Plus Minus Ertiga Diesel Hybrid, Ulasan Lengkap

Suzuki Ertiga Diesel Hibrid
Sumber :
  • viva.co.id/Yasin Fadilah

VIVA.co.id – Belum lama ini, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) selaku agen pemegang merek Suzuki di Tanah Air telah meluncurkan mobil low multi purpose vehicle (LMPV) andalannya, Ertiga Diesel Hybrid, yang dikawinkan dengan transmisi manual 5 percepatan.

Semua Mobil Suzuki Diganjar Diskon Besar Sampai 5 Hari ke Depan

Mobil itu diklaim juga telah disematkan fitur-fitur canggih seperti Smart Hybrid Vehicle System (SHVS) serta dibantu Integrated Starter Generator (ISG) yang membuat kendaraan satu ini lebih irit dari versi gasoline.

Meski demikian, tak sah rasanya jika tidak melakukan pengujian. Sesaat setelah seremoni peluncuran, sejumlah jurnalis, termasuk VIVA.co.id, diajak merasakan mobil keluarga berkapasitas tujuh penumpang itu menuju Bogor, Jawa Barat. Setidaknya, ada 15 unit Suzuki Ertiga Diesel Hybrid yang bisa dijajal awak media untuk mengetahui performa dan kenyamanannya.

Ada Promo Menarik Tukar Tambah Mobil di JAW 2022

Desain interior dan eksterior mobil Ertiga

Saat pertama kali melihatnya, desain eksterior Ertiga Diesel ternyata tak jauh beda dengan tipe GX berbahan bakar bensin. Yang membedakan hanya dari emblem DdiS (Diesel Common Rail Direct) pada bagian samping dan buritan menampilkan logo Hybrid dan Zdi di bagian belakang.

Mobil Pesaing Avanza dan Xpander Dijual Mulai Rp201 Jutaan

Selain itu, terdapat juga headlamp with leveling feature yang dapat diatur secara manual, ini tidak ada pada Ertiga sebelumnya. Dengan penambahan fitur tersebut, level headlamp mobil bisa diatur secara manual tinggi rendahnya. Sehingga, pengendara cukup mudah mengoperasikannya.

Masuk ke kabin, desain interior terlihat cukup stylish berkat paduan warna krem pada dasbor plastik. Tapi, warna itu terlihat sedikit “kuno” dan cukup membuat mata pengemudi lelah. Namun, jika melihat desain jok yang terbuat dari bahan fabric warna beige, Suzuki sepertinya berhasil menyampaikan pesan lega dan nyaman di dalam bagian interior mobil.  

Untuk pengemudi yang memiliki postur tinggi 173 sentimeter dan berat 80 kilogram, desain ruang kemudi cukup nyaman. Apalagi, ada tambahan pengaturan tinggi rendah setir kemudi, sehingga membuat pengemudi bisa menemukan posisi duduk yang nyaman.

Sementara itu, melihat secara teliti bagian dashboard mobil, tim menemukan sedikit keanehan pada bagian pendingin udara (AC), sebab mobil ini telah menyajikan AC with Heater. Awalnya tim sempat merasa penasaran dengan fitur AC with Heater. Sebab, fitur ini tidak banyak digunakan untuk negara beriklim tropis. Namun, setelah dijelaskan akhirnya cukup dimengerti.

"AC Heater sebenarnya cuma pengen nambah fitur additional saja, karena kalau beli mobil tidak akan ada konsumen yang hanya menilai satu fitur saja yang diandalkan. AC heater itu tambah values saja dan compliment saja," kata Head of Brand Development & Marketing Research 4W PTSIS, Harold Donnel, kepada VIVA.co.id.

Jika melihat spesifikasi Ertiga yang ada di India, fitur ini memang telah disematkan. Sepertinya, Suzuki membawa mobil Ertiga secara full import dan tanpa ada downgrade untuk tiap bagiannya.

Meski demikian, Harold berdalih fitur ini akan berguna untuk beberapa lokasi yang ada di Indonesia. "Misalkan kalau ke puncak, daerah dingin seperti Bandung, bisa digunakan. Selain itu, fitur ini juga bisa membantu kaca mobil lepas dari embun," ujarnya.

Lebih lanjut, bagian interior lain juga ikut dipoles, sebab Suzuki telah memberikan audio steering wheel controls dikelir setir, guna menjaga konsentrasi pengemudi saat berkendara. Tombol-tombol tersebut diciptakan sebagai pengatur channel radio dan volume suara audio mobil.

Tambahan lainnya, terdapat power window auto down yang tersimpan di bagian supir dan tambahan dua tweeter di bagian depan. Pada sisi setir kanan juga terdapat tombol SHVS switch on/off yang digunakan untuk mengaktifkan fitur idle start stop system (ISS).

Sedangkan untuk layar multi information display (MID) terdapat indikator pengaturan transmisi mobil yang dimaksudkan untuk memberikan saran bagi pengguna dalam memindahkan gigi secara manual.

"Jadi, saat posisi gigi tiga misalnya, harusnya sudah dipindah ke gigi empat, dia akan secara otomatis memberikan saran untuk naik, kalau tandanya naik panah ke atas dan ke bawah harus diturunkan," tuturnya.

Sedangkan, jika gambarnya berbentuk bulat, pemilik disarankan untuk tetap mempertahankan posisi gigi yang sedang dijalankan. Disematkan pula fitur Night Mirrors pada kaca spion dalam, yang dapat membantu pengemudi mengurangi kadar cahaya pengendara lain dalam kondisi gelap di malam hari.

Menguji Keiritan

Saat pertama kali dinyalakan, suara mesin 1.300cc yang terpasang terdengar halus untuk mobil sekelas diesel. Meskipun masih terdengar dari dalam kabin seperti umumnya mobil bermesin diesel lain. Tapi, berada di dalam interior Ertiga Diesel Hybrid tetap terasa nyaman tanpa gangguan suara dan getaran mesin.

Kendati demikian, ada catatan yang perlu diperhatikan saat menyalakan mesin diesel Ertiga. Sebab, mesin diesel commonrail 1.3-liter yang disematkan ternyata mempunyai syarat. Salah satunya yaitu memastikan seatbelt sudah terpasang di bodi pengendara, dan tidak menginjak gas serta kopling.

Hal ini karena Ertiga telah menggunakan fitur Idling Start/Stop System. Jika mati saat posisi netral, cukup mudah untuk menyalakannya lagi. Pengemudi hanya menginjak pedal kopling. Maka, mobil bisa digunakan kembali baik itu saat menghadapi kemacetan atau singgah di tepian jalan.

Ketika mulai melaju di jalanan Jakarta, para jurnalis ditantang untuk melakukan adu irit bahan bakar. Hal ini dilakukan untuk menguji keiritan mobil Ertiga terbaru yang telah menyematkan teknologi diesel hybrid. Klaim SIS berdasarkan hasil uji yang diterbitkan BT2MP-BBPT, kendaraan ini mampu bergerak sejauh 22,6 kilometer perliter (kpl) solar.

Penasaran untuk mendapatkan angka konsumsi terbaik, VIVA.co.id sengaja tidak mematikan air conditioner (AC) saat memasuki tol dalam kota menuju Jagorawi. Kondisi jalan yang sedikit renggang membuat ritme berkendara cukup konstan dengan angka kecepatan 70-80 kpj.

Sebelum berhenti beristirahat, hingga melintas di kawasan Sentul, total konsumsi bahan bakar Ertiga Diesel Hybrid tidak lebih dari patokan BPPT. Menurut tabel multi information display (MID) VIVA.co.id bersama tim mampu menyentuh angka 22,5 kpl.

Namun, perubahan angka konsumsi cukup drastis ketika tim kembali melanjutkan perjalanan menuju kawasan Rainbow Hills. Dengan sajian lintasan perbukitan yang berliku dan dipenuhi medan menanjak, membuat pola berkendara berubah lebih agresif.

Selain itu, karena mobil banyak bermain di gigi rendah dan pacuan rpm jadi naik dari lintasan sebelumnya. Hasilnya, angka konsumsi di MID turun signifikan.

Dari total jarak tempuh VIVA.co.id dari Jakarta ke Rancamaya, angka yang didapatkan yaitu 80,6 km. Jarak tersebut menjadikan konsumsi bahan bakar di MID turun menjadi 19 kilometer perliter (kpl). Meskipun demikian, bagaimana pun hasilnya, tetap pola berkendara Anda yang menentukan.

Uji Performa

Karena mobil diarahkan menuju jalanan terjal, di mana rute yang diambil yaitu menyusuri daerah bukit pelangi menuju puncak dan berakhir di Hotel Rancamaya, VIVA.co.id berkesempatan mencoba kemampuan dari Ertiga Diesel.

Saat tiba di bukit pelangi, rasanya bukan perkara sulit bagi LMPV diesel hybrid pertama di Indonesia satu ini, untuk bisa menghadapi tanjakan karena menyimpan torsi yang galak.

Mesin diesel yang memiliki tenaga 89 horse power pada 4.000 rpm dan torsi puncak 200 Nm di 1.750 rpm cukup nyaman dikendarai. Torsi yang disajikan juga cukup besar untuk ukuran mesin kapasitas 1.3-liter itu. Hasil tersebut didapatkan karena adanya bantuan tenaga yang datang dari ISG meski tidak terlalu dominan.

Selain itu, karena mobil Ertiga sudah dilengkapi variable geometry turbo (VGT) dengan spesifikasi khusus dan juga ditambahkan menggunakan turbo intercooler bertekanan 2,45 bar, rasanya cukup nyaman saat digunakan dalam kondisi jalanan datar maupun meninggi.

Namun, tips terbaik agar mulus melibas tanjakan terjal adalah menjaga momentum sejak awal dengan menjaga putaran mesin antara 1.750-2.000 rpm. Memang menaklukkan jalan tanjakan dengan kondisi padat merayap tidak mudah. Dengan mobil ini, cukup posisi gear 1 dan mobil yang sedang terisi tiga orang secara perlahan merayap ke atas.

Jika mencoba fitur idling Start/Stop engine yang disematkan, dirasa cukup membantu pengemudi dalam meningkatkan efisiensi bahan bakar. Sebab, saat berhenti dalam kemacetan, mobil mati secara otomatis dan konsumsi kendaraan cukup terbantu.

Mengaktifkan fitur ini sangat mudah. Caranya pindahkan tuas transmisi ke posisi netral, dalam kondisi mesin menyala. Kemudian lepas pedal kopling dan secara otomatis mesin akan mati. Untuk menyalakan mesin, tinggal injak pedal kopling.

Namun, yang jadi persoalan yaitu fitur start/stop disematkan pada transmisi manual. Cukup repot memang awalnya, tapi jika sudah terbiasa akan dapat terbiasa dengan sendirinya.

Selain itu, selama dalam perjalanan, indikator SHVS berwarna hijau pada panel instrumen terlihat sesekali menyala. Ini adalah bukti bahwa ISG sedang melakukan pengisian daya ke baterai 70 Ah. Teknologi ini juga bisa aktif saat mobil deselerasi atau di saat melakukan pengereman.

Satu lagi yaitu gear shift indicator. Fitur ini untuk membantu pengemudi menempatkan posisi gear yang tepat guna mencapai titik efisiensi semaksimal mungkin.

Terkait suspensi, walau untuk bagian penumpang belakang masih terasa sedikit keras pada saat melintas jalan tidak rata serta berbatu, namun untuk pengemudi atau penumpang bagian depan sangat empuk dan nyaman. Akselerasi kendaraan pada saat tancap gas di jalan yang lurus dan berkelok pun sangat baik.

Kesimpulan

Jika melihat dari sisi harga, sepertinya sangat pas Suzuki menerapkan Ertiga Diesel Hybrid dengan banderol Rp219 juta. Sebab, fitur yang disematkan juga cukup komplet. Namun bukan hanya soal harga, fitur tambahan seperti AC Heater rasanya tidak perlu diterapkan. Sebab, tak terlalu dibutuhkan.

Secara keseluruhan, mobil pesaing Avanza-Xenia dan Mobilio itu cukup nyaman, namun alangkah baiknya diperhatikan juga sisi desain yang tak jauh beda dengan versi sebelumnya.

Kekurangan: Desain tak berubah signifikan begitu juga interiornya, penggunaan baterai non Lithium-ion, suspensi masih dianggap keras.

Kelebihan: Harga terbilang terjangkau, handling mudah, posisi pengemudi yang nyaman, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) tentunya irit. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya