Menjajal Kemampuan 'Si Montok' Django Libas Kemacetan

Peugeot Django 150.
Sumber :
  • Eicma.it
VIVA.co.id
Sensasi Off-road Disopiri Mantan Jawara Reli Dakar
- Saat pihak Garasindo menawarkan sensasi menjajal Skutik Peugeot Django 150cc kepada redaksi VIVA.co.id, beberapa waktu lalu, hal pertama yang terpikirkan adalah mungkin rasanya tak jauh beda dengan skuter model lainnya.

Kupas Kelebihan dan Kekurangan Yamaha Xabre

Namun, pikiran itu sedikit buyar setelah berada di sadel Peugeot Django. Jok terasa sangat empuk dan terasa nyaman meski agak jinjit, mengingat skuter yang terlihat panjang nan montok ini memang awalnya didesain untuk postur orang Eropa.
Tengok Pikap Mungil Saat Disiksa Bawa Beban 1 Ton


Pikiran semakin galau, saat menggerak-gerakkan setang kemudi. Meski tetap menggunakan ban besar layaknya motor skuter lainnya, kemudi terasa enteng, jauh dari kesan kaku. Keinginan menjajal peforma sepenuhnya tak tertahan lagi.

Namun, sebelum mengulas mengenai skuter Django, ada baiknya lebih dulu mengenal asal-usul nama Django. Mungkin banyak yang tak tahu jika Django ini diambil dari sosok gitaris legendaris asal Prancis, Dean ‘Django’ Reinhardt.

Pria kelahiran Belgia ini begitu dikenal. Terlebih setelah ia jadi sosok yang mempopulerkan cara memetik gitar unik menyusul insiden luka bakar yang membuat dua jari tangan kirinya menyatu. Bahkan, ia dianggap gitaris Jazz terbaik di masanya.


Ingin tampil beda dan terkenal mungkin jadi alasan Peuqeot memilih nama Django untuk skuternya ini.




Skuter Peugeot Django 150 diluncurkan di Indonesia pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015 lalu. Django 150cc meluncur bersamaan dengan dua saudara kandungnya, CityStar 200cc dan Metropolis 400cc.


Untuk model Django terdiri dari tiga tipe yakni Sport, Evasion dan Allure. Kali ini, VIVA.co.id berkesempatan menjajal tipe sport.


Untuk harganya, Django Sport ini dibanderol seharga Rp34,9 juta. Sedangkan untuk Evasion dihargai Rp35,9 juta, dan yang termahal adalah Allure dengan banderol Rp37,9 juta.


Skuter ini menggunakan ban dengan ukuran 12 inci, ukuran yang tentu sedikit lebih kecil dibanding skuter pada umumnya yang biasanya menggunakan ukuran 14 inci. Padahal, tinggi jok sebenarnya hanya 77 cm. Namun, ban relatif lebih lebar.


Ergonomi segitiga skuter yang satu ini ditandai dengan setang tinggi dan posisi kaki menekuk dan ini juga tak jauh berbeda dengan ergonomi skuter model yang lainnya.


Untuk dapur pacu, Django Sport ini ditanami mesin 150 cc injection 4-stroke yang menghasilkan tenaga hingga 8,3 kW.




VIVA.co.id kali ini lebih fokus untuk menguji kemampuan skuter yang satu ini untuk melibas kemacetan ibu kota. Rute rumah di Ciputat hingga kantor di Pulo Gadung menjadi pilihan. Pas, karena rute ini juga dikenal ekstrem karena macetnya.


'Jeddek kecil' suara starter bak salam perkenalan pertama saat menunggangi Django. Bunyi khas skuter tetap tak dapat dihilangkan. Namun, yang menjadi catatan pertama sebelum berjalan, getaran skuter yang satu ini tak sekasar skuter yang lain.


Tancap gas! Tak butuh waktu lama, medan yang dicari ditemui. Ya, kemacetan yang mulai mengular dari Pasar Ciputat langsung memberikan kode untuk menguji kemampuan skuter ini. Dengan perjalanan merayap, skuter ini terbilang mumpuni karena kestabilan kemudi.


Menjelang terminal Lebak Bulus, jalanan agak lenggang. Momen ini sangat pas untuk menguji kemampuan si bongsor ini meliuk-liuk di antara mobil dan kendaraan lainnya. Hasilnya, skuter ini juga cukup andal dan kemudi terbilang enteng untuk bermanuver di tengah kepadatan jalan.


Lalu melewati jalan Casablanca arah Banjir Kanal Timur (BKT), jalanan lengang. Hal ini tak disia-siakan untuk menguji kecepatan Si Django. Dengan menggunakan bahan bakar pertamax, tarikan awal memang terlihat enteng.


Namun, peminat Django tampaknya jangan terlalu berharap untuk mendapatkan kepuasan soal kecepatan. Maklum, skuter ini sudah mulai sedikit tak nyaman saat kecepatan telah menyentuh angka 100 km per jam.


Kesimpulannya, skuter Django sebenarnya masih terbilang cukup mumpuni untuk menaklukkan kemacetan di Jakarta. Terlebih, skuter ini memang tampak lebih memprioritaskan kenyamanan pengendara.


Dan catatan yang tak kalah unik, skuter ini punya tangki bensin yang lain dari pada yang lain. Tangki berada di bawah setang kemudi. Jadi tak heran beberapa petugas SPBU kebingungan saat akan mengisi bahan bakar.


"Kok, masih duduk di jok aja, jadi diisi gak mas?" Padahal tangki sudah dibuka. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya