini saya yakin bahwa itu hal yang mestinya sudah dikomunikasikan dengan pasien,” tuturnya.

Program bayi tabung di Indonesia, diakuinya pun sama dengan di seluruh dunia. Mulai dari metode, nyaris sama. "Sekarang masyarakat sudah mulai aware bahwa infertility itu masalah dan kita punya opsi di mana salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan ada bayi tabung," ujarnya.

Ilustrasi hamil/ibu hamil/USG.

Bisakah Pasien Endometriosis Hamil Tanpa Program Bayi Tabung? Begini Kata Dokter

Endometriosis merupakan pertumbuhan abnormal lapisan dinding dalam rahim (endometrium). Pertumbuhan yang normal hanya terbatas pada rahim tidak di indung telur dll.

img_title
VIVA.co.id
11 Maret 2024