Pemilu di Iran

Iran Rusuh, Obama Prihatin

VIVAnews - Presiden Barack Obama menyampaikan keprihatinannya menyaksikan kekerasan yang terjadi di Iran dalam konflik pasca pemilihan presiden Iran, Jumat pekan lalu.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Obama meminta para pemimpin Iran untuk menghormati kebebasan berbicara dan proses demokrasi, Senin 15 Juni 2009. Presiden berkulit hitam pertama di Amerika Serikat itu juga mengatakan, akan terus menjalin dialog dengan Iran.

Pernyataan Obama dikeluarkan setelah ratusan ribu warga di Teheran melakukan aksi demonstrasi dengan melanggar pencekalan aksi oleh pemerintah Iran. Sedikitnya satu orang tewas tertembak. Dalam komentar pertama terkait situasi di Iran, Obama mengatakan, "Saya merasa prihatin dengan kekerasan yang saya lihat di televisi."

"Saya kira, proses demokrasi, kebebasan berbicara, dan kemampuan bagi warga untuk berselisih pendapat dengan cara damai, semua itu adalah nilai-nilai universal dan perlu dihargai," lanjut Obama, seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC.

Obama menghindari pernyataan yang mengomentari dugaan terjadi kecurangan dalam pemungutan suara Iran yang dimenangkan presiden incumbent Mahmoud Ahmadinejad. "Kami menghargai kedaulatan Iran dan ingin menjauhkan AS dari posisi menjadi isu di dalam Iran," kata Obama.

Dalam demonstrasi Senin, satu orang tewas tertembak dan beberapa orang lain mengalami luka parah. Polisi menembakkan gas air mata ke puluhan demonstran yang membakar beberapa kendaraan. Kabarnya, reli ini merupakan demonstrasi terbesar dalam sejarah 30 tahun republik Islam tersebut.

Sebelumnya, demonstrasi berlangsung damai, tetapi diinterupsi oleh peristiwa penembakan. Sebagian besar peserta demonstrasi adalah pendukung Mir Hossein Mousavi, kandidat yang dikalahkan Mahmoud Ahmadinejad pada pemilihan umum Jumat. Mousavi kemudian memberikan komentar terkait demonstrasi itu dalam penampilan pertamanya pasca kekalahan.

Namun, tidak semua peserta demo mendukung Mousavi. Banyak di antara mereka yang hanya ingin memberikan pendapat mereka tentang pemungutan suara yang diduga terjadi kecurangan tersebut. "Tidak semua peserta demo mendukung Mir Hossein Mousavi, mereka keberatan dengan kehadiran Ahmadinejad sebagai presiden. Mereka tidak percaya dia memenangkan pemilihan umum ini," kata sumber Al Jazeera di Teheran.

Hasil resmi pemilihan umum yang digelar Jumat 12 Juni 2009, 63 persen suara mendukung Ahmadinejad dan Mousavi hanya memperoleh 34 persen.

Sandra Dewi dan Suaminya, Harvey Moeis

Wawancara Lawasnya Jadi Sorotan, Sandra Dewi Ogah Disebut Hidup Bak di Negeri Dongeng

Kehidupan pribadi Sandra Dewi mendadak jadi sorotan pasca penetapan status tersangka suaminya, Harvey Moeis oleh Kejaksaan Agung.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024