Pelatih Tim Voli DIY Jual Mobil Demi Tampil di PON 2016

Anak pelatih voli Putut Marhaento, Antonius Adi
Sumber :
  • Daru Waskita (Yogyakarta)/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Tim voli putra DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) hanya menjadi menduduki tempat kedua dalam pertandingan Pra PON Jawa Barat setelah ditaklukkan oleh tim Jawa Tengah. Konsekuensinya untuk dapat berlaga dalam PON 2016 mereka tidak mendapatkan dukungan dana penuh dari KONI DIY.

Pesan Haru Atlet Voli Megawati Untuk Mendiang Ayahnya, Ucapkan Rindu Mendalam

Di sisi lain semangat 15 pemain dan ofisial untuk mengharumkan nama DIY di kancah nasional tetap menggelora. Pengda PBVSI DIY harus memutar otak dengan kekurangan anggaran yang ditanggung jika ingin berlaga di PON karena KONI DIY hanya bisa memberikan dana 50 persen saja.

Tim DIY pun harus berlatih menggunakan lapangan milik klub Yuso tanpa dipungut biaya. Sementara pemain juga tidak dibayar saat berlatih karena tidak ada anggaran.

Meski Cedera, Megawati Hangestri Masih Bisa Smash Keras hingga Lawan Terkapar

Pelatih kepala Tim Voli Putra DIY, Putut Marhaento melihat besarnya semangat pemain DIY untuk berlaga di PON 2016. Dia pun memutar otak dan akhirnya merelakan mobilnya dijual untuk menutupi kekurangan anggaran tersebut.

Bersamaan dengan acara Otobursa TVRI Jogja, satu unit mobil milik Putut yang juga pelatih pelatih klub Voli Putra Jakarta Elektric PLN dibawa oleh anaknya Antonius Adi ke Otobursa TVRI Jogja untuk dijual dengan penawaran harga Rp 100 juta.

5 Bidadari Voli Pantai Dunia, Bikin Kaum Adam Gagal Fokus

"Mobilnya Daihatsu Luxio tahun 2011, warna hitam, automatic, tangan kedua, AB Yogya. Mobil ini jarang dipakai karena hingga saat ini kilometernya baru 93 ribu sejak mobil keluar dari pabrikan tahun 2011 silam," kata Adi di  Otobursa TVRI Jogja, Minggu 12 Juni 2016.

Diakui Adi, ayahnya mempunyai ambisi untuk meraih emas dalam PON 2016 meski dana yang dikeluarkan bukan dari pemerintah namun dari hasil bantingan pengurus PBVSI DIY. "Ayah saya melihat semangat dari tim voli sangat tinggi untuk mengharumkan nama DIY di tingkat nasional. Harta dapat dicari lagi namun mengharumkan nama DIY sangat sulit dicapai," bebernya.

Diakui Adi, ia sengaja tidak menempelkan harga jual mobil seperti mobil lainnya di Otobursa TVRI Jogja namun hanya menempelkan tulisan pada mobilnya "Dijual Untuk Bayar PON 2016 Jawa Barat, Cab Bola Voli, Hub 081227497510.”

"Saya buka harga Rp 100 juta. Jika tidak laku di Otobursa TVRI bisa menghubungi nomor handphone tersebut. Itu nomor HP ayah saya,"katanya.

Adi berencana untuk memajang mobil yang saat ini masih atas nama dirinya di STNK atau BPKB hingga Otobursa TVRI Jogja tutup sekitar jam 16.00 WIB. "Kalau memang laku tidak balik nama juga tidak apa-apa. KTP boleh pinjam selamanya,"bebernya.

Bendahara Pengda PBVSI DIY, Sujadi mengatakan untuk memberangkatkan pemain dan ofisial yang berjumlah 15 orang, minimal dibutuhkan dana Rp88 juta. Sedangkan tambahan Rp30 juta lagi untuk pengadaan seragam tim.

"Ya minimal kita butuh anggaran Rp120 juta dan itu anggaran paling minim karena hanya untuk akomodasi, makan, penginapan dan seragam pemain,"katanya.

Dia pun berharap mobil milik Pak Putut bisa laku terjual Rp 100 juta karena membeli mobil ini tidak saja karena harga namun ada kebanggaan tersendiri karena mampu berkorban untuk mengharumkan DIY di kancah PON 2016 di Bandung khususnya cabang bola voli putra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya