Gurihnya Nasi Bungkus Keumamah Aceh

Keumamah
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Pagi ini, seperti biasanya aku bangun dengan mata yang masih lebam dan sedikit rasa kantuk masih tersisa di mulutku. Aku langsung pergi ke sumur, mencuci muka dan menyikat gigi seperti biasanya. Seperti halnya kegiatan pagi berlangsung, aku berjalan-jalan kecil sebentar untuk merenggangkan tubuh agar tidak terlalu kaku.

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Pagi yang terang, seperti biasanya tanpa ada mendung yang berarti dan sinar matahari yang penuh pertanda hari ini akan cerah dan indah. Kontan saja tiba-tiba perutku mulai keroncongan karena dari semalam aku belum makan. Lalu aku mengambil dompet yang ada di dalam tas belakang serta mengambil handphone, kemudian aku beranjak pergi ke kedai kopi.

Kebiasaan orang Aceh pada pagi hari adalah setelah melaksanakan salat Subuh mereka lalu pergi ke kedai kopi bersama-sama untuk menyeruput kopi dan berbincang bersama, layaknya anggota DPR yang sedang rapat. Terkadang pembicaraan menjadi serius dan sengit dikala ada suatu topik hangat yang sedang diberitakan di televisi atau koran. Langsung saja aku memesan kopi dan melihat ada nasi bungkus di sudut tepi kedai tersebut. Banyak variasi menu yang disajikan, mulai dari telur, ayam, ikan, ikan teri dan, yang paling spesial adalah keumamah.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Hatiku bertanya-tanya, apa sebenarnya menu keumamah yang ada di dalam bungkus nasi ini. Aku pun langsung mengambil tempat duduk di sebelah sudut dan langsung saja membuka nasi bungkus dengan menu keumamah tersebut. Sekilas jika diperhatikan tidak ada yang begitu berbeda pada isi yang ada di dalamnya. Komposisinya terdiri dari nasi, kacang tanah goreng, rempah-rempah pelengkap, dan semacam daging yang telah dicabik-cabik.

Akupun langsung saja mencicipi nasi bungkus tersebut, namun tak disangka, daging cabik tersebut bukan berasal dari daging kerbau atau kambing, melainkan berasal dari ikan. Belum pernah rasanya aku menikmati sesuatu yang berbeda dari ini sehingga menimbulkan rasa penasaran yang berlebih karena di daerahku, Aceh Singkil, keumamah bukanlah hal biasa di sana.

Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong

Setelah makan dan minum kopi, aku langsung bertanya kepada pemilik kedai yang ada di sudut. Beliau mengatakan bahwa keumamah merupakan makanan khas Aceh yang berasal dari ikan yang dikeringkan sebelumnya. Aku pun menyela, ini adalah ikan asin biasa, namun bapak itu membantah dan mengatakan, ikan keumamah beda dengan ikan asin. Proses pembuatan ikan keumamah melalui perebusan terlebih dahulu, baru setelah itu dicabik-cabik dan dijemur di terik matahari, aku pun mengangguk pertanda kagum dan mengerti.

Keumamah merupakan makanan khas daerah Aceh yang berasal dari ikan tongkol yang proses pembuatannya melalui perebusan dan pengeringan. Bahan mentah ikan keumamah bukan hanya berasal dari ikan tongkol saja, namun bisa juga dari ikan lain yang dagingnya seperti ikan tongkol.

Namun uniknya, selama di Banda Aceh tidak ada keumamah yang berasal dari ikan air tawar. Mungkin itu dikarenakan ikan air tawar memiliki banyak duri atau mungkin sulit didapatkan karena sebagian besar penduduk Aceh banyak tinggal di daerah pesisir pantai. (Cerita ini dikirim oleh Wiwin Rinaldi H, Aceh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya