Terkuak, Dualisme Kepemimpinan Jadi Akar Masalah di Sriwijaya Air

Ilustrasi pesawat Sriwijaya Air.
Sumber :
  • Amir Zidane Facebook

VIVA – Direktur Sriwijaya Air Fadjar Semiarto, yang menyatakan mundur sore ini, mengungkap salah satu penyebab sengkarut perusahaan yang terjadi. Di luar permasalahan eksternal dengan PT Garuda Indonesia Tbk, ternyata internal Sriwijaya Air juga sudah bermasalah.

Fajar yang sebelumnya menjabat direktur Operasi Sriwijaya Air menyebutkan, ada dualisme kepemimpinan di perusahaan yang pemicu runyamnya kondisi perusahaan saat ini. Ada dua pemimpin di Sriwijaya Air yaitu direktur utama sesuai akta dan satu direktur utama untuk urusan kontijensi selama masalah terjadi.

"Ini membuat saya sulit berkoordinasi," kata Fadjar di Jakarta, Senin 30 September 2019.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sriwijaya Air, 24 September 2019, pemegang saham telah mengangkat Robert Daniel Waloni sebagai direktur utama. Kemudian, Robert menunjuk Jefferson I. Jauwena menjadi plt direktur utama Sriwijaya Air. 

Kedua, ada Joseph Adriaan Saul yang diangkat sejak akhir 2018. Pada awal September 2019, pemegang saham memecat Joseph dan digantikan oleh Robert. Namun, hingga kini keputusan itu dipertanyakan.

"Walaupun sekarang Pak Jefferson yang dirut kontijensi, tapi ada dirut yang sah dan ini pun sudah hal yang rasional," katanya.

Terbaru, adalah masalah surat rekomendasi yang disampaikan pihak manajemen kepada plt direktur utama yang tidak digubris. Hal ini membuat dua direksi di Sriwijaya Air itu mundur Fadjar dan Direktur Teknik Romdani Ardali Adang. 

Dia menegaskan, dualisme kepemimpinan ini membuat perusahaan sulit. Dia mengibaratkan dengan satu kapal yang memiliki dua kapten.

"Enggak mungkin kapalnya bisa berjalan sesuai target. Setiap orang bisa berpotensi, malah berlawanan arah," ujarnya.