Selamat Hari Koperasi Nasional 2017

Lorong Garden, salahsatu kebanggaan warga Makassar.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Sebagai salah satu soko guru perekonomian nasional, koperasi masih tertinggal dibandingkan soko guru lainnya, yaitu swasta dan BUMN. Padahal, jika dibandingkan dengan soko guru lainnya tersebut koperasi memiliki peran dan potensi ekonomi yang cukup besar. Demikian halnya dengan sektor Usaha Kecil Menengah atau UKM, sebagai unit usaha yang jumlahnya paling besar.

Pergilah Dinda Cintaku

Perannya yang sering dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan, dan pemerataan pendapatan, dirasakan belum mampu memenuhi harapan yang diinginkan. Yaitu untuk menjadi salah satu sektor penting dalam penciptaan pasar baru bagi produk-produk unggulan Indonesia, baik dalam maupun luar negeri.

Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengembangkan sektor koperasi dan UKM di tanah air. Tentunya melalui pemberdayaan potensi dan peluang bisnis sekaligus mencari solusi atas permasalahan dan tantangan yang dihadapi, seperti permodalan, Sumber Daya Manusia, teknologi, pemasaran dan lain sebagainya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Dalam kaitan tersebut dan sebagai bagian integral dari rangkaian Peringatan Hari Koperasi Nasional atau Harkopnas ke-70, Dewan Koperasi Indonesia atau Dekopin dengan didukung berbagai kementerian, instansi, dan asosiasi terkait lainnya, mengadakan kegiatan Harkopnas Expo 2017 dan puncak peringatan Harkopnas 2017 pada 12-15 Juli 2017 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Peringatan Harkopnas yang ke-70 dibuka langsung oleh orang nomor satu di negeri ini, yakni Presiden Joko Widodo di Lapangan Karebosi, Sulawesi Selatan, Rabu (12/7/2017) sore. Jokowi hadir didampingi Ibu Negara, Iriana Jokowi, Menteri Koperasi dan UMKM AA Gede Ngurah Puspayoga, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Nurdin Halid, dan Forkomoinda Sulsel.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Jokowi dalam amanatnya mengatakan, sumbangan koperasi terhadap perekonomian kita saat ini 3,09 persen. Namun, hal tersebut masih terbilang rendah jika dibanding negara lain. "Meski meningkat dibanding 2,5 tahun lalu, tapi jika dibandingkan negara lain misalnya Prancis 18 persen, Selandia Baru 20 persen, kita masih jauh tertinggal. Padahal kita setiap tahun selalu berteriak koperasi sebagai penggerak perekonomian kita," kata Jokowi.

Ia mengatakan, hal itulah yang menjadi pekerjaan rumah besar kita agar koperasi meningkat drastis. Jokowi melanjutkan, saat ini di Indonesia telah banyak koperasi yang sukses mengelola anggota dan keuangannya. Dan hal itu diharapkan bisa menjadi contoh bagi koperasi-koperasi lain. "Banyak contoh koperasi yang bisa dicontoh. Saya titip kepada menteri dan Dekopin supaya bisa menjadikan contoh koperasi yang perputaran uangnya triliunan agar bisa ditiru oleh koperasi lain," kata dia.

Pada Hari Koperasi ini, Presiden Jokowi mengajak pelaku koperasi Indonesia untuk menggelorakan kembali semangat gerakan koperasi. Sehingga dengan perubahan pesat global bisa diikuti, agar koperasi bisa bersaing dengan swasta dan BUMN. "Dibutuhkan kecepatan, kegesitan, dan inovasi. Karena saat ini bukan negara besar mengalahkan kecil, kaya mengalahkan miskin. Tapi negara cepat mengalahkan yang lamban. Oleh karena itu, kita harus bergerak cepat," pesannya.

"Saya ingatkan penggerak koperasi jangan takut berkompetisi dengan lainnya. Saya yakin koperasi saat ini masih relevan untuk kemajuan bangsa," pungkas Jokowi. Ketua Pembinaan Lembaga dan Badan-badan Khusus Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), sekaligus Sekretaris Panitia Pusat peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-70, Pahlevi Pangerang juga mengatakan, penunjukan Kota Makassar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Harkopnas bukan merupakan keputusan yang diambil secara mendadak.

"Penunjukan Kota Makassar sudah kita (Dekopin) tetapi sejak tahun lalu. Jadi, bukan tiba-tiba dipilih," kata Pahlevi dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Grand Clarion Hotel and Convention, Selasa (11/7/2017). Pahlevi menambahkan, pemilihan Kota Makassar menjadi tuan rumah Harkopnas dan Kongres Koperasi III ditentukan melalui rapat pimpinan Dekopin yang dilaksanakan usai Harkopnas ke-69 di Provinsi Jambi.

"Setiap tahun memang begitu. Kalau penyelenggaraan Harkopnas sudah selesai, acara langsung kita lanjutkan dengan rapat guna menentukan lokasi pelaksanaan Harkopnas tahun berikutnya," jelasnya.

Pemilihan Kota Makassar, lanjutnya, dilakukan setelah adanya beberapa pertimbangan. Di antaranya lokasi, kesiapan tuan rumah, dan persetujuan anggota Dekopin lainnya. "Dan, Makassar kami anggap sangat siap. Apalagi Kota Makassar saat ini tengah mencanangkan diri untuk menjadi kota penggerak koperasi di Indonesia," tutupnya.

Sebenarnya agenda Joko Widodo beserta rombongan selama di Makassar setelah membuka acara peringatan Harkopnas adalah mengunjungi salah satu Badan Usaha Lorong yang ada di Kelurahan Pisang Utara, RW 1 RT 4, Kecamatan Ujung Pandang. Badan usaha yang dicanangkan oleh Wali Kota Makassar, Ir. Danny Pomanto itu bernama Longgar atau Lorong Garden.

Ratusan tanaman lombok atau cabe menghiasi sepanjang lorong tersebut hingga penuh dengan warna hijau karena dihiasi dengan tanaman lain. Masyarakat tak sabar melihat lorong kebanggaannya untuk dikunjungi. Akan tetapi, Jokowi tidak datang mengunjungi lorong tersebut. Mudah-mudahan warga Kota Makassar merasa tidak kecewa akan hal itu. (Tulisan ini dikirim oleh jusriadi05)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya