Abdurrahman Wahid Wafat

Diziarahi She Liang Sampai Syafii Ma'arif

SURABAYA POST - Setiap hari makam Kiai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, tak pernah sepi peziarah. Peziarah datang dari segala penjuru Indonesia, dari rakyat kecil sampai orang besar.

Para peziarah itu tidak hanya berasal dari warga agama Islam, namun juga ada pemeluk agama lain, seperti Kristen, Budha, Hindu serta Khonghucu.

She Liang (50), yang beragama Buddha, jauh-jauh datang dari Ungaran, Jawa Tengah, untuk memberikan penghormatan kepada Presiden yang mencabut larangan perayaan Tahun Baru China itu.  She sengaja memilih datang hari ini, Sabtu 2 Januari 2010, karena menyadari kalau datang saat prosesi pemakaman tidak bisa melihat secara langsung makam karena tentu dipadati massa dan dijaga ketat.

“Makanya, saya minta diantar anak saya datang berziarah ke makam beliau hari ini, sehingga saya tahu persis kondisi lokasi makam Gus Dur," ujar She. "Perjuangan beliau membela kaum minoritas seperti saya ini patut diacungi jempol. Jika bukan jasa-jasa beliau, saya dan teman-teman Tionghoa belum tentu bisa hidup seperti ini. Karena sekarang saya sudah tahu, saya setiap ke Surabaya nanti pasti akan singgah ke makam beliau,” katanya.

Sementara Abdullah (45), warga Manado, mengatakan datang ke Pesantren yang didirikan kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy'ari itu bersama 5 orang teman. Mereka mengaku pengagum Gus Dur. “Beliau itu panutan kami dalam mengaruhi hidup. Beliau adalah orang besar, namun sikapnya sederhana. Konsep pemikiran beliau ke depan sangat bagus, dan kami sering tidak memahaminya. Kami baru tahu konsep Gus Dur itu benar, setelah 2 sampai 4 tahun ke depan,” katanya.

Ia dan temannya terbang ke Surabaya dengan menaiki pesawat Jumat kemarin dan menginap di Surabaya. Pagi ini, mereka jalan darat menuju Jombang untuk berziarah ke makam ini. ”Hati saya puas setelah melihat sendiri makam beliau, dan saya juga sudah memiliki foto makam beliau. Kami pulag ke Manado, Selasa depan,” katanya.

Nur Wachid (40), warga Tarakan, Kaltim, jauh-jauh datang ke Ponpes Tebuireng hanya untuk berziarah ke makam Gus Dur. ”Saya berharap, makam Gus Dur bisa dibuka untuk umum sepanjang masa," ujar Wachid. "Artinya, setiap saat warga bisa berziarah ke makam beliau. Saya khawatir, karena beliau mantan presiden, Ketua Umum PBNU, lalu untuk ziarah saja dibatasi waktunya. Kalau bebas, kami setiap saat berkunjung ke Jatim, kami bisa singgah sebentar ziarah ke makam."

Terus mengalirnya peziarah ke makam Gus Dur, juga tidak hanya dilakukan warga biasa, namun juga mantan petinggi agama. Seperti, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif yang berziarah Jumat.

Laporan Bambang Sujarwanto

Organisasi Liga Muslim Dunia Ucapkan Selamat ke Prabowo: Semoga RI Makin Maju
VIVA Militer Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila

Rekam Jejak Luar Biasa Raja Aibon Kogila 821 Hari Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

Dari hidupkan kota mati di sarang OPM hingga sejahterakan prajurit.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024