Tifatul Sembiring

"Saya Tak Berniat Kontrol Media Sosial"

Menkominfo, Tifatul Sembiring
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews – Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, pekan ini dinobatkan situs Famecount menjadi salah satu politisi dunia paling populer di dunia maya. Ia berada di peringkat 24 dunia, dan merupakan yang teratas di Indonesia.

Sebelum meraih predikat politisi terpopuler di jagat maya, mantan Presiden PKS ini sudah sering menghiasi pemberitaan dengan berbagai pernyataan kontroversialnya – baik secara lisan maupun tertulis lewat kicauannya di twitter. Tifatul sendiri mengaku tidak mencoba menjadi sosok yang kontroversial. Ia hanya senang melontarkan humor untuk menyegarkan suasana.

VIVAnews berkesempatan mewawancarai Tifatul. Ia bercerita tentang banyak hal. Dari mulai hebatnya pengaruh sosial media di era globalisasi saat ini, generasi alay yang mendominasi jagat maya, soal Nazaruddin, sampai cyber war. Terkuak pula bahwa Menkominfo satu ini ternyata jago me-hack akun orang lain. Berikut wawancara VIVAnews dengan Tifatul di Kantor Kominfo.

Anda pernah mengatakan, sosial media perlu dikontrol, meski bukan dalam arti membatasi. Hal ini lantas memancing kontroversi dan kritik dari sejumlah kalangan.
Saya tidak pernah katakan akan mengontrol sosial media. Itu salah persepsi. Saya katakan waktu itu, pada kampanye ‘Internet Sehat dan Aman’ di SD Menteng, “Bapak, Ibu guru, para orang tua murid, tolong semua mengontrol dan mengawasi pengguna internet dan sosial media oleh murid-muridnya. Mereka perlu dibimbing, karena internet mempunyai sisi negatif selain ada sisi positifnya."

Jadi saya tidak pernah mengatakan akan mengontrol sosial media. Dari sekian banyak yang memuat kutipan saya saat itu, ada satu situs berita yang salah mengutip. Mungkin salah persepsi atau salah dengar. Tapi lantas kutipan yang salah itu dimuat dan dikutip lagi oleh media elektronik. Padahal media elektronik itu sendiri ada saat saya memberi sambutan di SD Menteng. Saya lihat kamera-kamera mereka kok. Sifat pemberitaan kita memang begitu ya, yang aneh-aneh memang selalu jadi headline.

Bagaimana perasaan Anda dinobatkan menjadi politisi Indonesia paling populer di dunia maya?
Biasa saja, karena motivasi saya masuk sosial media lebih kepada ingin mendalami, dunia apa sebenarnya itu. Saya ingin berkenalan dan bertegur sapa dengan netizen dan para blogger untuk mengetahui pemikiran mereka, dan supaya tahu isu apa yang sedang ramai diperbincangankan. Jangan sampai sebagai Menkominfo, saya tidak tahu-menahu soal itu.

Saya kan baru masuk menjadi pengguna sosial media pada Oktober 2009, setelah saya diangkat menjadi menteri. Jadi kalau sekarang ada survei begitu (politisi terpopuler di dunia maya), saya tidak menduga. Kan sosial media juga baru populer dua tahun belakangan ini. Sebelumnya, orang-orang tidak begitu akrab dengan sosial media. Lama-lama, pengguna facebook saja sudah mencapai 36 juta, bahkan ada yang mengklaim 39 juta. Jadi, ada warga yang disebut ‘netizen’ yang tidak boleh diabaikan oleh siapapun. Netizen ini bahkan punya pengaruh di bidang politik, ekonomi, dan sosial.

Tweet-tweet saya biasanya 95 persen memberikan dorongan semangat dan informasi, sedangkan 5 persen sisanya baru berisi ucapan yang agak nyelekit sebagai humor. Humor juga sesekali perlu, supaya menarik, karena kalau serius terus, kita jadi bosan. Misalnya, pada satu hari Minggu, saya membuat 3 gol saat bermain futsal di Medan. Lalu saya nge-tweet “Lady Gaga ketiban sukun, nggak olahraga badan pun tambun.” Jadi itu hanya sarana komunikasi saya.

Wasekjen PKS, Mahfudz Siddiq, pernah mengatakan bahwa untuk populer memang perlu sedikit kontroversial. Beberapa tweet Anda sempat menuai kontroversi. Apakah itu memang sengaja?
Saya tidak pernah mencari kontroversi mengenai diri saya kok.

Tapi Anda pernah nge-tweet dalam bahasa alay?
Mengenai alay itu, setelah disurvei, ternyata 64 persen pengguna twitter adalah remaja, dan mereka memang berjiwa alay – anak layangan. Saya tadinya juga nggak ngerti soal alay ini. Saya lalu tanya ke anak saya. Kemudian saya coba lakukan pancingan atau tes. Saya tweet “JAn64n 4d4 Du5t4 d1 4ntar4 K1ta. k4L4u b3nC1, b1l4ng b3nC1. k4l4U CiNt4, b1l4Ng C1Nt4. J4N64n B1ArK4n hat1mu tertU5uK 53mB1lu... hE3x?” Saya tulis itu dalam bentuk kalimat alay. Kalimat alay kan dicampur dengan angka-angka. Ternyata itu malah jadi trending topic.

Menurut saya, orang bebas menggunakan bahasa apa saja di dunia twitter. Bahasa daerah juga banyak digunakan kok. Tapi faktanya anak alay ternyata mayoritas di situ. Jadi yang saya tetap harus connect dengan mereka. Apalagi, saya banyak mendapat respon bila nge-tweet menyangkut remaja dan olahraga. Misalnya begitu saya nge-tweet soal futsal, saya mendapat mention banyak sekali.

Kita juga perlu komunikasi dengan para remaja untuk memberi arahan dan nasehat. Saya saja terkejut ketika ponakan saya yang masih SD bilang, dia follow saya di twitter. Saya kaget juga banyak yang follow. Saya jadi tidak berani macam-macam.

Punya pengalaman tak enak dengan dunia maya?
Saya sering di-bullying, bahkan hampir setiap malam. Kadang ada bullying yang pedas sekali. Kalau bullying itu bisa saya luruskan, ya diluruskan. Apapun, itulah uniknya twitter. Karena hanya terdiri dari 140 karakter, kalau keliru memilih diksi, jadi susah, karena nyebarnya sangat cepat. Bisa ada persepsi yang salah. Maka, biasanya untuk menjelaskan secara lengkap, saya menggunakan facebook. Kan twitter saya ada link ke facebook. Jadi di facebook saya jelaskan lebih rinci. Di facebook kan lebih jarang orang salah paham. Mau tulis seribu karakter juga oke di situ.

Kapan waktu paling enak untuk nge-tweet?
Saya paling sering nge-tweet di kendaraan, di mobil. Yang jelas tidak pernah di tengah rapat kabinet. Rapat kabinet itu serius.

Apakah popularitas Bapak di dunia maya berpengaruh kepada PKS sebagai partai asal Anda?
Saya nggak tahu. Yang jelas, mungkin karena saya adalah kader PKS yang cukup dikenal di dunia maya, maka banyak masalah PKS ditanyakan kepada saya. Padahal saya bukan lagi Presiden PKS, bukan lagi pengurus harian. Saya hanya anggota Majelis Syuro-nya saja. Tapi tetap saja, masalah Misbakhun pun ditanyakan ke saya.

Tidak berniat memanfaatkan popularitas Anda untuk maju menjadi capres?
Saya kan mantan Presiden (partai), masa nyapres lagi, hahaha... Nggaklah, kejauhan. Kalau Presiden Dunia Maya bolehlah. Saya juga nggak kenal siapa sebenarnya para penduduk dunia maya itu. Saya tidak tahu apakah mereka the real voters di dunia nyata. Itu tidak bisa dikuantifikasi. Lagipula, saya secara pribadi lebih senang jadi orang biasa yang tidak terlalu menonjol.

Di dunia maya kan tidak ada hierarki sosial. Semua flat – sama. Mau menteri kek, apa kek. Banyak juga yang menyapa saya “Eh, loe Tifatul! Apa aja kerja loe?” Sering itu. Jadi, saya tidak minta disanjung-sanjung orang. Untuk tegasnya, saya nggak gr-gr amat. Saya tidak menyangka dan tidak berencana seperti ini (populer). Menurut saya, itu pernak-pernik sosial media. Terima kasih kepada follower yang rajin mengikuti saya. Kita hidup kan memang harus bertegur sapa dan saling memberi masukan.

Anda dulu pernah meminta RIM (Research In Motion – perusahaan pembuat ponsel dan penyedia layanan BlackBerry) untuk mendirikan server di Indonesia guna kepentingan penyelidikan penegak hukum kita. Bagaimana kelanjutannya sekarang? Apalagi belakangan marak soal BBM Nazaruddin.
Sebenarnya RIM sudah memenuhi sejumlah tuntutan kita seperti membuka kantor cabang di Indonesia, membuka pusat-pusat service di sini, menutup situs-situs dan konten-konten negatif di antaranya pornografi, merekrut tenaga kerja Indonesia, dan menggunakan produk-produk pengembang lokal Indonesia. Tapi masalah server, ini masih dalam tahap negosiasi.

Menurut saya, whatever-lah soal negosiasi itu. Yang jelas kita harus punya peluang untuk melakukan penyadapan terhadap terduga atau tersangka pelaku kejahatan. Jangan sampai BBM menjadi sarana berkembangnya terorisme, jaringan obat bius, bahkan menjadi fasilitas bagi para koruptor yang kabur-kabur itu. Jangan sampai orang bebas melakukan kejahatan di Indonesia.

Seluruh operator yang ada di Indonesia wajib memberi kesempatan penegak hukum, baik KPK, polisi, atau kejaksaan, untuk menyadap terkait kepentingan penegakan hukum. Itu implikasi dari Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik, dan itu sudah berlangsung dengan operator lain. Tapi tidak dengan BlackBerry.

Jadi kita tidak bisa melacak BBM Nazaruddin?
Jelas, kecuali diberikan akses dari RIM di Kanada.

Tapi lewat fasilitas teknologi lain, keberadaan Nazaruddin bisa dilacak?
Sangat bisa. Secara teknologi, kalau kita terima sms dari orang, kita kan tahu sms itu dari mana. Lalu seperti saat Nazaruddin melakukan telewicara live di televisi. Itu bisa dicari asalnya dari mana. Misalnya menggunakan sarana komputer, kan ketahuan link-nya. Tapi kami (Kominfo) tidak bisa melakukan pelacakan. Kewenangan itu ada di aparat penegak hukum. Jadi menurut saya, kepolisian dan KPK harus bergerak cepat. Kalau kami ini bukan aparat penegak hukum. Kami aparat teknis.

Selama ini memang sejumlah penjahat ditangkap berkat kerja sama dengan Kominfo. Jadi kerja sama itu sudah jalan. Untuk Nazaruddin, kita tunggu saja bagaimana dari kepolisian (ada permintaan atau tidak). Yang jelas, secara teknologi, mencari dia bukan persoalan yang rumit.

Soal cyber war, bagaimana tingkat keamanan infrastruktur web di Indonesia?
Bukan cuma rawan, tapi kesadaran masyarakat Indonesia sendiri lemah. Terus terang, banyak kelemahan di kementerian dan lembaga. Saya sering beri peringatan. Website kepolisian pernah di-hack. Lemhanas, Pertamina, TNI AD juga pernah. Bahkan Kominfo sekali pun.

Parahnya, ketika saya mencoba menginvestigasi sebuah lembaga – tidak perlu saya sebutkan nama lembaganya, ada yang menggunakan password ‘123’, ditempel pula password-nya di meja. Padahal password ‘123’ adalah password sementara yang dipakai installer ketika meng-install komputer. Supaya ketika baru di-install, mudah meng-up grade-nya. Tapi password ‘123’ itu nanti harus diubah. Eh, malah tidak diubah. Begitu diserang hacker, kacau semua. Ingat, bagi para hacker, kode rumit saja bisa dibuka, apalagi ‘123.’ Di sinilah kesadaran kita lemah.

Perlu diketahui, Estonia pernah lumpuh tiga pekan gara-gara software-nya diserang hacker. Lampu di sana mati, bank-bank tidak bisa transaksi, orang tidak bisa ambil uang di bank. Akibatnya, toko-toko di sana dijarah. Baru tiga pekan Estonia berhasil pulih. Selanjutnya, pendiri WiliLeaks Julian Assange yang punya akun bank di Swiss, akun banknya di-hack. Dia pun tak bisa ambil uang di situ. Contoh lain, reaktor nuklir Iran yang seharusnya diluncurkan pada tahun 2009, terpaksa ditunda setahun gara-gara sistem kontrol reaktor nuklir itu di-hack.

Begitu juga di Malaysia, sebulan lalu, '.my' di-hack, mati semua, beberapa pekan baru pulih. Di Amerika Serikat, Google, Fox News, bank-bank, lembaga keuangan di-hack. Di Singapura dan negara-negara lain juga. Jadi menurut saya, cyber war dan cyber crime ini gawat. Satu setengah bulan lalu, Mabes Polri kan menangkap 139 Warga Negara Asing asal China dan Taiwan karena melakukan kejahatan cyber. Di Myanmar juga ada penangkapan serupa.

Apa umumnya motivasi para hacker?
Pertama, motivasi ekonomi. Di era informasi ini, jualan informasi sangat laku. Dia (hacker) bisa masuk, menjalar ke dalam, baca dulu, lantas copy informasi itu. Saya saja bisa (nge-hack). Kemarin saya praktekkan di Bandung. Pak Leks, Sekda Bandung, lagi main twitter, lantas saya hack. Kena. Saya bisa baca semua isi twitter-nya, saya tahu apa password-nya. Saya catat itu. Jadi, kapan-kapan saya bisa masuk ke twitter dia. Itu contohnya. Hacker belum tentu merusak, tapi menjual informasi demi keuntungan. Ingat, di Amerika Serikat pernah diungkapkan, 60 persen hacker ternyata anggota FBI.

Kedua, motivasi politik. Ada hacker yang tidak suka dengan kebijakan-kebijakan tertentu. Mereka lantas melawan. Misalnya, mereka tidak suka kebijakan yang dikeluarkan AS, maka mereka menyerang Pentagon. Pada kasus WikiLeaks, ketika Julian Assange ditangkap dan dicekal di mana-mana, hacker bergerak. Mereka melihat ada ketidakadilan, dan solidaritas mereka kuat. Bisa juga karena mereka ingin melakukan black campaign.

Ketiga, motivasi pribadi atau kelompok. Bisa saja dia coba menguji kekuatan suatu sistem. Semua sistem software yang dibuat orang kan tidak ada yang sempurna. Selalu ada yang disebut dengan crack – celah. Makanya software itu harus selalu di-up date. Virus kan dibuat oleh para hacker. Handphone saya saja pernah di-hack. Saya buka satu sms, malah hilang semua sms. Waduh, ada saja kelakuan orang. Mungkin dia iseng. Yang jelas, tidak ada program yang sempurna. Selalu ada hole – lubang. Maka kita harus waspada, tidak boleh abai. Perang saat ini adalah perang informasi. (eh)

Sukses Gelar MotoGP, Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata Olahraga
Badak Taman Nasional Ujung Kulon

Ironi Perburuan Badak Jawa di Kawasan Konservasi Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 280 Juta

Di lahan konservasi tersebut, badak Jawa yang dilindungi itu jadi target perburuan liar dan cula nya dijual ke Jakarta secara ilegal dengan nilai ratusan juta rupiah.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024