Kerjasama Usai, Program Usaid Prioritas Tetap Dilanjutkan

Lynn Hill menyerahkan piagam penghargaan kepada sekolah mitra. (foto u-report)
Sumber :

VIVA.co.id – Setelah hampir lima tahun mengadakan kerjasama,  program Usaid Prioritas dan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) berakhir pada bulan Februari 2017. Program ini telah berhasil melatih kurang lebih 1000 dosen dan 450 pendidik yang terdiri dari guru, kepala sekolah, dan komite sekolah mitra.

Pergilah Dinda Cintaku

“Kita berharap program baik ini tetap dilanjutkan,” kata Lynn Hill, Teaching and Learning Adviser Usaid Prioritas saat membuka pertemuan enam universitas mitra dan konsorsia Usaid Prioritas di Hotel Swiss Bel In Panakukkang, 27 Februari 2017. LPTK yang terlibat dalam kerjasama tersebut adalah UIN Alauddin dan Universitas Negeri Makassar beserta konsosianya yaitu Universitas Muhammadiyah Parepare, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Cokroaminoto Palopo dan IAIN Palopo.

Dalam kerja sama tersebut, Usaid Prioritas juga melatih para pendidik yang berasal dari 18 sekolah mitra atau lab dua LPTK mitra yaitu UIN Alauddin dan UNM. Selama lima tahun para dosen telah dilatih pembelajaran aktif, pendalaman konten terhadap berbagai mata kuliah seperti IPA, Matematika, bahasa Indonesia,  bahasa Inggris dan IPS. Serta manajemen berbasis sekolah, penelitian tindakan kelas, peningkatan kolaborasi dosen, guru pamong, mahasiswa PPL dan lain-lain.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Demikian juga para pendidik sekolah. Mereka mendapatkan pelatihan metode pembelajaran aktif, manajemen berbasis sekolah, peningkatan partisipasi masyarakat dan budaya baca. Program Usaid Prioritas berbasis menyeluruh. Artinya semua pihak yang terlibat di sekolah yaitu kepala sekolah, guru dan komite semua mendapatkan pelatihan. Sehingga satu sama lainnya bisa saling memahami program yang dicanangkan sekolah.

Banyak keberhasilan selama program ini berlangsung. “Sekolah kami menjadi lebih maju, lebih berkembang dengan pembelajaran aktif yang dilakukan. Siswa menjadi lebih percaya diri dan bersemangat mengikuti pembelajaran karena metode ini,” ujar Harmia Tannang, kepala Madrasah AL Abrar Makassar, yang merupakan salah satu madrasah mitra UIN Alauddin Makassar, LPTK mitra Usaid Prioritas.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Pembelajaran aktif yang telah dilatihkan memang banyak mengubah cara guru mengajar. Terutama bagaimana menstimulasi anak-anak menjadi lebih menggunakan nalarnya berpikir, bukan semata-mata menerima pengetahuan. “Dengan segala keterbatasan, madrasah kecil dan swasta kami mampu juara 1 se-provinsi pada lomba Kompetensi Science Madrasah. Pembelajaran aktif yang kami terapkan sangat berperan dalam hal ini,” ujar Harmia Tannang.

Dalam sesi pertemuan akhir LPTK dengan Usaid Prioritas, para petinggi dari enam LPTK sepakat untuk melanjutkan progam-program Usaid Prioritas. Tiga hal utama yang akan mereka lakukan adalah yang pertama secara internal mereka akan mengadopsi model PPL yang selama ini telah dilatihkan oleh Usaid Prioritas. Model PPL dengan melibatkan guru pamong berkolaborasi mengajar dengan mahasiswa calon guru PPL dirasa efektif untuk membuat mahasiswa memiliki keterampilan dan memiliki pengetahuan mengajar yang baik. Apalagi selama proses-proses mengajar tersebut, dosen pembimbing juga mengamati.

Kedua, model konsorsia antar LPTK yang sudah ada akan dilanjutkan dan mereka akan bekerja sama  dalam publikasi penulisan-penulisan ilmiah. Yang salah satu pokok penelitiannya adalah praktik-praktik baik dari Usaid Prioritas. Yang ketiga, melanjutkan kerjasama yang baik antara LPTK dengan sekolah yang selama ini penguatannya sudah difasilitasi oleh Usaid Prioritas.

Usaid Prioritas sendiri adalah program lima tahun (2012-2017) bantuan USAID, untuk meningkatkan akses  pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia. Program ini bermitra dengan 17 LPTK dan 31 LPTK Konsorsium yang tersebar di sembilan provinsi. Program ini telah melatih lebih dari 29.000 SD/MI dan SMP/MTs di hampir 100 kabupaten/kota di sembilan provinsi. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca yang menjangkau lebih dari 171.000 guru dan kepala sekolah. Dan diharapkan memberi manfaat untuk lebih dari 6,9 juta siswa. (Tulisan ini dikirim oleh Mustajib, Makassar)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya