Kesabaran yang Berbuah Keberhasilan

Ilustrasi ayah dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ blanca_rovira

VIVA.co.id – Ayahku sudah berprofesi sebagai seorang wirausaha sejak kelas dua SD. Ini dikarenakan ketidakmampuan kakek dan nenek yang dulu hanya bekerja sebagai pembuat furnitur. Inilah yang memutuskan ayah saya berhenti sekolah untuk membantu menopang biaya hidup keluarga dan menyekolahkan adik-adiknya. Ayah pun langsung memutuskan untuk berhenti sekolah dan memulai bisnis kecilnya yaitu berjualan es mambo dan juga permen.

Beda Sikap Ria Ricis dan Teuku Ryan Memperlakukan Orang Tua, Pantesan Susah Rujuk

Ayah berjualan itu semua tepat di depan pintu gerbang SD-nya dulu sewaktu dia masih menjadi murid di sekolah tersebut. Meski ayah sering diejek dan ditertawakan oleh teman-temannya, tetapi dia hanya tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Ayah sudah diberi pesan oleh nenek agar bisa menjadi orang yang selalu sabar dan ikhlas menjalani kenyataan yang ada pada saat itu.

Setelah empat tahun lamanya ayah menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki sambil membawa tempat es mambo dan juga tasnya, akhirnya ayah bisa membeli sepeda. Sepeda membantu meringankan ayah dalam membawa barang dagangannya dan mempercepat waktu tempuh. Bahkan selain bisa membeli sepeda, ayah saya juga bisa menyekolahkan kedua adiknya dengan biaya dia sendiri. Betapa bangganya kakek dan nenek mempunyai anak dengan mental baja dan semangat juang yang ulet tersebut.

Tegas, Ustaz Khalid Basalamah Sebut Anak Perempuan Tak Boleh Beri Nafkah Ke Ayahnya Jika...

Karena keuletan dan juga kesabarannya, ayah saya didekati oleh seorang wanita berpendidikan SMEA. Lalu ayah pun menjalin hubungan dengannya. Dan ternyata ia benar-benar jatuh hati kepada ayah. Ayah benar-benar tidak menyangka akan kehadiran sosok wanita yang bisa menerima dia apa adanya. Meskipun orang tua wanita tersebut tidak setuju dengan pilihan anaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, ayah saya dan wanita tersebut akhirnya menikah dan menjadi sepasang suami istri.

Setelah satu tahun menikah, ayah masih belum memiliki pekerjaan tetap. Akhirnya, ayah pun memutuskan untuk membantu kedua orangtuanya, yaitu membuat furnitur. Dan setelah furnitur itu jadi, ayah langsung memanggul lemari kayu tersebut untuk dijualnya. Tak berapa lama, ternyata usaha furnitur kakek bangkrut karena lemari yang dijual lakunya lama. Sedangkan kebutuhan ekonomi terus saja meningkat.

Haru, Video Anak Babe Cabita Ungkap Rasa Bangganya ke Sang Ayah

Akhirnya ayah membuka warung kecil-kecilan dengan modal yang dimilikinya dulu sewaktu dia berdagang es mambo dan permennya. Dengan keuletan dan juga kesabaran yang ayah miliki, dia berhasil mempunyai pelanggan setia. Dan seiring berjalannya waktu, warung yang ayah saya miliki ternyata dapat maju dan terus berkembang. Hingga menjadi warung yang paling besar di zamannya dulu, di daerah lingkungan tempat tinggalnya.

Setelah sepuluh tahun berjualan, ayah bisa mempunyai sebuah mobil Carry. Ayah menyanggupi membeli mobil itu karena dia ingin meningkatkan kebutuhan ekonomi keluargnya dengan cara menyewakan mobil tersebut. Sekaligus menjadi sopir angkutan umum untuk menambah perekonomian keluarganya.

Sampai akhirnya ayah berhasil membeli lima unit mobil Carry dari keuntungan yang dia dapat dari menjadi sopir dan membuka warung. Setelah membeli lima unit mobil tersebut, ayah mengajak teman-temannya yang menganggur untuk bekerja dengannya, yaitu menjadi sopir angkutan umum.

Setelah sukses dengan warungnya yang sekarang menjadi agen dan juga dengan bisnis menyewakan mobil-mobilnya tersebut, akhirnya ayah saya mencoba bisnis baru lagi yaitu dengan membeli satu unit rumah. Setelah membeli rumah tersebut, ayah berniat untuk mengontrakkan rumah tersebut. Dilihat dari bisnis kontrakan yang menjanjikan, akhirnya ayah memberanikan diri meminjam uang ke bank untuk membeli tiga kontrakan lagi.

Setelah bertahun-tahun menggeluti bisnisnya tersebut, ayah akhirnya bisa melunasi hutang-hutangnya di bank. Ayah saat ini telah berhasil mempunyai agen sembako, bisnis angkot, dan juga juragan kontrakan karena kesabaran dan keuletannya saat menjalani hidup ini. Aku bangga dan sayang sekali kepadanya yang sudah menjaga aku dan juga sudah menyekolahkanku sampai saat ini. Hingga aku bisa berkuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Aku mendapatkan pengalaman dan cerita yang luar biasa dari ayahku. Akan aku jadikan ini semua sebagai motivasi agar bisa menjadi orang yang selalu sabar dan tekun dalam segala hal. Terima kasih ayah. (Tulisan ini dikirim oleh Yurankan, mahasiswa Universitas Pancasila, Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya