Chief Country Officer Citi Indonesia:

Krisis Eropa, Indonesia Jangan Lengah

Direktur Citibank Tigor M. Siahaan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews- Lonceng krisis Eropa kian berdentang setelah Italia ikut juga terseret krisis utang. Sebelumnya krisis yang terjadi di Yunani, negara yang lebih kecil dari Italia telah membuat kekhawatiran kondisi negara Eropa.

Apalagi lembaga Standard & Poor mengingatkan 15 negara Uni Eropa, dari total 17 negara ratingnya akan turun, terutama jika tidak ada langkah penanganan yang serius. Minggu ini pemimpin Eropa akan bertemu untuk memutuskan langkah menghadapi krisis Eropa.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Seberapa kuat fundamental Indonesia untuk menghadapi krisis Eropa kali ini? Berikut percakapan dengan Chief Country Officer Citi Indonesia Tigor M Siahaan yang berkunjung ke kantor redaksi VIVAnews, Rabu, 7 Desember 2011.

Citi tengah sibuk apa sekarang?

Baru-baru ini kami membahas bersama dengan Citi rencana lima tahun ke depan. Citi itu berkonsentrasi di 16 negara dan salah satunya adalah Indonesia. Jadi Indonesia tempat yang bagus untuk berinvestasi dan masih akan terus tumbuh.

Optimisme itu indikatornya apa?

Saya merasa dari segi fundamental tentu sangat kuat dan segi PDB, defisit fiskal yang baik, termasuk pertumbuhan yang kuat. Dari sisi pemerintahan, ada perbaikan yang dilakukan seperti penanganan kasus koruptor. Jika kita bandingkan 15 tahun yang lalu, kasus korupsi tidak mencuat seperti saat ini. GDP per kapita itu sekarang US$3.300. Ini berbeda dibanding 8 tahun lalu yaitu US$850. Nah pemerataannya memang belum semaksimal ini yang kita inginkan, cuma saya rasa sekarang lebih merata dibanding jaman dulu. Daerah-daerah juga memiliki sumber daya alam luar biasa. Selain itu daya beli masyarakat juga tinggi. Kekuatan dari consumer itu sangat penting. Namun saya rasa volatilitas yang terjadi di negara maju pasti akan ada dampaknya.

Seberapa besar dampak dari krisis Eropa itu?

Sebenarnya yang terjadi di Eropa sekarang solusinya belum kelihatan. Itu masalah yang sangat komplek karena melibatkan banyak negera. Kalau tahun 2008 dari institusi finansial, nah sekarang likuiditas dari negara. Itu kan kacau dan itu berhubungan dengan politik dan koordinasi antar negara. Solusinya sendiri memang belum keliatan dan political will dari semua negara hari ini sama, besok akan beda.

Dan yang saya rasa ada sedikit tantangan. Negara Jerman yang paling kuat. Jerman itu sejak ada Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu 20 tahun yang lalu, itu banyak masalah di Jerman Barat karena mereka harus mengeluarkan pajak. Dan itu mereka merasa mengapa itu itu beban saya. Okelah karena politik mereka bersatu. Nah sekarang orang Yunani, Italia, mereka merasa "Mereka berfoya-foya, mengapa saya yang harus membayar," Ini akan berat bagi warga Jerman. Saya tak yakin politik akan stabil 100 persen. Tapi kalau belum ada kesepakatan untuk mengatasi masalah ini alternatifnya harus kerja keras. Bahwa mungkin saja Yunani akan keluar dari zona euro, setelah itu siapa lagi? Itu menimbulkan ketidakstabilan.

Kita tahu kekuatan China ke Asia hanya 30 persen dari PDB, namun eksposur ke Amerika dan Eropa juga besar. Kalau misalnya kita memberikan skenario terburuk, jika Cina terkena maka pembangunan akan rendah, komoditas akan rendah, dan bagaimana dampaknya akan ke Indonesia juga. Ini yang harus kita waspadai untuk jangka panjang. Cuma untuk volatiliatas jangka panjang memang harus lebih banyak mengeluarkan biaya (cost). Kita jangan lengah saja karena apapun bisa terjadi. Bagusnya utang perusahaan Indonesia dan negara tidak terlalu besar, jadi kalau ada volatilitas terjadi semua masih oke. Cadangan devisa masih di atas US$100 miliar, ini masih cukup untuk persiapan ketika ada guncangan. Cuma jangan sampai kita lengah. Jadi saya sangat optimis.

Bagaimana Indonesia di kancah Asia Tenggara?

Menurut saya, permintaan domestik Indonesia masih tinggi diatas 60 persen dari GDP. Jadi itu merupakan semacam landasan, bahwa masih ada pertumbuhan dari Indonesia. Pada 2008 itu ekspor sangat terimbas. Jadi kalau kita melihat market secara keseluruhan tentunya itu masih oke. Karena data Amerika juga menunjukan perbaikan jadi agak ada trend positif disana. Biasanya nanti akan ada spending dan stimulus. Harapannya tahun depan masih akan ada pertumbuhan dari Amerika. Pertumbuhan Eropa akan turun, dan akan ada pertumbuhan negatif.

Target Citibank di 2012 apa?

Target nya kita kita fokus dengan tema kekuatan konsumsi, sumber daya alam. Seperti consumer business, consumer corporate dan berhubungan dengan perdagangan.

Bagaimana kondisi perbankan Indonesia?

Saya rasa kita cukup sehat dan ini juga karena semenjak krisis, BI lebih jelas kebijakannya. Bank lebih profesional dan aman. Kita lihat saja kredit bermasalah (NPL) lebih rendah, dan loan to deposit ratio hampir 80 persen, tidak gila-gilaan.

Setelah Citibank mendapatkan sanksi, bagaimana pemulihan Citibank?

Sanksi tak boleh menarik nasabah kartu kredit baru itu akan berakhir 1,5 tahun lagi kira-kira Mei 2013. Saat ini kita menarik portofolio yang ada, karena sekitar 20-25 persen itu nasabah yang memiliki kartu kredit tak aktif. Ini kan jauh lebih besar potensinya daripada kita ke mall cari konsumen baru. Kita bisa melakukan sesuatu untuk itu, mulai dari sekarang. Lalu kita juga membuat produk baru, termasuk segmennya lebih jelas, penambahan reward, cash back. Kita juga melakukan portofolio action. Kebanyakan consumer kita limitnya tidak sesuai. Masih banyak potensi untuk 1,5 tahun ke depan. Jadi kami akan menggarap fasilitas yang belum dimanfaatkan nasabah Citibank. Jadi sebenarnya kita itu seperti berburu di kebun binatang, bukan berburu di hutan yang tak jelas.

Kita juga fokus di corporate business, seperti Pertamina, PLN yang mempercayakan penjualan obligasinya kepada kita. Kita juga menawarkan sukuk dengan imbal hasi 4 persen. Padahal surat utang Italia saat ini yield-nya 7 persen. Ini yang membuat kita bangga, karena meski rating Italia tinggi namun hasil kita lebih baik. Nah ini yang sangat penting jika kita mendapatkan investment grade.

Menurut anda, kapan Indonesia akan mendapat peringkat investment grade?

Saya berharap 3 atau 6 bulan lagi. Moodys akan datang, kita akan push mereka dengan statistik yang bagus. Fundamental kita bagus, domestik kita kuat, mau apa lagi? Saya optimis 3 sampai 6 bulan lagi investment grade.

Apa keuntungan dari peringkat investment grade?

Fund manager itu mau masuk ke Indonesia. Akan tetapi karena kita belum masuk ke invesment grade, maka mereka menahan diri. Karena biasanya syarat investasi dari fund manager itu harus ke negara yang memiliki peringkat investment grade. Jadi nanti dana yang masuk ke Indonesia akan besar sekali. Kebanyakan portfolio kita itu untuk jangka pendek, dan apa yang bisa lakukan supaya itu bisa jangka panjang dan itu yang kita butuhkan.

Apa yang harus dilakukan pemerintah dalam situasi saat ini ?

BI sudah mengeluarkan rambu-rambu, dan langkah mereka yang membeli obligasi dan masuk ke market itu membuat pasar positif. BI juga menurunkan BI Rate, dan kemungkinan akan turun lagi 25 bps karena inflasi kita cukup rendah. Kalau saya pikir sekarang jangan terlalu agresif. Kita terus masuk ke sektor tapi kita tidak mau gila-gilaan, harus hati-hati juga.

Apa yang harus di benahi?

Terutama di bidang pendidikan. APBN kita untuk pendidikan itu 20 persen atau sekitar US$20 miliar per tahun. Jika dihitung, US$2,5 miliar per bulan, atau US$10 juta per jam kerja. Itu duitnya kemana? pendidikan kita tidak maju. Infrastruktur terutama untuk pembebasan lahan juga lambat.

Beralih ke wacana pembatasan bank asing, bagaimana menurut Citibank sebagai bank asing terbesar di Indonesia?


Kalau kita lihat sebelum jaman 1998, bank menjamur di Indonesia hingga 504 bank. Itu kebanyakan bank asing, bank yang dimiliki konglomerat atau keluarga. Namun karena dikelola tidak baik, adanya moral hazard membuat bank menjadi sakit. Itu yang membuat ekonomi Indonesia jatuh, sehingga banyak bank yang diselamatkan. Setelah disehatkan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional, lalu dijual. Setelah bank dijual banyak yang dibeli asing karena investor lokal ada yang punya bank tapi bank-nya ikut sakit. Setelah 10 tahun kemudian, sistem bank kita menjadi proporsional, good governance, dan dari sisi pelayanan jauh lebih bagus. Itu mendorong sistem perbankan dari sistem berikutnya. Dengan demikian setlah itu bank kita menjadi  kuat.

Kalau kita lihat bahwa oke ada batasan kepemilikan asing harus memperhatikan beberapa hal yang diantaranya, pertama, apakah itu akan menjadikan perbankan kita akan menjadi lebih solid. Kedua, kita harus hati-hati, bagaimana kalau ada rambu-rambu lebih bagus, apa rambu-rambu yang bagus untuk perbankan. Dan untuk kesamaan perlakukan atau resiprokal itu alasan yang valid. Isu valid itu harus diatasi.

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Depok, Bandung, Bekasi Sabtu 20 April 2024
ilustrasi zodiak

Ramalan Zodiak Sabtu 20 April 2024, Sagitarius: Hati-hati dengan Teman Dekat

Ramalan zodiak Sabtu, 20 April 2024. Scorpio, pertimbangkan untuk berinvestasi dalam properti. Sagitarius, waspadalah teman dekat.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024