Dalam Keterbatasan, Mimpinya Tak Pernah Pudar

Teddy saat acara perpisahan di sekolahnya
Sumber :

VIVA.co.id – Melihatnya sekilas, mungkin ia terlihat tak berbeda dari anak-anak seusianya. Apalagi ketika ia menggunakan setelan jas saat acara wisuda perpisahan di sekolahnya. Ia tampak semakin dewasa di usia remajanya. Namun, ada duka yang sempat dirasakannya di balik senyumnya saat diwisuda kemarin.

Viral Alquran Dilempar Petugas saat Eksekusi Rumah Yatim Piatu

Dialah Teddy Kurniawan, salah seorang anak asuh Rumah Yatim Yogyakarta. Teddy baru saja menyelesaikan pendidikannya di MTs Ummul Quro dan berencana melanjutkan ke tingkat menengah atas di MAN 4 Sleman.

Remaja asli Solo ini mulanya mengalami rasa sakit pada kakinya, hingga kemudian terjadi pembengkakan. Tak kuat menahan rasa sakit, Teddy akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Hasilnya, ternyata kaki Teddy terkena kanker tulang dan satu-satunya cara agar kanker ini tak menyebar adalah amputasi.

Pergilah Dinda Cintaku

Keputusan pun diambil, dan akhirnya ia harus merelakan satu kakinya diamputasi dari bagian pangkal paha dan hanya meninggalkan sedikit saja daging kaki di dekat pinggangnya. Selesai dari proses amputasi, Teddy sempat mengalami guncangan. Ia masih belum percaya bahwa kakinya hanya tinggal satu.

Belum bisa menerima kondisi yang ada, Teddy memilih kembali ke rumah dengan orang tuanya dan meninggalkan asrama. Ia sempat tak mau melanjutkan sekolah karena merasa terpukul dengan kondisi kakinya. Teddy yang dikenal gampang bergaul dan humoris ini sempat menjadi pendiam..

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Kemudian, pihak Rumah Yatim berusaha terus memotivasinya untuk kembali seperti dulu dan tidak menghiraukan kondisi fisik yang kini dimilikinya. Setelah berkali-kali meyakinkannya, akhirnya Teddy mau kembali ke asrama. Ia pun melanjutkan sekolah hingga berhasil menyelesaikan Ujian Nasional bersama teman-temannya.

Menurut Tosin, selaku Pembina asrama, Teddy dikenal sebagai anak yang memiliki rasa percaya diri yang baik. Ia pun juga termasuk yang istiqamah dalam berbagai hal. Hafalan misalnya, meski tak sebanyak temannya yang lain tapi Teddy tergolong istiqamah. “Hafalannya memang tak banyak, tapi dia istiqamah. Setiap hari pasti setoran walau hanya dua atau tiga ayat,” terang Ali Tosin.

Teddy yang memiliki kegemaran memancing ini akhirnya bisa beraktivitas seperti biasa dengan menggunakan bantuan kaki palsu. Meski awalnya tak dapat menerima, tapi Teddy cepat menemukan semangatnya kembali. Bahkan ia bercita-cita menjadi dokter tulang agar kelak bisa menciptakan obat bagi orang-orang yang terkena penyakit sepertinya.

“Supaya enggak perlu diamputasi dan kehilangan kaki seperti saya,” ungkapnya. “Tetaplah semangat belajar, karena kekurangan bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita dan impian,” pesan Teddy lagi. (Tulisan ini dikirim oleh Sinta Guslia)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya