- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Tak bisa dipungkiri bahwa sampai saat ini masih banyak pemilik mobil yang sering mengisi bahan bakar terlalu penuh alias full tank. Alasan klasiknya adalah agar tidak capek bolak-balik ke stasiun pengisian bahan bakar umum.
Namun ternyata, mengisi bahan bakar terlalu penuh memiliki dampak negatif. Seperti dikutip dari laman Daihatsu, Jumat 4 Agustus 2017, efek buruknya adalah bahan bakar akan terbuang dengan sia-sia alias bisa membuat boros. Setiap tangki kendaraan selalu dilengkapi dengan lubang hawa yang fungsinya mengurangi tekanan yang dihasilkan bahan bakar saat ada di dalam tangki.
Bila seluruh ruang tangki dipenuhi dengan bensin, maka gas yang timbul dari hasil ekspansi bahan bakar akan keluar dari tangki melalui selang, sehingga bahan bakar terbuang percuma. Dengan itu tangki bensin butuh ruang agar bensin bisa mengembang alias tidak mengendap.
Jadi, setiap bensin yang mengucur dari selang pengisian bisa terhisap balik ke tangki SPBU.Hal ini lantaran mesin pengisian bahan bakar sudah canggih, yakni dilengkapi dengan penghisap uap bensin. Saat selang pengisian mendeteksi bensin yang diisikan sudah penuh, maka penghisap secara otomatis menyedot uap bensin yang keluar dari lubang pengisian kendaraan.
Mengisi bensin terlalu penuh juga mengganggu kesehatan. Setiap bensin yang tumpah atau menguap menjadi faktor penyumbang polusi udara. Dalam pengisiannya, disarankan untuk berhenti setelah muncul bunyi "plop" pertama dari mesin pengisi. Saat isi bensin biarkan tetap ada ruang antara bensin dan leher tangki. (ren)