U-Report

Facebook, Situs Jejaring Jodoh

VIVAnews - Saya dikenalkan dengan Facebook oleh seorang teman pada tahun 2008. Saya lupa tanggal dan bulan pastinya. Kalau dikira-kira, sudah sampai setahun saya berpetualang dalam situs jejaring sosial yang fenomenal ini.

Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast

Awalnya, yang saya dapat dari Facebook hanya game, kuis, kirim-kirim gifts, dan aplikasi-aplikasi fun lainnya. Tentunya saya juga menjaring teman-teman yang saya kenal. Tentunya lagi, saya pun dapat friend request dari orang lain, baik yang dikenal maupun tak dikenal. Orientasi saya waktu itu, mempunyai teman sebanyak mungkin. Karena itulah, saya jadi bertemu dengan orang-orang baru, berkenalan di Facebook, berteman di dunia maya. 

Suatu ketika, seorang lelaki meng-add saya. Tanpa pikir panjang, saya langsung confirm. Entah kenapa saat itu, saya tidak tertarik melihat profile-nya dulu. Saya langsung berselancar di dunia maya tanpa peduli dengan orang yang baru saja jadi teman Facebook saya, dengan orang yang mungkin saja telah melihat profile saya.

Tak lama setelah itu, ketika online dengan instant messenger, seseorang muncul dengan add request. Lagi, tanpa pikir panjang, saya setuju saja menjadi teman IM-nya. Ternyata, setelah berkenalan, dia adalah lelaki yang telah jadi teman di Facebook saya. Ternyata, kita kuliah di kampus yang sama, tapi beda fakultas. Langsung saja, saya lihat profile-nya di Facebook.

Makin Naik Daun, Brand Lokal Produk Kecantikan Kian Diminati

Mulai saat itu, saya dan dia jadi rajin bertemu online. Mengobrol panjang lebar, sampai akhirnya terjadi kopi darat. Saya memberanikan diri, karena dari profile Facebook, dia kelihatannya baik. Dari obrolan maya pun, terkesan smart. Apa salahnya kita bertemu di darat? Toh, sepertinya sama-sama ada ketertarikan antara saya dan dia. 

Jadilah, setelah pertemuan pertama, ada pertemuan kedua, ketiga, keempat, lalu ada percikan asmara, dan tak lama setelah pertemuan pertama, relationship status masing-masing telah berganti dari single menjadi in a relationship. Tak menyangka memang kami akan menjadi sepasang kekasih, dalam waktu singkat pula. Dan walaupun, sudah sering bertemu langsung, komunikasi kami via Facebook tetap jalan.

Hanya saja, ternyata saya memang tidak terlalu mengenal dia. Mungkin dari Facebook, saya memang tahu identitas pribadinya, dengan siapa dia berteman, apa-apa saja yang dia lakukan kesehariannya di Facebook, apa yang dia rasakan dari status updates yang dia tulis. Tapi, saya tidaklah mengenal begitu dalam orang yang saya akui sebagai pacar. Saya rasa dia pun tidak begitu mengenal saya.

Video Detik-detik Muazin Mengubah Lafaz Azan saat Hujan Badai di Dubai, Serukan Sholat di Rumah

Singkat cerita, hubungan kami berakhir. Berakhir dalam waktu singkat. Tiga bulan saja cukup. Putus baik-baik, tapi tidak dengan komunikasi kami selanjutnya di Facebook. Hubungan lewat jejaring sosial itu tidak baik-baik, bahkan dia me-remove saya dari daftar temannya. Saya tak peduli. Hal itu malah meneguhkan hati saya, bahwa saya memang tidak mengenal dia dengan cukup dari Facebook. Mengakhiri hubungan dengannya memang keputusan yang tepat.

Bertemu dengan orang yang membuat saya jatuh cinta, bertemu juga dengan orang yang membuat saya patah hati, tidak membuat saya kapok berselancar di Facebook. Hanya saja saya jadi lebih selektif dalam confirm setiap friend request. Kalau tidak kenal, dan tidak pula ada mutual friends, saya langsung ignore. Dan kebetulan saya masih baik hati, dan berniat mempunyai teman sebanyak mungkin, kalaupun tidak kenal, tapi ada beberapa mutual friends, setidaknya 10 mutual friends, akan saya confirm.

Sampai akhirnya, saya bosan dengan ‘add as friend’ dan ‘confirm friend request’. Facebook pun hanya saya gunakan untuk bertemu teman-teman lama, wall-to-wall, update status, comment, share foto, dan kalau lagi suntuk saya mengikuti kuis-kuis yang cukup menarik. Candu facebook masih ada, sampai detik ini. 

Satu hal lagi yang ingin saya bagi. Biarpun pernah patah hati oleh lelaki yang saya kenal dari Facebook, tetapi saya tak menolak ketika seorang teman mencoba menjodoh-jodohkan saya dengan saudaranya. Awal perkenalan pun terjadi via Facebook. Oh my God… again? Hahaha, Facebook memang situs jejaring sosial, bisa menjaring teman, tentunya bisa juga menjaring jodoh, tepatnya seleksi jodoh. Hehehe.

Ilustrasi utang.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024