Dari Polisi, Paranormal, hingga Jadi Anggota DPR-RI

Paranormal Mbah Roso sedang beraksi.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Imam Suroso, S.Sos, S.H, MM, sangat unik perjalanan hidupnya. Sering dan suka dipanggil dengan sebutan "Mbah Roso", kendati usianya belum sangat tua. Ia lahir di Pati, Jawa Tengah, tepatnya tanggal 10 Januari 1965. Selulus SMA Nasional, Pati, dia diterima menjadi anggota Bintara Polri. Beberapa bulan sebelumnya dia digembleng di Pusdikpol Watukosek, Sidoarjo, Jawa Timur.

Anggota DPR RI Meninggal Dunia PDP Corona Usai Bagikan Masker

Tak lama kemudian, dia menikah dan kini mempunyai tiga orang anak yang semuanya perempuan. Saat berpangkat Bripdapol, dia bertugas di Polres Pati. Suatu waktu dia memeriksa seorang paranormal. Tidak tahunya, setelah itu dia malah tertarik dengan dunia kebatinan. Akhirnya dia mendalami dunia paranormal dengan panggilan "Mbah Roso".

Sementara kehidupannya sebagai anggota Polri serba pas-pasan. Guna mencukupi kebutuhan hidup, dia bekerja sambilan sebagai security Rumah Makan Kembangjoyo, Pati. Pada tahun 1996-an, Imam Suroso bekerja rangkap, sebagai polisi, paranormal, dan security. Sewaktu memulai praktik di Jakarta sebagai paranormal dan menerima pasien, rezekinya melimpah dan dipakainya untuk kuliah di Bojonegoro, membeli motor bekas, dan juga membeli mobil Angkutan Pedesaan (Angkudes) bekas.

PDP Corona, Anggota DPR Imam Suroso Meninggal di Semarang

Dengan mobil itu, setiap fajar dia mengangkut para "bakul" dari pedesaan ke pasar Kota Pati. Menjelang pagi dia berhenti dan bersiap diri dengan seragamnya untuk bertugas di Polres Pati.

Nama paranormal "Mbah Roso" kian populer di masyarakat. Bahkan lewat jaringan internet, dia menjadi terkenal sampai ke luar negeri. Rezeki kian menggunung dan dipakainya untuk bekal mengikuti Secapa Polri di Sukabumi. Lulus pendidikan dengan pangkat Ipdapol, lalu naik menjadi Iptupol, sampai kemudian dia mengajukan pensiun dini dari Polri karena ingin fokus pada profesi paranormal atau spiritualis.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Saat itu "Mbah Roso" sudah punya rumah sakit dan rumah makan terbesar dan termodern di Kabupaten Pati. Sementara banyak juga rumah atau tanah dan bisnis lain yang telah dimilikinya. "Mbah Roso" nyaris ikut Pilkada Gubernur Jawa Tengah dengan bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Tapi, di tengah jalan dibatalkan. Lalu dia mencalonkan diri sebagai anggota parlemen (DPR), juga dengan bendera PDIP dan lolos menjadi anggota parlemen dengan suara terbanyak dari Dapil-III Jawa Tengah.

Saat ini, beliau untuk kedua kalinya menjadi anggota DPR F.PDIP/Komisi-IX. Di tengah sukses "Mbah Roso" meniti karier politik, terselip sebuah pengalaman getir. Dulu, tak lama setelah dilantik pertama kali menjadi anggota DPR-RI, dia mengikuti Pilkada Bupati Pati tahun 2011. Akibat kalah jam terbang, otomatis kalah pengalaman dan strategi, akibatnya dia terjungkal di putaran kedua.

Hampir seluruh hartanya dipertaruhkan untuk memenangkan Pilkada tersebut. Habis tandas tak berbekas. Bisakah Imam Suroso “Mbah Roso” mengembalikan kejayaannya lagi ? (Tulisan ini dikirim oleh Heru Christiyono Amari, Pati)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya