Ketidakstabilan di Wall Street Masih Terasa

Sumber :

VIVAnews - Di bursa saham Wall Street kini cenderung terdapat tarik-menarik opini antara investor yang meyakini bahwa ekonomi sudah berada di jalur yang tepat untuk pulih dengan mereka yang  percaya bahwa pemulihan kemungkinan berjalan lambat dan berliku-liku.

Pertentangan keyakinan itu justru menghasilkan ketidakstabilan (volatility) perdagangan saham, yang kemungkinan terus berlanjut pada pekan ini. "Ada pertentangan opini yang bisa menyebabkan perubahan tajam dalam harga pasar," kata Greg Walker, pengamat investasi dari JPMorgan Chase & Co.

Dalam beberapa pekan terakhir, situasi di lantai bursa didominasi oleh para investor yang antusias sehingga mendongkrak harga saham. Namun momentum itu hanya terasa di musim laporan pendapatan korporat per triwulan atau data ekonomi terbaru.

Pekan ini muncul berbagai laporan, diantaranya tingkat penjualan ritel, kinerja manufaktur, penjualan rumah baru, dan inflasi. Departemen Tenaga Kerja AS juga setiap pekan melaporkan jumlah terkini pemohon baru tunjangan pengangguran.
 
Tom Villalta, manajer porto folio dari Jones Villalta Opportunity Fund, menilai bahwa laporan-laporan ekonomi memainkan peran yang besar dalam perputaran harga saham setiap hari karena para investor terus mencari bukti-bukti kuat bahwa ekonomi memang sedang pulih.

"Mereka mengambil apa saja yang bisa dianggap memperkuat optimisme mereka," Villalta.  
 
Maka, Senin waktu New York, Departemen Perdagangan akan mengungkapkan tingkat penjualan ritel selama Oktober, yang bisa mempengaruhi sentimen investor. Para ekonom yang disurvei Thomson Reuters sudah memperkirakan bahwa tingkat penjualan ritel akan naik 0,8 persen setelah September sebelumnya turun 1,5 persen.

Para pengamat pada umumnya sepakat bahwa menguatnya tingkat belanja konsumen sangat diperlukan untuk memastikan pemulihan ekonomi. Jadi, bila tingkat belanja konsumen masih rendah, apalagi malah menurun, justru membuat harga saham anjlok.

"Berita yang biasa-biasa saja mengenai sektor konsumen tidak akan mampu menggenjot harga saham di pasaran," kata Mike Schenk, ekonom senior dari The Credit Union National Association.

Sementara itu, sejumlah perusahaan ritel utama pekan ini juga akan melaporkan pendapatan mereka selama triwulan ketiga. Mereka diantaranya Home Depot Inc, Target Corp, dan TJX Cos.

Namun, proyeksi bisnis para peritel justru dipandang lebih penting ketimbang laporan pendapatan terakhir mereka. (AP)