GBSI Diminta Perbanyak Turnamen Bridge

Sumber :
VIVAnews
GGI 2015: Ajang Pertarungan Pegolf Muda
- Penggagas Monday Bridge Club, Herawati Diah meminta olahraga Bridge mendapat perhatian lebih dari induk organisasi GBSI (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia). Lebih dari dua tahun terakhir ini sangat sedikit turnamen bridge yang diselenggarakan.

Perlu Terobosan Baru untuk Angkat Prestasi Indonesia

“Bridge memerlukan perhatian dari induk Organisasinya di Indonesia, agar dapat berkembang,” ujar Herawati Diah dalam konferensi pers Turnamen Bridge "Dora Sumitro", Kamis 13 Februari 2014.
Atlet Indonesia Torehkan Rekor di APG 2015


Menurut Herawati, sebenarnya olahraga bridge bukan jenis olahraga yang baru di Indonesia. Indonesia bahkan pernah menjadi negara yang sangat berprestasi dan disegani di kancah olahraga brige dunia.


Oleh karenanya pihaknya berinisiatif menyelenggarakan turnamen Bridge guna mengangkat kembali popularitas olahraga yang bersifat tim ini. Turnamen yang dinamakan Turnamen Bridge "Dora Sumitro" ini juga sekaligus untuk memperingati Hari Kartini 2014 yang akan datang.


“Turnamen Bridge terbuka sengaja kami pilih untuk memperingati Hari Kartini, karena olahraga Bridge yang tidak mengenal batas usia ini mampu  mengasah daya pikir agar tetap tajam dan melatih pengendalian emosi, karakter yang penting bagi perempuan,” kata Herawati.


Turnamen ini sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 26 April di Jakarta atas dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD). Bukan tanpa alasan pihaknya menyematkan nama Dora Sumitro dalam Turnamen ini.


“Nama Dora Sumitro kami gunakan, sekaligus mengenang Ibu Dora Sumitro yang sampai akhir hayatnya di usia 87 tahun, adalah pemain bridge handal anggota Monday Club,” ujar Herawati.


Turnamen ini sendiri bersifat terbuka untuk diikuti oleh pasangan pemain bridge dari berbagai klub yang ada di Jakarta. Rencananya turnamen ini akan diikuti oleh 200 peserta dan dibuka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar.


“Bridge itu olahraga otak, mengandalkan kecerdasan pemikiran. Selain itu olahraga ini bukan permainan individu melainkan permainan tim karena dimainkan oleh dua orang sebagai satu tim,” kata ketua Penyelenggara, Paula Wirjawan Djojosoegito.


"Dengan semangat Kartini yang tinggi, kami berharap mereka menjadi teladan dan inspirasi bagi kaum perempuan lainnya,” kata Aryo Djojohadikusumo, Wakil Pengurus Yayasan Arsari Djojohadikusumo. “Semoga turnamen ini memberi dampak yang positif bagi perkembangan bridge di Indonesia.” (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya