SOROT 57

Anti Korupsi Gaya Slank

Memang ... clanaku memang bolong jangan menuduh, yang penting bukannya nyolong.
Memang ... jaketku memang kotor, jangan menghina, yang penting bukan koruptor,
aku memang aku, bukannya kalian, tapi ku tak malu, karena ku tak pernah merampok orang ...menipu orang....”
 
VIVAnews – BAGI sepotong jalan kecil yang hanya muat sebuah mobil, Gang Potlot tentu teramat populer. Terletak di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, anak muda berseliweran di sini. Mereka sering singgah di sebuah rumah berpagar biru.
 
Di seberang gardu, di halaman rumah, ada studio berdinding sarat corat-coret. Tak jauh dari situ, ada bangunan setengah jadi yang nantinya akan dijadikan 'Warslank' (Warung Slank). Ini memang markas Grup Band Slank.
 
Band yang diawaki Kaka (vokal), Bimbim (drum), Abdee (gitar), Ridho (gitar) dan Ivan (bass), tampak kian matang. Berdiri sekitar 25 tahun silam, Slank kini berada di papan atas. Berjuta penggemarnya bergabung dalam kelompok Slankers. Ketika wartawan VIVAnews bertandang ke sini, Jumat 13 November 2009, ada belasan Slankers nongkrong di markas berbentuk huruf U itu.
 
Kini, mereka menyiapkan album ke-18. Temanya soal korupsi. Penggalan lirik di atas adalah petilan salah satu lagu Slank berjudul “Memang”. Kelompok itu blak-blakan menyuarakan kebencian kepada koruptor.  “Kontrol sosial adalah satu tujuan kami,” ujar Kaka.

Kalau Istri Hyperseks apa yang Perlu Dilakukan Suami? Begini Nasehat Dokter Boyke

Itu sebabnya, mereka rela bermusik tanpa bayaran jika menyangkut urusan antikorupsi. Juga saat mengikuti acara "Minggu Sehat Indonesia Bersih" yang digelar Cintai Indonesia Cintai KPK (Cicak), di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, pada Minggu 8 November 2009.  Slank tampil bersama sejumlah musisi lain seperti Oppie Andaresta, Efek Rumah Kaca, Once 'Dewa'.

Mereka prihatin atas upaya pelemahan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Apalagi ketika  dua pimpinan nonaktif KPK, Bibit S. Rianto dan Chandra M. Hamzah diseret ke tahanan polisi. “Dari awal kita sudah lihat, jorok banget mainnya,” ujar Kaka dalam wawancara khusus dengan VIVAnews, Jumat 13 November 2009.

Polisi membidik Bibit-Chandra dengan pasal penyuapan dan pemerasan. Padahal banyak kalangan menilai tuduhan itu tak cukup bukti. Soal ini belakangan mencuat dengan istilah “Cicak vs Buaya”. Metafora itu pertama sekali malah digelindingkan Kepala Bareskrim Polri, Komisaris Jenderal Susno Duadji. Dia menabalkan polisi sebagai “Buaya”.

“Cicak” yang terkesan lemah itu lah yang menggelitik rasa keadilan masyarakat. KPK lalu terlihat dalam keadaan bahaya, dan harus diselamatkan. "KPK bagi kami adalah satu harapan bagi bangsa. Slank akan ada di depan, di tengah dan di belakang," kata Bimbim, penggebuk drum Slank yang juga pentolan band ini. "Kami seniman harus bersuara, jangan jadi silent majority.”

Seperti diungkap Bimbim, Slank bangga bisa berpartisipasi dalam konser dukung KPK itu. “Sebenarnya ini adalah salah satu bentuk orasi dari seniman, animonya cukup besar, jangan hanya menonton saja,” kata Bimbim lagi. Dalam konser ini, Slank membawa lima lagu mewakili curahan hati pendukung KPK.

Menjadi seniman bernuansa aktivis seperti itu sebetulnya bukan hal baru bagi Slank. Sejak awal mereka sudah menyuarakan kritik sosial. Misalnya mereka mengkritik soal pencurian kayu. Mereka juga mengkritik anak muda yang suka pakai narkoba.

Tiga tahun silam, salah satu lagu mereka berjudul “Gosip Jalanan” nyaris menuai masalah. Sejumlah anggota DPR-RI memperkarakan lagu ini,  karena dianggap menghina anggota parlemen. Namun, belakangan anggota dewan menarik perkaranya itu karena mendapat perlawanan dari rakyat.

Lagu itu seolah menjadi gong bagi Slank sebagai ikon antikorupsi di Indonesia. Apalagi, lagu itu mencerminkan kenyataan banyaknya anggota DPR menjadi penghuni penjara akibat kasus korupsi.

Momen lagu itu pula diambil KPK merangkul Slank. Dua “lembaga” berbeda tugas ini seolah menemukan kesamaan visi. KPK memberantas korupsi dengan undang-undang, Slank melawan koruptor dengan lagu-lagunya. Sejak itu Slank dan KPK saling berkunjung, dan mendukung.

Kadang kala pimpinan KPK datang ke Gang Potlot. Lain waktu Slank bertandang ke kantor KPK. Misalnya, pada 24 Maret 2008, personel Slank ini melawat ke kantor KPK di Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka disambut Bibit S. Rianto, dan Chandra M Hamzah.

Setelah setengah jam berbincang, Slank menggebrak lobi KPK dengan konser mini bertajuk “Bangkit Lawan Korupsi”. Slank menyanyikan lima lagu berjudul Tong Kosong, Gosip Jalanan, Apatis Blues, dan Memang.

Mereka pentas dengan kaus hitam, dan pada bagian punggung bertuliskan 'Lawan Korupsi'. Kaos itu diberikan KPK untuk Slank. Usai pertunjukan kelompok itu menyerahkan album berisikan 13 lagu bertema sosial, termasuk korupsi.

Hingga kini prinsip Slank tetap tak berubah. Sambil berguyon, Kaka mengungkapkan keinginannya memelihara komodo. “Buat ngelawan buaya,” ujarnya.

5 Artis Cantik Warisi Darah Biru, dari Sumedang Larang hingga Mangkunegaran

Adapun Bimbim, dia berencana segera membuat lagu berkaitan konflik Cicak versus Buaya ini.

Ilustrasi/Pelajar diamankan saat mau tawuran.

10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah

Untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan di lingkungan sekolah, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti oleh guru, orang tua, dan siswa:

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024