Zaman Sudah Digital, Bank Tak Perlu Tambah Cabang Lagi Pak Jokowi

Presdir PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiatmadja
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Audy Alwi

VIVA – Kalangan perbankan merespons permintaan Presiden Joko Widodo untuk membuka cabang-cabang di pelosok-pelosok negeri.  Supaya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM dapat dibiayai dan mampu bertransformasi menjadi usaha besar.

Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pembukaan cabang di pelosok pada dasarnya tidak meningkatkan kinerja bisnis UMKM. Namun sebaliknya, bisnis masyarakat di suatu wilayah berkembang, maka perbankan akan berbondong-bondong masuk.

"Jangan dibalik, bank membuat bisnis, enggak bisa, itu terbalik menurut saya. Makanya saya pikir harus ada kerja sama antarinstitusi yang melakukan spesialisasi," tegas dia di acara Indonesia Bank Expo, Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 6 November 2019.

Apalagi, dengan perkembangan teknologi digital yang sangat pesat, keharusan perbankan untuk membuka cabang dikatakannya semakin tereduksi. Dia mencontohkan, dari sisi transaksi saja, saat ini yang melalui mobile banking dan internet banking sudah mencapai 75 persen, sedangkan melalui cabang dari yang pada 2007 sebesar 17 persen tahun ini tinggal 1,8 persen.

"Begitu cepat perubahan sehingga sepertinya cabang tak begitu diperlukan lagi. Jadi Bukan siapa yang menyalurkan, kalau semua masuk desa lantas apa yang terjadi? Persaingan bank, rebutan karyawan, penyediaan sarana dan prasaran," ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Utama Bank BRI Sunarso menambahkan, bisnis perbankan tidak bisa digeneralisir untuk masuk ke segmen-segmen yang sama. Sebab, masing-masing bank dikatakannya memiliki spesialisasi tertentu, sehingga mereka bisa mengurangi risiko pembiayaan.

"Semua bank sepakat tak akan menaruh semua risiko di satu basket. Tapi tak semua bank mampu membangun kompetensi di semua segmen. Makanya kita bagi tugas saja," ungkap dia.