Senjata Anyar Korea Utara yang Membuat AS Naik Pitam

Korea Utara Uji Coba Roket Pengangkut Satelit
Sumber :
  • KCNA via REUTERS

VIVA – Korea Utara tengah membangun kapal selam rudal balistik. Alutsista mutakhir yang mampu menggentarkan banyak negara dengan kekuatan militer besar di dunia. Ambisi Kim Jong-un bukan isapan jempol.  Korut makin jadi ancaman menakutkan.

Menlu AS Kunjungi Korea Selatan, Korea Utara Langsung Pamer Tembak Rudal Balistik ke Perbatasan

Meski Korut tak mau transparan soal kekuatan militer dan senjatanya,  tak sulit memprediksi kekuatan alat utama sistem persenjataan atau alutsista negara yang dipimpin Kim Jong-un tersebut. Apalagi pada tahun ini, berkali-kali negara itu menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM). Pada puncaknya, ICBM Hwasong-14 sengaja diujicobakan pada 4 Juli 2017, bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat. Rudal
antarbenua itu, jangkauannya bisa mencapai Guam, salah satu daratan Amerika Serikat.

Kim Jong-un saat itu dengan nada mengejek mengatakan bahwa rudal itu memang akan menjadi “kado” untuk Yankees, sebutan yang merujuk pada AS.

Teman Sejoli, Kim Jong Un Langsung Beri Selamat ke Putin Usai Unggul di Pemilu Rusia

Pekan ini, Korut kembali jadi perhatian tatkala gambar citra satelit menangkap aktivitas pembangunan kapal selam di pelabuhan Sinpo di Pantai Timur wilayahnya. Yang menjadi soal bukan terletak pada kapal selam itu.
Korut sendiri diduga setidaknya sudah memiliki setidaknya 70 kapal selam taktikal.

Yang mengejutkan, kapal selam yang tengah dibangun ini akan dilengkapi dengan kemampuan peluncur rudal balistik jangkauan jarak jauh sebagaimana dilansir laman BBC, Senin 20 November 2017.
 
Artinya, setelah Korut berhasil memiliki rudal balistik antarbenua yang bisa ditembakkan via daratan, maka negara itu juga akan segera memiliki senjata yang sama namun bisa ditembakkan dari kedalaman laut.

Sidak Latihan Pasukan Penerjun Korut, Kim Jong Un Naik Limosin Mewah Pemberian Putin

Situs 38 North yang memiliki gambar citra satelit proses pembangunan itu memperlihatkan badan kapal selam yang sudah semakin lengkap. Selain itu, aktivitas crane dalam proses membangun senjata canggih itu juga cukup sibuk.

Para pakar senjata cukup terkejut dengan pesatnya perkembangan senjata Korea Utara meski selama ini diakui bahwa Kim Jong-un memang gamblang soal ambisinya menjadi negara terkuat dalam hal militer dan senjata. Korut jelas ingin menyaingi Amerika Serikat, negara yang memiliki kekuatan senjata terkuat di dunia selain Rusia, China dan sejumlah negara Eropa.

Pakar Mark Fitzpatrick mengatakan, kapal selam dengan senjata rudal balistik akan menaikkan posisi tawar Korea Utara. Apalagi negara tersebut tengah ditekan sana-sini dalam hal pengembangan nuklir. Korut juga belakangan geram dan harus mengakui ekonominya terpuruk lantaran mendapatkan sanksi PBB yang membuat sejumlah negara mitra dagangnya memutuskan hubungan.

Selanjutnya...

Kabur

Korea Utara termasuk negara yang sangat tertutup mengenai gambaran kekuatan senjata. Hal itu terlihat bila mengacu pada data yang dimiliki Stockholm International Peace Research Institute atau SIPRI yaitu lembaga independen di dunia yang kredibel dan memiliki data valid soal pengeluaran anggaran pertahanan termasuk senjata dan transfer senjata di dunia.

Dalam data SIPRI, kolom Korea Utara kosong dari tahun ke tahun. Negara yang juga tak memasok data senjatanya yaitu Afghanistan. Kolom kosong kekuatan senjata dan anggaran pertahanan Korut dari tahun ke tahun hingga 2016 itu menjadi bukti bahwa Korut memang tak mau transparan meskipun negara itu tak sungkan terlibat dalam perlombaan senjata selama ini.

Dalam data SIPRI pada tahun 2016, terlihat negara-negara dengan kekuatan militer kuat mengeluarkan anggaran ideal bahkan cenderung besar untuk bujet senjata. Amerika Serikat misalnya mengeluarkan 3,1 persen PDB negaranya untuk keperluan ini. Sementara Israel mengeluarkan 5,8 persen PDB untuk anggaran pertahanan. Arab Saudi pada tahun 2016 juga menganggarkan biaya pertahanan cukup besar yaitu di angka 10,5 persen dari PDB.

Sementara anggaran pertahanan negara-negara di Asia Timur yang berada di sekitar Korea Utara antara lain Korea Selatan yaitu 2,7 persen dari PDB, China 1,9 persen dan Jepang 1,0 persen.

Selanjutnya...

Dahsyat

Walaupun tak ada angka pasti seberapa besar Korut mengeluarkan uang untuk anggaran senjatanya, namun negara-negara yang menjadi rival Korut tak tinggal diam. Mereka mencari tahu soal kekuatan pertahanan negara itu baik kekuatan bertahan atau defensif dan menyerang atau ofensif.
 
Pentagon sebagaimana dilansir Telegraph merilis bahwa setidaknya Korut mengalokasikan hampir seperempat anggaran negaranya untuk membangun militer dan senjata. Angka itu sangat tinggi dan diperkirakan bakal bisa membangun dan membeli senjata yang relatif dahsyat dibandingkan negara-negara lain.

Bujet Korut untuk senjata dipastikan besar karena negara itu juga masih mengembangkan senjata nuklir. Pada saat ini, Korut tengah berupaya melakukan serangkaian uji coba untuk bisa membuat format miniatur hulu ledak nuklir agar lebih ringkas dan bisa ditembakkan jarak jauh.

Sigrid Hecker yang merupakan pakar nuklir pada tahun 2016 memperkirakan Korut butuh waktu lima sampai 10 tahun untuk mendapatkan teknologi tersebut.
 
Sementara dalam hal bom nuklir, Korut diketahui telah gencar sejak tahun 2006. Dalam 10 tahun terakhir, tak sekali dua kali Korut menguji bom nuklir khususnya di area pegunungan. Korut diduga sudah memiliki cukup bahan plutonium untuk membuat lima hingga enam bom nuklir.

Selain senjata dengan spesifikasi pemusnah massal berbahan nuklir, Korut juga tak mengabaikan kekuatan senjata Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Lautnya. Angkatan Darat Korut memiliki setidaknya 1.020.000 prajurit dengan 3500 tank perang utama baik yang berjenis T-34,T-54,T-55 dan T-62.
 
Untuk pertahanan udara, Korut memiliki 563 pesawat tempur baik berukuran besar maupun kecil. Yang terbesar disebut buatan China dengan jenis J-5s,J-6s dan J-7s. Korut juga memiliki pesawat tempur MiG 21s, MiG-23s dan pesawat ukuran kecil Mig-29s.

Di pertahanan laut, Korea Utara memiliki sedikitnya 70 kapal selam taktikal, tiga kapal penyerang frigate dan sekitar 400 unit kapal patroli. Sementara kapal selam canggih dengan teknologi peluncur rudal balistik saat ini tengah dalam perampungan.

Selanjutnya...


 
Teroris bagi AS

Tak lama setelah kabar pembangunan kapal selam canggih Korut di Sinpo, Amerika Serikat bereaksi. Presiden AS Donald Trump sebagaimana dilansir Reuters, Selasa 21 November 2017, menuding Korut adalah negara penyokong teroris internasional.
 
Bahkan menurut Trump, Korut ikut andil dalam sejumlah aksi teroris itu di negara-negara lain.

Trump mengatakan, telah memasukkan Korut di daftar negara donor teroris dan menjadi musuh AS dan sekutunya. Cap itu lebih awal juga diberikan AS kepada negara-negara yang berseberangan dengan negara Abang Sam seperti Iran dan Qatar.

Korea Selatan dan Jepang langsung menyambut baik daftar negara pendukung teroris dengan Korut di dalamnya. Stigma itu diharapkan akan ampuh menekan Korut untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir.

“Saya sangat mendukung dan setuju dengan hal itu (Korut pendukung teroris),” kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Lantas soal terorisme ini juga dikaitkan dengan kematian saudara tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam, di Kuala Lumpur pada awal tahun 2017 yang diketahui tewas akibat racun VX. Dalam kasus yang masih bergulir di persidangan ini, diketahui bahwa empat dari enam tersangka adalah warga Korea Utara. Sayangnya, mereka telah berhasil kabur ke negaranya.

Sejak lama, Korut dituding oleh rival-rivalnya sebagai negara yang memang mengembangkan senjata biologi maupun senjata kimia dengan bahan racun berbahaya. Dilansir Telegraph, AS dan Korsel menuding program intensif Korut untuk membuat senjata kimia berbahan gas sulfur, klorin, fosgen, sarin dan VX, zat yang sama yang membuat Kim Jong-nam meregang nyawa.

Bahkan Seoul menuding negara tetangganya itu sedang mengembangbiakkan berbagai bibit patogen seperti anthrax, cacar, demam dan berbagai bibit penyakit untuk dikemas sebagai senjata. (one)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya