Tommy Soeharto:

"Data WikiLeaks Itu Tidak Semuanya Akurat"

Hutomo Mandala Putra
Sumber :
  • VIVAnews.com

VIVAnews – Lama tak muncul ke permukaan publik, Hutomo Mandala Putra, atau biasa dipanggil Tommy Soeharto, hari ini, 20 desember 2010, tampak menghadiri acara peringatan Hari Kesetiakawanan Nasional, di Sirkuit Sentul, Bogor.

3 Faktor Pemicu Approval Rating Jokowi Masih Tinggi Versi Survei LSI

Baru-baru ini nama putra bungsu mantan Presiden Soeharto tersebut juga menjadi perhatian karena masuk dalam dokumen bocoran WikiLeaks. Bocoran tersebut berupa memo Kedutaan Besar Amerika yang menyoroti kehadiran Tommy di acara Hari Ulang Tahun Kopassus pada 2007.

Berikut petikan wawancara eksklusif wartawan VIVAnews.com, Mohamad Teguh dan Bayu Galih dengan Tommy seputar masalah tersebut dan apa saja kegiatannya saat ini.

Aksi Pelemparan Batu Warnai Pembongkaran Pasar Kutabumi Tangerang

Anda menghadiri acara ini sebagai apa?

Saya undangan… (tersenyum)

Gerindra Akui Agenda Pertemuan Prabowo dengan Megawati Sedang Disusun

Atau karena Anda pemilik sirkuit ini?

Saya diundang, kok.

Amerika menyoroti kedatangan Anda pada HUT Kopassus. Bagaimana pendapat Anda?

Lho, itu peristiwa sudah lama. Saya tidak mau berkomentar.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan menyebutkan kedatangan Anda tidak masalah, karena sebagai anggota Perbakin. Apakah memang begitu?

Ya memang begitu, lagi pula apa salah saya mendatangi acara tersebut? Pernyataan Kementerian Pertahanan Itu menunjukkan kemandirian TNI. Bahwa TNI tidak bisa diatur-atur Amerika. Kalau nggak begitu, nanti TNI jadi satpam-nya Amerika, dong.

Data-data Wikileaks itu kan tidak semuanya akurat. Jadi, tergantung pada case atau permasalahannya masing-masing.

Sekarang kembali menekuni bisnis?

Ya. Cuma, bisnis sekarang nggak gampang.

Grup Humpuss ekspansi apa saja?

Selain di bidang energi [PT Humpuss Patragas dan PT Humpuss pengolahan Minyak di Cepu], petrokimia [PT Kaltim Methanol Industri, PT Humpuss Aromatik di Lhokseumawe, dan PT Humpuss Karbometil Selulosa], kami juga mulai masuk bisnis power plant (pembangkit tenaga listrik). 

Bahan bakar pembangkit listriknya ada yang batu bara dan geotermal. Ada tiga yang kami kembangkan. Total kapasitas terpasang sekitar 150 ribu MW.

Properti juga?

Lho, di sini [kawasan Sentul] kami sudah bangun. Saya juga akan bangun taman hiburan seperti Walt Disney di kawasan Sentul. Kami sudah siapkan tanah sekitar 180 hektar.

Memakai lisensi dari Walt Disney, Amerika?

Nggak, saya hanya beli peralatan dari supplier-supplier Walt Disney.

Bagaimana dengan Sirkuit Sentul, Anda ingin perbaiki supaya bisa seperti Sirkuit Sepang di Malaysia?

Ya, kami akan renovasi. Cuma kalau penyelenggaraan balap F1 itu mahal, mesti harus ada sponsor dan ini juga tugas negara. Seperti di Malaysia dan Singapura, pemerintahnya sangat mendukung, untuk mengembangkan pariwisata juga. Kalau individu menyelenggarakan balap F1… berat. Singapura, misalnya, satu kali lomba bisa menghabiskan dana US$100 juta. Kalau semacam Grand Touring Series yang akan kami gelar pada tahun 2012, Indonesia bisa. Cuma kalau F1 belum bisa.

Tampaknya, dibandingkan dengan saudara-saudara yang lain, sekarang hanya Anda yang serius di bisnis?

Iya. Mas Bambang [Trihatmodjo] sudah nggak lagi, begitu juga yang lain.

Ayah Anda meninggalkan semacam surat wasiat?

Nggak ada.

Kabarnya wasiatnya adalah agar Yayasan Dana Kesejahteraan Mandiri menyalurkan dana ke Perguruan Taman Siswa?

Nggak ada wasiat. Kalau yang itu sudah lama, tujuannya kan untuk membantu pendidikan.

Bagaimana soal uang Anda senilai 37 juta euro di Bank BNP Paribas?

Tinggal tunggu putusan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya