Skandal Suap Rolls Royce, Penyidik Bongkar 30 Juta Dokumen 

Pekerja di pabrik Rolls -Royce
Sumber :
  • DailyMail

VIVA.co.id – Perusahaan penyedia mesin jet, Rolls-Royce, akhirnya setuju membayar ganti rugi atas upaya suap yang telah dilakukannya. Perusahaan bermarkas di Inggris itu akan membayar ganti rugi sebesar 671 juta Pound, atau sekira Rp11 triliun. Besaran itu disampaikan lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO).

Pejabat RI Terkaya Versi LHKPN Koleksi Mobil Mewahnya Bikin Ngiler, Rolls-Royce hingga Bentley

Tak cuma untuk perantara bagi bos-bos kecil di bermacam maskapai berbagai negara, Rolls-Royce bahkan juga tercatat pernah melobi menteri untuk melemahkan peraturan antisuap yang saat itu tengah gencar dilakukan. Saat itu, Rolls-Royce dipimpin John Rose hingga 2011.

Seperti dilansir The Guardian, Jumat 20 Januari 2017, dokumen yang disampaikan pengadilan, pada 2004, Rolls-Royce dan perusahaan multinasional lainnya memang diberikan tekanan oleh Pemerintah Inggris untuk memerangi suap. Dokumen-dokumen secara terperinci juga menyebutkan Rolls-Royce dan perusahaan multinasional lainnya merasa keberatan dengan aturan itu, dan kemudian berusaha melakukan lobi kepada pihak terkait.

Mobil MPV Baru Ini Disebut Senyaman Rolls-Royce

Pertemuan lobi kemudian dilakukan pada bulan Juli 2004, di mana Rolls-Royce menyatakan menolak aturan itu, karena merupakan aturan yang sangat ketat bagi perusahaan swasta. Pada pertemuan lainnya, di bulan berikutnya, Rolls-Royce dan perusahaan lain akhirnya sepakat menjaga rahasia jika mereka akan melakukan operasi di lingkungan tertentu dengan melibatkan perusahaan besar.

Bagi Rolls-Royce, aturan itu memang sangat mencekik, karena mereka telah membangun jaringan agen atau perantara selama beberapa tahun dan sadar akan penawaran keuntungan komersial yang penting. Semacam mempermudah saat 'membuka pintu'.

Harga Rolls-Royce Harvey Moeis dan Sandra Dewi yang Disita Kejagung Bikin Pemilik Gaji UMR Kaget

"Jelas, Rolls-Royce tidak ingin ada pengawasan karena model bisnis utamanya adalah membayar suap melalui agen untuk memenangkan kontrak," kata Sue Hawley, seorang aktivis anti-korupsi yang terlibat dalam tindakan hukum Rolls-Royce.

Sementara itu, seperti dilansir Sky News, Hakim Inggris Sir Brian Leveson, menyebut, Rolls-Royce memang telah melakukan kegiatan korup secara sistemik. Suap dibayar untuk memenangkan kontrak di negara-negara termasuk Indonesia, China, Rusia, India, Thailand, Irak dan Angola. Mereka bahkan telah berhasil mendapatkan keuntungan 250 juta Pound dari caranya itu. Leveson menemukan, korupsi itu melibatkan karyawan senior Rolls-Royce.

Sementara itu, SFO menyatakan telah memperingatkan mendorong penyelidikan terhadap Rolls-Royce pada 2012. Akhirnya mereka terbukti melakukan tindakan tak dibenarkan. Penyelidikan sendiri dilakukan sejak empat tahun lalu, lebih dari 30 juta dokumen diperiksa. John Rose sendiri tercatat mundur sebagai kepala eksekutif Rolls-Royce pada 2011, setelah 15 tahun berada di puncak perusahaan.

Chief Executive Officer Rolls-Royce Warren East, yang bergabung sebagai direktur non-eksekutif pada tahun 2014, dalam sebuah pernyataan telah meminta maaf atas skandal suap. "Meminta maaf tanpa syarat untuk perilaku yang telah ditemukan," demikian pernyataan pihak Rolls-Royce yang dibacakan di Pengadilan Tinggi Kota London, Inggris, Selasa lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya