Satlak Prima dalam Sorotan Menpora

Menpora Imam Nahrawi
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Kegagalan Indonesia di SEA Games 2017, Kuala Lumpur, membuat pemerintah, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, menggelar evaluasi besar-besaran. Salah satu sektor yang dievaluasi adalah kinerja dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Dalam persiapan SEA Games 2017, Satlak Prima memang selalu disorot. Berbagai keterlambatan seperti distribusi uang saku, peralatan, dan lainnya, kerap terjadi.

Birokrasi yang bertele-tele dari Satlak Prima ke instansi lain, menjadi penyebab utama mengapa hal tersebut kerap terjadi.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, pun sudah menyiapkan tindakan agar hal tersebut tak terjadi. Satlak Prima nantinya akan mengalami pemangkasan Sumber Daya Manusia.

Sebagai informasi, jumlah anggota Satlak Prima saat ini mencapai 90 orang. Jumlahnya nanti akan dirampingkan hingga sepertiganya.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

"Jadi 30 orang. Dipangkas dengan tujuan agar tak terjadi anggaran ganda dan SDM," kata Imam di kantornya, Selasa, 19 September 2017.

Satlak Prima pun akan diubah menjadi Satuan Kerja Prima. Ada alasan mengapa Satker dibentuk.

Dengan porsi tugas macam INASGOC, nantinya diharapkan Satker Prima bisa menjadi lembaga layanan satu atap yang mengurus berbagai macam kegiatan seperti penyaluran keuangan untuk akomodasi dan uang saku atlet, serta administrasi lain.

"Agar lebih efisien dan mengurangi birokrasi yang begitu panjang. Kami ingin Satker Prima seperti INASGOC. Tapi, perlu kontrol juga. Karena itu kami akan pantau lewat inspektorat. Mereka harus lebih komunikatif agar tak terjadi masalah di SEA Games seperti molornya uang saku, akomodasi, dan peralatan," ucap Imam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya