Seruan Semangat Solidaritas Kebangsaan dari Titik Km 0 Indonesia

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo punya cara kreatif dalam rangka membangun persatuan dan solidaritas masyarakat di era Revolusi Industri 4.0. Acara kreatif Kominfo ini dinamakan Komunikasi Kebangsaaan.

Deklarasi Komunikasi Kebangsaan ini dimulai di Kota Sabang, Aceh pada Kamis, 14 November 2019. Acara ini mengangkat tema 'Kebangsaan Tanpa Batas' karena punya makna Indonesia sebagai negara yang punya ragam suku, budaya dan adat istiadat.  

Kasubdit Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan Kominfo Dikdik Sadaka mengatakan Aceh menjadi pilihan lokasi karena dikenal sebagai daerah Serambi Mekkah. Masyarakat Aceh juga dinilai punya rasa solidaritas tinggi.

Maka itu, kata dia, Kominfo sengaja menempatkan acara ini dari titik 0 Kilometer Indonesia yang berada di Pulau Sabang, Aceh.

“Ini adalah simbol komunikasi masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Komunikasi adalah cara untuk menjaga persatuan, saling toleransi, menjaga solidaritas kehidupan berbangsa,” kata Dikdik, dalam keterangannya, Jumat, 15 November 2019.

Dia menjelaskan komunikasi positif perlu diperkuat untuk menangkal maraknya hoax. Ia mengibaratkan jika di era digital ini, masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke bisa menjalin komunikasi yang efektif maka tak akan ada perpecahan.

“Komunikasi menciptakan persamaan persepsi dan satu pemahaman. Di situlah peran dari para pakar dan praktisi komunikasi di era digital, yaitu membantu mencerdaskan bangsa dalam berkomunikasi yang baik, benar dan sehat untuk selanjutnya menciptakan persatuan,” ujarnya.

Dalam acara ini, ratusan peserta yang hadir berasal dari anggota Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), dan peneliti di bidang komunikasi dan media. Selain itu, ada tokoh publik sampai praktisi media sosial seperti blogger dan youtuber.

Sementara, Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus bangga karena daerah yang dipimpinnya jadi tuan rumah deklarasi Komunikasi Kebangsaan. Menurutnya, dengan deklarasi ini memunculkan kepercayaan terhadap kota Sabang sebagai titik awal dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Dari anak SD sampai dewasa, dari Sabang sampai Merauke, harus digerakkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dari kilometer 0 (tugu titik 0) inilah, menjadi simbol persatuan kita sebagai bangsa,” ujarnya.