Panti Asuhan Anak Ini Jadi Penampungan Orang Gila

Anak-anak di PSAA.TB apel siang dihadapan Ibu Erna, pengasuh mereka.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tunas Bangsa (TB) di bawah Kementerian Sosial RI berlokasi di Jalan Sudiyono, Pati, Jawa Tengah. Semula beredar informasi bahwa PSAA Tunas Bangsa akan beralih menjadi shelter bagi para korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tetapi akhirnya Menteri Sosial RI menetapkan kalau panti asuhan tersebut akan dialihfungsikan menjadi tempat penampungan dan perawatan orang gila untuk kawasan Jawa hingga Maluku sejak pertengahan 2016 ini.

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

PSAA Tunas Bangsa awalnya adalah panti asuhan yang diurus oleh perorangan. Namun, sekitar tahun 1980 pengelolaannya diambil langsung oleh Kementerian Sosial RI. Saat ini PSAA Tunas Bangsa mengasuh 60 anak terlantar dari daerah Jawa. Mereka ditampung dan disekolahkan secara gratis oleh Pemerintah dari mulai SD, SMP, hingga SLTA.

Anak-anak terlantar itu datang dari keluarga bermasalah, tak mampu, bahkan di antaranya yatim piatu yang tidak punya keluarga. Menurut Ny.Ririf S.Psi, staf atau pengasuh PSAA Tunas Bangsa, anak-anak itu setelah kenaikan kelas nanti sebagian besar akan dipindahkan pengasuhannya ke panti asuhan Jepara dan Salatiga. Sebagian kecil lainnya akan dikembalikan kepada orangtua mereka, setelah pihak orangtua dinilai kehidupannya berubah menjadi "mampu" dan secara psikologis siap menerima anaknya kembali.

Jadi Dewa Mabuk Sehari

Yang menjadi kekhawatiran beberapa staf PSAA Tunas Bangsa adalah jika terjadi ekses negatif terkait perpindahan anak-anak di tempat (panti asuhan) barunya. “Contohnya, jika mereka tidak betah di tempat panti asuhan baru, kemudian menyebabkan mereka kembali ke jalanan lagi. Apa tidak kasihan?” ujar seorang staf. Kecemasan macam itu dapat dimaklumi, sebab beberapa anak mempunyai background “aneh” dalam hidupnya sebelum mereka masuk di PSAA Tunas Bangsa.

Misalnya Noval, anak Kelas IV SD asal Blora, Jawa Tengah. Orangtuanya bercerai, berpisah, dan pergi tak jelas tempat dan alamatnya. Noval ditinggal tanpa ada yang mengasuh, lalu menggelandang di sembarang tempat. Saat diambil atau dimasukan ke PSAA Tunas Bangsa, kebiasaan buruk Noval tidur di bak sampah masih tak bisa ditinggalkan. Berbulan-bulan setelah dididik, diberi pengertian, akhirnya Noval baru mau tidur di ranjang di asrama PSAA Tunas Bangsa. Kasihan Noval dan teman-temannya, akankah mereka kerasan di panti asuhan barunya nanti? (Tulisan ini dikirim oleh Heruchristiyonoamari)

Ramadan sebagai Rekonstruktor Social Behavior
Hari pertama saat berlangsungnya Mubes HIMSI UMI, Makassar.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Acara besar ini akan berlangsung selama dua hari.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2016