- VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah
VIVA.co.id - Bulutangkis memang jadi andalan Indonesia di ajang Olimpiade selama dua dekade terakhir. Dimulai dari kesuksesan Susi Susanti di Olimpiade 1992 Barcelona, hingga sumbangan emas Ahmad Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Dalam sebuah sesi temu awak media di Pelatnas PB PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu 24 Agustus 2016, Gita Wirjawan selaku Ketua Umum PB PBSI, mengomentari keberhasilan bulutangkis menjawab tantangan meraih emas Olimpiade.
Menurutnya, kesejahteraan dan kedisiplinan adalah faktor utama yang bisa menjunjung prestasi seorang atlet. Gita mengatakan, PBSI hingga saat ini senantiasa berusaha meningkatkan kesejahteraan bagi para atlet, agar secara sinergi berjalan dengan pencapaian yang diraih atlet tersebut.
Selain itu, Gita juga tak mengesampingkan soal disiplin yang juga jadi faktor kesuksesan seorang atlet. Meskipun, semua elemen harus bersikap disiplin.
"Kalau kesejahteraan atletnya baik, saya kira prestasi akan secara langsung juga akan terjamin. Bagi kami, hal ini cukup untuk merangkum soal kesejahteraan. Pastinya, tentu kita akan bisa meningkatkannya," kata Gita kepada wartawan, Rabu, 24 Agustus 2016.
"Bukan hanya kesejahteraan, kedisiplinan juga harus ditanamkan dan ditingkatkan oleh seluruh elemen di PBSI. Ini harus berjalan sinergi, tidak bisa hanya berjalan di satu sisi saja," sambungnya.
Tak lupa, Gita juga menyampaikan rasa bangganya kepada pasangan Tontowi dan Liliayana, yang baru saja sukses merih medali emas Olimpiade 2016 Rio. Pasangan yang akrab disapa Owi/Butet, mampu merebut kembali emas setelah empat tahun lalu gagal dipertahankan Indonesia di Olimpiade 2012 London.
"Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat, media, dan seluruh atlet bulutangkis yang berangkat ke Rio (de Janeiro). Kemenangan Owi dan Butet adalah segalanya. Semoga ini akan menjadi inspirasi bagi para atlet yang ada di Tanah Air," ucapnya.
