- VIVA.co.id/Maryadie
VIVA – Mobil ramah lingkungan diprediksi tak lama lagi akan booming. Hal ini seiring dengan semangat sejumlah pabrikan dan pemerintah untuk menghadirkan kendaraan rendah emisi.
Menurut Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, solusi kendaraan berpenggerak listrik yang sesuai karakter masyarakat di Indonesia dalam waktu dekat ialah model plug-in hybrid.
Hal tersebut tak terlepas dari infrastruktur yang terdapat di Tanah Air. "Sama dengan bensinnya atau bahan bakarnya untuk menghasilkan listrik. Penggerak dari kendaraan sudah elektrik, berbeda dengan hybrid, masih ada combustion engine, jadi kemungkinan kalo plug in hybrid tanpa infrastruktur sudah bisa jalan," kata Airlangga, di acara Kickoff Electrified Vehicle Comprehensive Study, di Jakarta, Rabu, 4 Juli 2018.
Andaipun ingin meramaikan model listrik, kata dia, tentu harus sejalan dengan banyaknya charging station sebagai bahan bakar utama kendaraan. Untuk itu, plug in hybrid dinilainya paling masuk akal untuk bisa diterapkan di Tanah Air, menunggu lengkapnya proses ke arah sana.
"Jadi mungkin itu pilihan yang rasional, kita dorong, sehingga bisa menggunakan bahan bakar yang ada," ujar Airlangga.
Pemerintah optimistis, target 20 persen emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) pada tahun 2025 mendatang bisa tercapai.
Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian baru saja mendapat sumbangan dari Toyota berupa 18 unit mobil. Belasan mobil itu dihibahkan untuk keperluan riset dan studi, terdiri dari enam Prius, enam unit Prius Prime (plug-in hybrid), dan enam Corolla Altis.
Mobil-mobil itu bakal jadi 'kelinci percobaan' untuk pengembangan mobil ramah lingkungan yang sesuai dengan Indonesia di masa depan. (mus)
