Kemerosotan Harga Minyak Terus Berlanjut

Sumber :

VIVAnews - Harga minyak mentah untuk perdagangan Asia hari ini turun hingga berada di bawah US$78 per barel karena melemahnya sejumlah indeks harga saham di sejumlah pasar utama regional.

Berdasarkan transaksi elektronik dari bursa New York, Senin sore waktu Kuala Lumpur, harga minyak untuk pengiriman Februari turun 25 sen menjadi US$77,75 per barel. Jumat pekan lalu, harga minyak pada transaksi di New York juga turun US$1,39 menjadi US$78 per barel.

Dalam satu pekan, harga minyak di bursa New York turun US$4,75. Sementara itu, harga minyak Brent di bursa London untuk pengiriman Maret turun 35 sen menjadi US$76,76 per barel.

Indeks harga saham di bursa utama Asia seperti Jepang dan Hong Kong hari ini melemah menyusul penurunan di bursa saham Wall Street pada Jumat pekan lalu. Anjloknya bursa Wall Street disebabkan kerugian pinjaman yang meningkat di JPMorgan Chase & Co., sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap laba bank-bank terkemuka lain.

Bank of America Corp., Citigroup Inc., Goldman Sachs Group Inc., Morgan Stanley, dan Wells Fargo & Co. dijadwalkan akan mengumumkan laporan korporat mereka
pekan ini.

"Kami melihat ada tekanan besar terhadap minyak. Laporan penerimaan korporat sejauh ini tidak terlalu menunjukkan adanya pertumbuhan penerimaan dan hal itu akan semakin memperlemah perekonomian AS," kata Victor Shum, analis energi lembaga konsultasi Purvin & Gertz di Singapura.

Shum mengatakan, musim dingin belakangan ini di AS gagal mengurangi besar-besaran simpanan minyak dan suhu buruk sekarang mulai membaik, sehingga akan mengurangi permintaan terhadap minyak.

Harga minyak kemungkinan akan semakin turun, tetapi Shum menaksir penurunan akan membuat harga minyak bereda di level pertengahan US$70-an per barel. (AP)