- badmintonindonesia.org
VIVA.co.id – Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) akan dihadapkan dengan tantangan besar pada agenda 2017. Jika berkaca dengan pencapaian pada ajang Olimpiade Rio 2016, memang pengurus baru PB PBSI wajib bekerja keras untuk setidaknya menyejajarkan pencapaian itu.
Meskipun pada 2017 tidak akan ada ajang Olimpiade, ada beberapa event penting yang menjadi bidikan besar skuat Merah Putih. Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, All England, dan SEA Games akan jadi misi pencapaian armada Pelatnas Cipayung.
Pada 2016, selain merebut emas Olimpiade lewat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Indonesia juga sukses menyabet gelar juara All England melalui pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto.
Pencapaian ini bisa jadi salah satu motivasi besar PBSI dalam memupuk rasa optimisme dalam menatap prestasi gemilang berikutnya. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Susy Susanti.
"Pastinya ya. Tahun ini (2016) kita bisa dapat emas lagi di Olimpiade. Kita juga sukses juara All England. Jelas semua pencapaian itu harus bisa jadi motivasi kita, terutama di pembinaan prestasi atlet," kata Susy kepada VIVA.co.id, Jumat 30 Desember 2016.
Tantangan kepengurusan baru di bawah kepemimpinan Ketua Umum PP PBSI, Wiranto terbilang cukup berat dalam menatap persaingan ke depan. Sejumlah negara pesaing dalam kancah bulutangkis dunia makin menunjukkan tajinya sebagai ancaman berat skuat Cipayung, sebut saja Thailand, Malaysia, India, dan Jepang.