Renungan Malam dengan Penjual Teh Pahit

Ilustrasi malam hari.
Sumber :

VIVA.co.id – Rabu (25/1) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, saya minum teh pahit, obat kesehatan yang beberapa bulan ini rutin saya minum, di suatu tempat pinggir jalan di Jakarta Barat. Karena luang, saya ngobrol akrabkan diri dengan abang penjual teh pahit yang selalu berpenampilan botak, bercelana pendek, dan kaos rapi, serta memakai kalung semacam tasbih.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

"Saya bangga berjualan begini karena berkah dan halal. Bingung lihat banyak pejabat sekarang. Kok pada serakah saat menjabat, sampai tak mikirin rakyatnya. Walau untungnya tak banyak usaha begini, tapi pikiran tenang. Duit cuma beberapa ribu pun tak apa, tapi tak rugikan orang lain. Tak seperti mental para pejabat sekarang," ujar Mr. X, sebut saja nama penjual teh pahit tersebut, yang senang bicara politik.

Ternyata Mr. X baru 3 tahun ini pensiun dari perusahaan media terbesar sejak era Orba. Kemudian dia berwirausaha berdagang teh pahit di pelataran sebuah toko dengan meja sederhana, kursi plastik, dan perlengkapan untuk memanaskan dan suguhkan teh pahit yang telah memiliki ratusan pelanggan setia. Setiap malam dia buka selama beberapa jam.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Mr. X katakan bahwa dia seorang Tionghoa beristrikan perempuan Betawi. Kalung tasbih yang dikenakan digunakan saat kontemplasi tenangkan diri. Masih ada hal menarik lainnya terucap, tapi saya tak bisa berlama-lama ngobrol. Karena pelanggan berdatangan minum atau dibungkus.

Malam ini saya dapatkan ilmu berharga, bahwa kebinekaan Indonesia masih ada dan hidup ini tak perlu neka-neko. Agar tenang dan tak jadi parasit bagi negara seperti pejabat korup dan politikus busuk yang dibenci Mr. X, dan pasti jadi musuh jutaan rakyat Indonesia.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Semoga saja, saya dan politikus muda lainnya terus setia dengan cita-cita perjuangan politik. Serta tawakal dan tawadhu dalam kehidupan pribadi agar Mr. X dan jutaan rakyat tak terus jatuh dalam kekecewaan serta memiliki harapan untuk masa depan NKRI yang lebih baik dan berkeadilan.  (Tulisan ini dikirim oleh Ricky Tamba, Jakarta)

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyampaikan hasil survei.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Pengamat politik meyakini amicus curiae atau sahabat pengadilan tidak akan memengaruhi putusan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap perkara sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
21 April 2024