Dua Hal Ini Diproyeksi Jadi Penopang Stabilitas Ekonomi RI 2020

Ekonom Bank BCA, David Sumual (kedua dari kanan)
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Perekonomian Indonesia dinilai masih bisa untuk tumbuh stabil pada 2020 mendatang, meskipun berada di tengah dinamisnya tantangan dari perekonomian global.

Kepala Ekonom BCA, David Sumual mengatakan, daya tahan ekonomi nasional itu antara lain ditopang oleh konsumsi masyarakat, serta efek kebijakan makro seperti penurunan suku bunga.

"Serta reformasi struktural yang mendorong investasi, dan diharapkan bisa menopang pertumbuhan ekonomi," kata David di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat 18 Oktober 2019.

Selain itu, David juga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi digital yang diperkirakan akan naik pesat hingga US$100 miliar pada 2025 mendatang, menurutnya akan turut berpengaruh pada prospek ekonomi Indonesia.

Dia memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 bisa mencapai 5,0 sampai 5,2 persen, dengan risiko eksternal yang masih terjaga. Di mana, neraca transaksi berjalan berada di level 2,0 sampai 2,5 persen dari PDB.

David mengakui, asumsi ini didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang cenderung pro-growth, terlebih dengan backdrop suku bunga global yang semakin menurun. "Meskipun risiko makro dari pembalikan arus modal masih perlu diwaspadai," ujar David.

Selain asumsi makro tersebut, David menjabarkan beberapa katalis yang bisa mendorong perekonomian nasional di tahun depan. Antara lain adalah soal kelanjutan proyek infrastruktur dan rencana pemindahan ibu kota, yang dinilai akan mendorong kinerja sektor konstruksi dan properti.

Dia juga menekankan pentingnya reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing nasional dan menarik investasi di tengah disrupsi rantai produksi global. Apalagi, penetrasi teknologi dan ponsel pintar juga ikut memunculkan kekuatan baru ekonomi dalam negeri, yang bertumpu pada digitalisasi.

Bahkan, dalam riset yang dirilis Google, Temasek, dan Bain menyatakan, Indonesia berkontribusi US$40 miliar atau Rp567,49 triliun dari total nilai ekonomi digital di Asia Tenggara, yang diproyeksikan menembus US$100 miliar pada 2019.

"Nilai ekonomi berasal dari lima sektor ekonomi berbasis internet, yaitu e-commerce, media daring, ride-hailing, wisata atau travel, dan layanan finansial. Pada 2025, ekonomi digital Indonesia bakal bertumbuh US$133 miliar," ujarnya.