Jakarta Siap-siap Terendam di Tengah Cuaca Ekstrem

Banjir Melanda Sejumlah Tempat di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Bagi Anda warga Jakarta diminta bersiap diri menghadapi cuaca ekstrem yang terjadi hingga akhir tahun 2017. Hujan disertai petir dan angin kencang yang berlangsung lama diprediksi akan terjadi dari siang hingga malam hari. Ini sudah terjadi Minggu kedua bulan Desember 2017.

Hujan Deras Guyur Jakarta, Kawasan Ciledug Mulai Banjir

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan sudah mengeluarkan peringatan dini hujan disertai petir untuk beberapa wilayah di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bogor.

Pada Senin kemarin 11 Desember 2017, hujan dengan intensitas deras mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya dari siang hingga malam hari. Akibatnya, sejumlah ruas jalan utama Jakarta terendam banjir. Tak hanya jalan, perumahan warga langganan banjir juga ikut digenangi air dengan ketinggian yang beragam.

Antisipasi Banjir Jakarta, Heru Budi Mau Bangun Pompa Air Baru di Kali Sunter

Tanggul penyanggah luapan air di kawasan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, jebol. Akibatnya, warga sekitar terpaksa mengungsi.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan langsung mengambil langkah. Anies bersama jajaran terkait turun langsung ke lokasi banjir yakni di terowongan Dukuh Atas. Di sana, Anies melihat dan mencari tahu penyebab kasawan itu bisa terendam air. 

Banjir di Jakarta Meluas, 21 Ruas Jalan Terendam Pagi Ini

Berdasarkan investigasinya, diketahui penyebab banjir yang terjadi di jalur protokol tersebut karena pembangunan proyek infrastruktur seperti proyek MRT, LRT dan lainnya.

"Di beberapa daerah seperti Gatot Subroto, daerah selatan yang terjadi genangan cukup tinggi Kuningan, saya sudah komunikasi dan cek langsung bahkan kita lihat ke lapangan masalahnya adalah karena sebagian dari tali air terhambat oleh proyek yang sedang bejalan, baik MRT, LRT maupun proyek yang lain," kata Anies di kantornya, hari ini.

Dari kejadian kemarin, Anies mengingatkan agar tidak menyepelekan soal saluran air. Dia meminta kepada kontraktor untuk membersihkan seluruh saluran air yang menghambat.

"Proyek harus jalan tapi saluran air juga harus diperhatikan karena itu merepotkan warga, jadi proyek-proyek yang berjalan saya instruksikan pada semuanya untuk memastikan semua tali air itu berfungsi tidak ada saluran-saluran air yang terhambat apalagi di jalan protokol," ujarnya.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga menyoroti banjir yang kerap melanda beberapa wilayah di Jakarta. Dia meminta warga terlibat dalam upaya pencegahan banjir

“Wajibkan semua orang bersihkan selokan depan rumahnya. Berikan mereka semua sekop untuk menyekop sampah-sampah, langsung satu juta orang yang bekerja bersihkan Jakarta, bukan hanya (pasukan) baju oranye," ujar JK.

JK berpandangan, solusi yang ditawarkannya adalah hal yang tepat dan bisa dijalankan supaya semua warga Jakarta secara bersama-sama mencegah bencana banjir. "Tentu itu sesuatu hal cerdas. Bagaimana menimbulkan partisipasi masyarakat untuk hidup bersama agar kota layak huni," ujar JK.

Langkah panjang

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno pun ikut turun tangan. Sandi begitu dia disapa sudah memikirkan langkah kedepan agar Jakarta tidak tenggelam saat musim penghujan datang. Salah satunya dengan membangun sumur serapan di 238 titik di Ibu Kota. Pembangunan ini dinilainya bisa mempercepat air meresap ke dalam tanah.

Sandi menjelaskan, sumur yang akan dibangun nantinya harus berukuran besar. Sebab, sekarang ini debit air hujan yang mengguyur di wilayah Ibu Kota sangat deras. 

Untuk merealisasikan rencana itu, bagi Sandiaga, dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Ia mengemukakan, sudah melakukan perbincangan dengan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) agar pembangunan itu terwujudkan. Saat ini, Pemprov DKI baru memiliki satu buah sumur serapan. Sumur tersebut berada di Masjid Al Barkah, Cipete Selatan, Jakarta Selatan.

Menurut Sandiaga, sumur tersebut berfungsi cukup efektif. Ia berharap di semua titik banjir sudah memliki sumur serapan, agar dengan mudah mengaliri air ke dalam tanah. "Kalau itu bisa dibikin di 238 titik yang menjadi rawan sekali genangan itu yang sebenarnya bisa membantu," ujarnya

Tak hanya sumur resapan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemerintah pusat, kata Sandi juga akan membangun proyek tanggul raksasa atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Rencananya, pembangunan ini akan dilakukan pada tahun 2020.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pembangunan tanggul laut mendesak dikerjakan agar Ibu Kota tidak tenggelam. 
Ia menyampaikan, permukaan air tanah wilayah pesisir Jakarta terus menurun. Pada 2030, jika masalah ini tak menemukan solusi, diprediksi banjir akan melanda Jakarta dari berbagai arah.

"Jakarta seperti apa kalau kita tidak melakukan pertahanan seperti sekarang," ujarnya. 
 
Lokasi rawan banjir

Kepala Badan Penanggualangan Bencana Daerah DKI Jakarta, Jupan Royter Tampubolon saat dihubungi VIVA, mengatakan berdasarkan data yang diperoleh pihaknya mencacat sejumlah kawasan di Jakarta yang termasuk langganan banjir.

Di Jakarta Timur yang termasuk rawan banjir di Jalan MT. Haryono (terowongan Cawang arah UKI), Jalan Basuki Rahmat dan Jalan DI Panjaitan Pedati arah Cawang.

Di Jakarta Barat ada beberapa wilayah, di antaranya Jalan Duri Kosambi, Green Garden Kebon Jeruk, depan Kampus Trisakti Grogol. Sementara di Jakarta Selatan, lokasi yang rawan banjir ada di Jalan Raya Pasar Minggu arah Kalibata, Jalan Rasuna Said, Jalan Gatot Subroto.

Di Jakarta Pusat ada di Jalan Hayam Wuruk, Gunung Sahari, Yos Sudarso. Menurut Jupan, lokasi banjir di setiap wilayah bisa bertambah dna berkurang tergantung intensitas hujan yang turun. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya