Dua Kemungkinan Bromo, Meletus atau Menurun

Bromo Siaga
Sumber :
  • SP/Ikhsan Mahmudi

SURABAYA POST – Tak sampai 24 jam, Gunung Bromo naik status dua tingkat. Pada Senin (22/11) pukul 23.00, Bromo naik status menjadi Siaga. Beberapa jam kemudian, pada Selasa (23/11) pukul 16.30 statusnya berubah Awas. 

Mengantisipasi itu, Pemprov Jatim menaikkan anggaran on call menjadi Rp 50 miliar dari Rp 2,5 miliar untuk penanganan bencana di Jatim.

“Status Bromo awas tapi masih aman. Anggaran ini kami siapkan untuk semua bencana yang mungkin terjadi di Jatim. Kalau Bromo membutuhkan, kami juga siap mengucurkan,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Siswanto Rabu (24/11).

Pihaknya sudah meminta agar tidak ada aktivitas apapun sejauh 3 km atau di sekitar lautan pasir. Saat ini, timnya sudah mengirim logistik bantuan Pemprov Jatim dari posko Merapi ke Bromo seperti pendirian posko utama dan optimalisasi posko yang sudah ada.

“Untuk evakuasi penduduk tidak ada karena desa terdekat dengan Bromo jauhnya sekitar 6  km. memang  ada beberapa orang yang masih berada di wilayah kaldera kita ungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Soal pengerahan personel khusus, Siswanto mengatakan masih belum diberangkatkan. Namun sejumlah relawan dibawah koordinasi BPBD seperti Babinsa maupun Tagana menyatakan sudah siap untuk diberangkatkan.

Sedangkan Kepala Dinas ESDM Pemprov Jatim, Dewi J. Putriatni mengatakan sterilisasi kaldera lautan pasir dilakukan untuk menghindari munculnya korban. Dari laporan hasil pemantauan yang diterimanya, Bromo saat ini mengeluarkan asap putih setinggi 300 meter yang mengarah ke utara. Dia mengatakan dalam asap putih tersebut mengandung racun-racun yang membahayakan bagi manusia.

Ada Kesan Anies Baswedan Mulai Ditinggalkan Partai Pendukungnya, Menurut Pengamat

Masyarakat setempat juga diharapkan melakukan persiapan awal mengungsi dan mengemasi barang-barang berharga untuk diselamatkan.

Akibat arah angin menuju Barat dan diperkirakan membawa materi asap tebal Bromo, Pemkab Malang juga mulai melakukan antisipasi. Pasalnya, salah satu wilayahnya yakni kecamatan Poncokusumo menjadi daerah yang sangat dekat dengan Bromo.

“Salah satu wilayah kami yang bisa langsung merasakan dampak dari letusan gunung Bromo adalah Kecamatan Poncokusumo. Kami sudah koordinasi dengan beberapa pihak untuk penanganan bencana di Poncokusumo ini bila Bromo meletus,” kata Sekretaris Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Malang, Agung saat dihubungi Rabu (24/11).

Pemkab Malang siap melakukan proses evakuasi kepada warga setempat bila Bromo meletus. Awan panas dan debu menjadi ancaman bagi masyarakat apalagi bila angin mengarah ke Barat atau yang menuju ke Malang.

Selain itu, lanjut Agung, Satlak PB juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Malang untuk menyiapkan masker. Masker ini rencananya akan didrop ke Poncokusumo sebagai daerah terdekat yang bisa terkena debu dari letusan Bromo. “Kami juga sudah menyiapkan berbagai logistik seperti stok beras sebanyak 100 ton yang kami titipkan di Bulog Malang. Selain itu dapur umum juga kami siapkan, jadi bila ada apa-apa, tinggal langsung menggerakkan saja,” tutur Agung.

Pantauan Surabaya Post, mendung menyelimuti wilayah Malang Raya (Kota batu, Kota Malang, Kabupaten Malang) yang diserati gerimis. Belum ada tanda-tanda ancaman hujan debu mengguyur wilayah Malang Raya.

Sementara, aktivitas Bromo cenderung menurun. Tapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo mewaspadai aktivitas Bromo tetap.

Dari data seismik di pos pengamatan Gunung Bromo, Cemoro Lawang, Ngadisari Kecamatan Sukapura Probolinggo pukul 09.45, ketinggian asap mencapai kisaran 150 hingga 200 meter. Kondisi ini jauh menurun dibandingkan dengan kondisi pagi tadi yakni 200 hingga 350 meter.

Sedangkan gempa tremor saat ini hanya 2 hingga 3 milimeter. Padahal kemarin mencapai 5 hingga 30 milimeter.
 
"Kondisinya saat ini kondisinya cenderung menurun. Baik secara visual maupun seismik," kata salah satu petugas pos pengamatan Gunung Bromo, Cemoro Lawang, Ngadisari Kecamatan Sukapura Probolinggo, Ahmad Subhan.

Turunnya aktivitas ini, mempunyai dua  kemungkinan yang patut diwaspadai. Yakni benar-benar menurun dan Gunung Bromo menyimpan energi.

"Yang patut diwaspadai adalah kemungkinan kedua. Karena ditakutkan sewaktu-waktu energi yang dikumpulkan dimuntahkan secara tiba-tiba," jelasnya.

Dari pantauan sekitar pukul 10.00, aktivitas Gunung Bromo masih terus mengeluarkan asap putih pekat dan mengarah ke barat daya. Bahkan saat ini cuaca di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terpantau mendung, akibat kepulan asap dari aktivitas gunung.

Dengan kenaikan status itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) sebagai pengelola Gunung Bromo menutup tempat wisata dari wisatawan. "Dari rekomendasi pengamat di Gunung Bromo, radius 3 kilometer dari kawah kita sterilkan," kata Kasub Pengelolaan Data dan Humas BB TNBTS, Nova Elina.

Terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono mengatakan Gunung Bromo tidak sebahaya ancaman erupsi Merapi. Pasalnya, karakter letusan Bromo adalah freatik (semburan uap air dan gas bercampur abu halus), bukan eksplosif (letusan) seperti letusan Merapi.

“Paling-paling hanya pasir dan abu yang mengganggu kenyamanan. Tidak ada pengungsian, hotel-hotel di sekitar Bromo juga dipersilakan tetap buka," ujar Surono saat ditanyai terkait peningkatan status Bromo di kantor BPPTK Yogyakarta, Selasa malam.

Bromo, dikatakan Surono, juga tidak mengeluarkan bahaya primer awan panas yang suhunya bisa mencapai 600 derajat celsius seperti Merapi. "Biasanya, erupsi Bromo berlangsung cepat. Mudah-mudahan (aktivitas) kali ini tidak tinggi," katanya.

Meski begitu, ia mengatakan, pihaknya tetap mengeluarkan larangan aktivitas manusia, khususnya wisatawan, pada radius 3 kilometer dari kaldera Bromo. Hal ini untuk menjaga segala kemungkinan terburuk, termasuk terulangnya korban tewas saat Bromo meletus terakhir kali pada 2004 lalu.

Saat itu, dua wisatawan (salah satunya WN Singapura) tewas terkena semburan kerikil panas dan kepulan asap hitam yang keluar tiba-tiba dari kaldera gunung. Lima wisatawan lain menjadi korban luka berat dan ringan.

Masyarakat Tenang

Sementara itu, penetapan status awas Gunung Bromo ternyata tidak mengganggu aktivitas warga setempat. Bahkan kebanyakan warga memilih untuk bertahan meski nantinya kondisi Gunung Bromo makin buruk.

Seperti yang diungkapkan salah satu warga, Wati (35), warga Dusun Ngadisari, Sukapura, yang mengaku jika kondisi Bromo seperti ini sudah biasa terjadi."Kondisi ini sudah biasa, tidak akan berdampak bagi kami. Dan kami tidak takut, pasti aman," katanya.

Jika ditanyakan apakah nantinya akan mengungsi jika kondisi Bromo semakin buruk, ibu 5 anak ini menjawab bahwa dia lebih memilih untuk bertahan di rumah.

Hal senada juga diungkapkan Suroto, pengemudi angkot, yang juga mengatakan bahwa kondisi yang dialami Bromo seperti ini sudah biasa terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan. Suroto juga mengaku jika dirinya tidak akan mengungsi jika diperintah oleh pemerintah.

"Kemarin kan diumumkan status awas, ya cuma diumumkan saja. Buktinya kondisi aman dan dampaknya tidak akan ke sini tetapi ke daerah lain. kalau hanya hujanabu, itu sudah biasa. Kami percaya pada yang maha kuasa, disini pasti akan aman," ujar Suroto.

Aktivitas wisatawan juga berjalan normal.

Puluhan wisatawan asal Kalimantan Timur, Jakarta, dan Bogor, Jawa Barat, mengamati Gunung Bromo dari Penanjakan, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, tadi pagi.

Demikian pula puluhan wisatawan asal Belanda dan beberapa negara lain menikmati keindahan Gunung Bromo dan berfoto dengan latar gunung yang dianggap sakral.

Bahkan, sbanyak empat turis asal Belgia menaiki tangga ke bibir kawah. Polisi pun menghalau mereka bersama beberapa penjual bakso, penyewa jasa kuda, tukang bangunan, serta wisatawan asal Jakarta.

Masih antusiasnya wisatawan mengunjungi Bromo membuat jasa penginapan tak menutup operasionalnya."Kita masih buka," ujar Lia salah satu pegawai penginapan Lava View Lodge. Penginapan ini jaraknya sekitar 3 km dari kawah Gunung Bromo.

"Untuk mendekat ke kawah atau di padang pasir itu memang tidak boleh. tapi kalau hotel masih buka," ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan Citra, pegawai penginapan Yoschi's. Menurutnya, sampai saat ini, pengunjung masih banyak ingin menikmati keelokan Gunung Bromo."Masih buka. Yang menginap di sini masih banyak," tutur Citra.

Pihak hotel juga mendapatkan kabar, jika wisatawan tidak boleh mendekat di lautan pasir atau puncak Gunung Bromo. Namun, pengunjung dapat menikmati sunrise (matahari terbit) di Gunung Bromo.


Nani Mashita, Ikhsan Mahmudi & Zainul Arifin

Chandrika Chika

Kondisi Terkini Chandrika Chika di Tahanan, Usai Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Usai resmi ditahan, orangtua Chandrika Chika langsung menjenguk sang putri. Ibunda Chandrika Chika, Poppy Putry, mengungkapkan bahwa anaknya dalam keadaan yang baik.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024